Komunikasi antara aku dan Abi mulai membaik. Kami sudah saling bicara, namun hanya sebatas itu. Abi membangun batas antara aku dan dia. Akhir-akhir ini dia bahkan memilih tidur di lantai ketimbang tidur di sebelahku. Sudahlah, aku hanya bisa sabar. Menahan diri dan menunggu semua berlalu. Pagi ini Abi berpamitan untuk pergi. Dia bilang kali ini mungkin agak lama. Aku mengantarnya sampai ke depan pintu. Tak ada salam perpisahan, tak ada kecupan maupun pelukan seperti dulu. Para tetangga yang tengah berkumpul menatap dengan sorot mata sangsi. Mereka saling bisik, lalu kembali melihat padaku dan Abi. Aku merasa heran dengan mereka. Akhir-akhir ini mereka yang biasanya ramah padaku mendadak berubah sikap. Tapi biarlah, aku tidak peduli. Abi mulai menghilang di ujung jalan. Aku bermaksud se