“Sejujurnya, aku takut. Aku takut sekali. Aku— mulai memikirkan omongan orang-orang di Desa tentang kedekatan Bunda dengan Bang Radit. Aku yakin, kalau... Bunda juga mengalami kesulitan yang sangat besar saat berada di Kota. Apalagi orang-orang Kota bukanlah orang-orang yang benar-benar tidak peduli dengan masalah atau pun kehidupan orang lain. Mereka hanya pura-pura tidak mau tahu, padahal di belakang kita, mereka itu melebihi serigala.” “Nuka?” Shabira terkejut mendengar ucapan putranya yang terdengar kelewat dewasa. Dia pun mulai mengkhawatirkan kondisi putranya jika dibiarkan memiliki pikiran berlebihan tanpa ada pengawasan darinya. “Sebenarnya, aku tidak peduli dengan siapa Bunda akan hidup nantinya setelah bercerai dari Ayah. Bahkan, aku juga tidak berharap kalau Ayah dan Bunda ak