Dua Puluh Empat

1422 Words

“Masih pusing? Ayo kita ke rumah sakit biar lebih jelas,” ucap Levian menatap cemas Dini yang ia pergoki berusaha meninggalkan tempat tidur. Dini menggeleng menatap sang suami yang sudah berdiri di sebelahnya. “Aku sudah baik-baik saja. Pusingnya cuma kadang-kadang. Mungkin masuk angin. Memangnya Mas mau bantu kerokin?” ucapnya sambil menyingkirkan selimut tebal dari tubuhnya. “Jangankan cuman ngerokin, mijitin kamu sampai tahun depan saja aku mau. Asal kamu kasih ‘jatah’ lebih!” sergah Levian yang langsung sigap membopong Dini. Apa yang Levian lakukan membuat Dini syok. Namun, Dini bahagia. Hatinya berbunga-bunga. “Mas, aku enggak mau ke kamar mandi. Aku mau ke dapur buat masak mi. Pengin bikin mi rebus yang kuah, kasih telur, sayur, cabai, kayaknya enak banget!” ucap Dini sambil mena

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD