Abi kembali ingkar janji. Sudah dua minggu berlalu dan dia masih juga belum kembali. Terakhir dia hanya mengirimkan amplop berisi sejumlah uang melalui temannya. Aku hanya bisa tersenyum menahan getir di hati. Aku mulai terbiasa berteman sepi dan bergumul dengan rindu setiap hari. Tiba-tiba aku teringat pada surat Ali waktu itu. Kuraba kolong tempat tidur untuk mencari surat itu. Di bagian depannya tertulis ‘Untuk Adikku tercinta, Alia.’ Aku meraba tulisan itu perlahan. Tulisan tangan yang begitu kukenal. Tulisan yang dulu sering menghiasi catatan-catatan sekolahku. Aku paling tidak suka aktivitas catat-mencatat. Akhirnya, Ali yang tidak ingin aku ketinggalan pelajaran secara sukarela menyumbangkan tulisannya. Dadaku terasa sesak. Aku begitu merindukan Ali saat ini. Ada banyak hal yang