Bab 8. Pertemuan Dua Keluarga Kerajaan

1304 Words
Diah tak bisa tidur malam ini, otaknya traveling memikirkan apa yang ingin dia lakukan dengan sang pangeran nanti ketika menjadi istrinya kelak. sambil tersenyum dan tertawa sendiri diah tak menyangka jika perjalanan nya ke kerajaan ini adalah perjalanan yang merubah hidupnya, baginya menikah di usia muda tak masalah selama yang dinikahinya sesuai kriterianya dan pangeran masuk ke dalam nya, karena itu ia tak menolak perjodohan Ini. lama kelamaan sang putri yang lelah mengkhayal akhirnya tertidur, tetapi khayalan tadi tidak bisa di lupakan, bahkan di dalam mimpinya ia bermimpi telah menikah dengan sang pangeran idamannya itu. Matahari bersinar dan mengenai mata nya, sang putri terbangun dan segera mandi untuk menemui calon suaminya itu. Setelah berdandan cantik sang putri langsung mencari keberadaan sang pangeran pujaannya itu, setelah mencari kesana kemari tapi tak membawa alamat, akhirnya sang putri melihat pangeran sedang berlatih ilmu beladiri bersama kakek dan seorang pria paruh baya yang belum pernah di lihat nya, tetapi seketika hatinya panas sang putri melihat sosok wanita di samping kakek raja itu, wajah yang tak asing yang sudah mengganggu nya sejak pertemuan pertama, "Sukma ngapain pagi pagi sudah kesini", gumam putri dalam hati. entah karena insting atau memang cemburu, sang putri bisa menebak wanita itu mengincar pria idamannya itu, kemudian sang putri berlari menuju pria idamannya itu. ketika sudah dekat dengan pangeran, sang putri berpura pura terjatuh. melihat calon istrinya akan jatuh dengan cepat pangeran menangkap nya. "Jalan nya hati hati tak usah terburu buru apalagi lari seperti itu, memang nya putri mau kemana?", tanya pangeran yang sedang menangkap putri itu agar tidak jatuh. "Ih mas nih jangan panggil aku tuan putri lagi dong, kemarin kan mas manggil aku dek, masa sekarang manggil nya berubah, aku gak nyaman di panggil putri lagi mas", kata putri diah. "Ya sudah mulai sekarang tak panggil dek aja ya", kata pangeran. "Nah gitu dong", kata putri sambil mempererat pelukannya, dia berniat membuat iri sukma dan membuatnya agar sukma bisa menjauhi pria idamannya itu. Sukma yang melihat kedekatan mereka menjadi iri, ia tak menyangka jika sang putri bisa agresif seperti itu. "Dasar putri kecentilan, gak bisa liat cowok ganteng langsung nyosor", gumam sukma kesal dengan suara kecil. Sang raja yang di samping sukma hanya tersenyum mendengar kekesalan sukma, sang raja tak menyangka jika cucunya itu di perebutkan oleh dua wanita cantik ini. pangeran malu dan melepaskan pelukannya itu, "dek malu banyak orang, aku takut kita jadi bahan pembicaraan banyak orang, kita kan calon raja dan ratu jadi kita harus menjaga nama baik kerajaan kita", kata pangeran. "Iya mas, makasih udah tolong aku", jawab sang putri. sang pangeran berlatih kembali, kali ini yang menjadi latih tanding nya adalah sukma, dalam hati ia kesal tapi apa mau di kata, sukma memang terkenal sebagai pendekar pedang dan wajar jika ia menjadi latih tanding untuk pangeran, selain mempraktekkan ilmu yang dimilikinya juga bisa menambah ilmunya dan memiliki variasi dalam bertarung. "Yang mulia mohon bimbingan nya, saya akan mulai menyerang yang mulia", kata sukma yang telah bersiap siap dengan kuda kuda mode serang. "Silahkan dinda mulai", jawab sang pangeran. wuuzzz, sukma mengeluarkan pedangnya dan langsung menyerang ke arah pangeran, tingggg suara pedang beradu dan mengeluarkan percikan api sedikit. terlihat mereka saling mengeluarkan jurus nya masing masing, sebenarnya pangeran berada di atasnya, hanya saja ia tak enak dengan sukma karena terlihat sukma ingin belajar mengasah ilmu pedangnya itu. Akhirnya pangeran sedikit demi sedikit mengeluarkan jurus jurus,dengan maksud sukma bisa belajar dengan jurus yang di perlihatkan pada nya. satu jam berlalu, kemudian mereka mengakhirinya. "hebat kamu dinda, bisa mempraktekkan ilmu ku dengan cepat, sekarang pasti dinda sudah sangat kuat dari sebelumnya", kata pangeran. "Terimakasih pangeran atas bimbingan nya", kata sukma. Setelah latihan sukma dan ayahnya mahapati abimanyu undur diri. setelah mereka pulang, kakek mulai berbicara tentang kelanjutan mereka berdua. "cucuku kakek telah menyuruh prajurit untuk mengirimkan surat ke raja agung dan kakek sudah mempersiapkannya jika raja agung ingin kamu dan putri diah untuk segera menikah", kata kakek memulai percakapan. "Terimakasih kakek sudah membantu