Aku duduk di taman kota dengan kedua tangan yang stagnan diwajahku. Menutupinya dengan penuh. Aku tak ikut kedalam sana, padahal keberadaanku mungkin saudara lelakiku butuhkan. Selama beberapa jam lalu aku berusaha bertemu muka dengan Grigorii namun seperti sengaja dia membuat situasinya kian menyusahkanku. Bermain kucing-kucingan bersamanya sangatlah buruk apalagi dengan perasaanku yang tercampur aduk. Entah bagaimana namun yang aku rasakan dadaku terasa bergemuruh. Marah, sedih, kecewa semua bercampur menjadi satu. Ketika aku memposisikan diriku duduk dijok motorku dan bermaksud untuk kembali melakukan apa yang harus aku lakukan. Aku merasa melihat ada bayang seseorang didepan sana. Dan benar saja, bayang itu kian mendekat. Dia Leivh. Kenapa dia disini ? “Bu Direktur...” katanya dengan