“[Radit mengalami kecelakaan.]” Kabar itu, membuat tubuhku langsung terjatuh lemas di atas lantai. Air mataku pun langsung mengalir seketika. Tapi, tidak untuk tubuhku yang tetap diam di tempat tanpa mau melihat kondisi Radit secara langsung. Hari di mana aku mengakhiri liburanku bersama kedua anakku dan mantan suamiku. Saat itu, aku mengatakan dengan pasti pada Alan kalau aku menerima rujuk dengannya kembali. Maka, tidak ada alasan lagi untuk aku menemui Radit setelah keputusan yang aku ambil demi menyelamatkan muka keluargaku, terutama muka anak-anakku. Meski aku sudah mati rasa pada Alan, karena cintaku sudah berpindah pada pemuda baik itu, tapi aku ingin menjalani takdir hidupku yang masih berjodoh dengan Alan. Namun, setelah kejadian ini, haruskah aku mengabaikan kehendak Tuhan? At