Pagi datang menjelang. Aku masih menunggu Abi sejak semalam, tanpa tidur sama sekali. Aku ingin tahu kenapa dia jadi seperti ini. Aku tahu dia salah paham. Tapi ini tidak biasa. Abi bukanlah tipe orang berpikiran sempit. Ini bukan Abi yang aku kenal. Akhirnya dia kembali. Menatapku sebentar lalu berpaling. Aku mengikuti gerak-geriknya dengan mataku. Abi mengambil segelas air lalu mereguknya tanpa henti. Dia masih membelakangiku. Entah sudah berapa banyak air yang dia tuang. “Abi....” aku memanggilnya lirih. Bukannya menjawab, Abi malah melemparkan gelas ditangannya ke dinding. Aku menutup telinga, suara bising terdengar nyaring. Aku sungguh tidak menyangka. Mana Abi yang dulu? Mana Abi yang selalu dewasa dan bijak setiap ada masalah? “Kamu kenapa Abi? Kenapa kamu jadi seperti ini?” t