Meisei bergerak gelisah sambil sesekali melirik kejendela. Diluar sana masih sunyi senyap. Deru mobil Grigorii belum mampir dalam jangkau penglihatan. Tidak ada tanda tanda pria itu akan pulang malam ini. Merasa terganggu dengan praduga itu. Meisei kembali mondar mandir sembari menggigiti kukunya sendiri. Kuku yang sudah dia cat dengan warna peach itu tak dia hiraukan akan nasibnya. Kebiasaan ini tak bisa lenyap meski status nya telah berganti. Meisei melirik kembali pada jam dinding yang tergantung di atas sana. Sudah pukul dua belas malam. Meisei merasa firasatnya kali ini benar. Grigorii tak akan pulang dan menghangatkan ranjangnya lagi. Dibalik kemuramannya sayup Meisei mendengar ada deru mesin mobil diluar sana. Cepat cepat dia menyambar kimono tipis untuk menyamarkan gaun tidurnya. D