10 Sentuhan di lengan membuat Ivana terbangun. Perempuan berkulit kuning langsat itu mengerjap-ngerjapkan mata sambil memandangi sepasang mata beriris hitam yang balas menatapnya dengan lekat. "Bun, bangun dulu. Papa bawa kebab," ujar Zayan sambil mengusap-usap lengan sang istri yang masih berusaha mengumpulkan nyawa. "Ehm, jam berapa, Mas?" Ivana menggeliat sebelum mengangkat tubuh dengan bertumpu pada kedua siku. "Jam sebelas." "Kok malam amat pulangnya?" "Tadi diajak karaoke ama bapak-bapak. Dipaksa si Malik, mau nggak mau ngikut deh." "Deuh, yang habis kumpul-kumpul. Mukanya senang amat." Ivana tersenyum mengejek, sementara Zayan terkekeh. "Sekali-sekali, Bun. Udah lama nggak ketemu juga." "Hu um, nggak apa-apa." Ivana menoleh ke kanan untuk memastikan Kaivan masih t