mempersiapkan nya semua, tapi memang ananda pun ingin bisa segera menikahi dengan putri diah", jawab pangeran. "tak perlu sungkan cucuku, kamu cucuku satu satunya, sudah kewajiban kakek untuk mempersiapkan semuanya untuk mu, karena ini menyangkut kerajaan kita juga", kata kakek. "kakek raja seharusnya tidak seperti itu juga tidak apa apa, karena ayahanda jika sudah memutuskan sesuatu pasti ayahanda sudah mempersiapkannya", kata putri. "tidak cah ayu memang sudah seharusnya pihak pria yang harus mempersiapkan cah ayu, karena itu sudah menjadi adat istiadat kebudayaan kita", kata kakek. "Terimakasih saya ucapkan, saya akan berusaha menjadi yang terbaik untuk kerajaan ini", kata putri. "kalau soal itu kakek percaya dengan mu cah ayu", kata kakek sambil meninggalkan mereka berdua. Pangeran mengajak putri ke ruang makan, pangeran menyuruh nya untuk menunggu karena pangeran ingin mandi terlebih dahulu, sang putri pun mengiyakan nya. Selang berapa menit berlalu kakek dan ibu datang. "Loh cah ayu kamu sendirian, mana pangeran", tanya ibu. "Dikamar sepertinya sedang mandi ibu ratu", jawab putri. "Ayo kita makan duluan keburu dingin makanan nya", kata kakek. Akhirnya mereka makan, sang pangeran yang sudah rapi langsung ikut makan, setelah makan ibu bertanya perihal pernikahan nya itu, karena ibu mengetahui soal ini dari ayah nya dan bukan dari anaknya sendiri. setelah mendengar penjelasan dari anaknya ibu paham dan mengerti. tak lama kemudian prajurit yang membawa surat untuk raja agung telah tiba, prajurit itu lalu ke ruang makan dan memberikan surat balasannya dari raja agung kepada raja mahesa dwi seno. Sang raja membacanya dan mengatakan sesuatu setelah membaca surat itu. "Persiapkan dirimu cucuku, kita akan ke kerajaan kurusetra sekarang, raja agung ingin segera menikah kan dirimu secepatnya, karena ada sesuatu hal yang sepertinya mendesak dan tak bisa di katakan di dalam surat ini", kata kakek. kemudian ibu, putri diah, akshara dan raja bersiap siap melakukan perjalanan ke kerajaan kurusetra. Para pasukan prajurit semuanya telah bersiap di alun alun kerajaan, sebelumnya sang raja telah mempercayakan kerajaan kepada Mahapati Abimanyu, memang di saat sang raja pergi seharusnya ada putra mahkota yang menggantikan nya, akan tetapi raja mahesa tak memiliki anak laki laki, satu satunya anak yang di miliknya adalah dewi ambar prameswari ibu dari pangeran akshara. setelah acara pemindahan kekuasaan sementara di laksanakan, raja dan rombongan meninggalkan kerajaan untuk pergi ke kerajaan kurusetra. Malam hari mereka telah tiba di kerajaan kurusetra, penjaga gerbang yang melihat rombongan datang dengan membawa bendera kerajaan blambangan, langsung di buka oleh penjaga gerbang. prajurit kurusetra mengawal rombongan sampai kedalam pelataran kerajaan. Raja agung pambudi dan ratu ambalika sri wedari menyambut kedatangan raja mahesa dwi seno. Putri Diah lalu mengenalkan ibu ratu dewi ambar prameswari dan pangeran rajasa akshara azmathkan kepada ibu dan ayahnya, tak lama kemudian saudara tirinya yang bernama dewi laksmi Ayu Ning Tyas datang dan menyalami ibu ratu dan pangeran akshara, dewi laksmi terpesona akan ketampanan pangeran akshara, putri diah lalu mendekati pangeran dan memegang tangan pangeran untuk memberi isyarat kepada dewi laksmi jika pria di hadapan nya itu miliknya. Dewi laksmi mengerti akan hal itu, lalu ia minta ijin untuk kembali ke kamar nya. Raja agung membawa keluarga raja mahesa untuk makan malam, semua telah di persiapkan pelayan, setelah selesai makan ratu ambalika mengajak ratu ambar untuk melihat para dayang yang sedang melakukan tari untuk menghibur keluarga kerajaan blambangan, putri diah mengikuti ibunya dan ibu ratu ambar, sedangkan raja agung mengajak raja mahesa dan pangeran akshara ke ruangan rapat khusus milik raja agung. Raja agung menceritakan apa yang sebenarnya terjadi di kerajaan nya dan mengapa ia harus segera menikahkan sang putri dengan pangeran. "Masalah kami bukan hanya tentang nasib kerajaan ini, tapi juga nasib keluarga ini, raja mahesa adalah raja tertua yang bijaksana, sudi kiranya raja mau membantu krisis kerajaan kurusetra saat ini", kata raja agung kepada raja mahesa. "Baiklah cerita kan dahulu supaya saya bisa menganalisa apa yang sebenarnya terjadi pada kerajaan ini", kata kakek. Kemudian raja agung mulai bercerita bagaimana awal mula terjadinya pertikaian di keluarga ini.......
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD