Bab 12. Ada apa dengan Mereka.

1316 Words
Setelah semua rakyat memberinya selamat, putri dan pangeran kembali ke kerajaan di kawal pasukan patroli, pangeran mengendarai kuda bersama putri diah, ini kali pertama ia naik kuda dengan calon suaminya itu, putri diah memeluk erat sang pangeran. Tak lama kemudian, mereka telah sampai di kerajaan, mereka berdua langsung turun dari kuda nya ketika mereka akan memasuki pintu istana, mereka terkejut ternyata di dalam istana sudah di dekorasi sedemikian cantik nya, terlihat singgasana untuk mereka yang di dekorasi sangat megah dan mewah, sepanjang jalan taburan bunga menghiasi sehingga merasa seperti di taman bunga. saat akan ke kamar, pintu kamar sudah ada hiasan rangkaian bunga yang indah. pelayan sangat sibuk hari ini karena tiga hari lagi ia akan menjadi istri dari pangeran yang di idam idamkan. "Mas beberapa hari lagi aku akan menjadi istri mu mas, aku senang dan bahagia bisa menjadi istri mu mas" , kata putri diah. "Sama dek aku juga bahagia sama seperti mu", kata pangeran akshara sambil memeluk pinggang sang putri, tapi buru buru sang putri melepaskan pelukan sang pangeran. "Jangan di sini mas, nanti di kamar aja banyak pelayan", kata sang putri. "ehm bener juga, trus ini kamar dek udah di hias trus dek mau tidur di mana?", tanya pangeran akshara. "Entah lah, aku coba tanya ibu dulu ya mas, mas tunggu di kamar mas aja nanti aku kesana ya", kata sang putri sambil mengedipkan matanya. "Ya sudah jangan lama lama ya cantik", kata pangeran. saat pangeran ingin berjalan ke kamar nya, ia tak sengaja menabrak badan dewi laksmi. "Maafkan saya putri laksmi saya tak sengaja", kata pangeran akshara sambil membantu berdiri putri laksmi. "Tidak pangeran saya yang salah karena berjalan menunduk dan tak melihat pangeran", kata putri laksmi. "Oh iya pangeran yudistira dan pangeran jaka sedang kemana ya, karena sedari tadi saya tidak melihat nya ?", tanya pangeran akshara. "Sepertinya mereka sedang berburu pangeran, karena saya melihat kakek mahesa dan ayah membawa peralatan untuk berburu", kata putri diah. saat mereka sedang berbicara putri diah datang bersama ibu ambar dan ibu ambalika. Putri Diah sedikit tak suka jika calon suaminya itu berbicara dengan dewi laksmi, meskipun ia tau pangeran hanya mencintai dirinya saja, tapi tetap saja rasa cemburu itu masih ada. "Oh kebetulan putri laksmi di sini, apakah putri mau menolong ibunda untuk mengawasi pelayan yang sedang membuat anyaman untuk hiasan kamar putri diah", kata ibu ratu ambalika. "Saya sibuk sekarang", kata putri laksmi ketus. Mendengar jawaban putri laksmi yang ketus pada ibunya membuat putri diah marah. "Hei putri laksmi jaga nada bicara mu, aku tau ibuku bukan ibumu, tapi apa pantas kau bicara dengan ibuku dengan nada seperti itu, apa para guru brahma tidak mengajari mu adab berbicara dengan orang yang lebih tua", kata putri diah. Putri laksmi merasa malu di ceramahi seperti itu oleh putri diah, terlebih lagi di depan pria yang ia kagumi, ia merasa putri diah dengan sengaja ingin mempermalukannya di depan pangeran Akshara, ia lalu tak menjawab putri diah bahkan putri laksmi menatapnya dengan pandangan sinis dan benci seolah olah dia adalah musuhnya, kemudian pergi meninggalkannya. Putri Diah tak terima ia di perlakukan seperti itu, lalu marah dan hendak memukulnya, saat tangannya ingin mendekati putri laksmi, dengan cepat pangeran akshara menangkap nya, ia lalu memeluk putri diah agar ia bisa sabar dan tak meneruskan amarah nya itu. "Sabar dek, sabar ya, jangan ikuti amarah mu itu", kata pangeran akshara sambil memeluk dan membelai rambut nya. "Iya cah ayu jangan terbawa emosi, ibu ndak apa apa kok, sudah sesama saudara jangan seperti itu", kata ibu ambalika. "Nduk ini ujian kesabaran, nanti juga akan ada karma nya", kata ibu ambar. Kemudian ibu ambar dan ibu ambalika membawa masuk putri diah kekamar nya, putri diah melihat semuanya sudah di dekorasi yang tersisa cuma kasurnya karena kasur itu masih di pakai oleh putri diah. Pangeran akshara Lalu berjalan menuju kamarnya, tetapi ia masih penasaran mengapa sikap nya kepada putri diah dan ibu ambalika seperti itu, sepengetahuan nya ia melihat jika mereka berdua baik kepada putri laksmi meskipun mereka bukan kandung, setidaknya putri diah tak pernah bercerita yang buruk terhadap saudara saudara tirinya itu. Pangeran Akshara kemudian berjalan ke arah pintu istana berharap bisa menemui pangeran jaka, saat akan menuju pintu tak sengaja ia berpapasan dengan pangeran jaka, sambil basa basi pangeran akshara mengajak pangeran jaka untuk mengobrol dengan dirinya. Setelah di taman pangeran akshara mulai mengajak nya berbicara, "Ehm begini pangeran, menurut pangeran saya itu seperti apa di mata pangeran ?", tanya pangeran akshara pada pangeran jaka. "Loh kenapa tiba tiba pangeran bertanya seperti itu, apakah ada seseorang yang mengganggu pangeran di kerajaan ini ?", tanya pangeran jaka. "Oh tidak, tidak seperti itu maksudnya pangeran, saya cuma ingin tau apa pangeran jaka dan putri diah menerima saya sebagai saudara iparnya ", kata pangeran akshara. "Kalau saya terima terima saja pangeran, lagi pula pangeran juga baik pada semuanya, sehingga tak ada alasan untuk saya tidak menerima pangeran", kata pangeran jaka. "Oh terima kasih jika pangeran jaka mau menerima saya sebagai saudara ipar", kata pangeran akshara. Mereka berbicara sangat lama, sampai putri laksmi melihat adiknya berbicara dengan pangeran akshara itu, putri laksmi merasa aneh sejak kapan adiknya itu menjadi ramah pada orang terlebih lagi jika orang itu berasal dari sekutu musuhnya, kemudian putri laksmi mendekati mereka berdua. "Eh putri laksmi ayo kemari kita ngobrol bersama sama, kebetulan saya kan belum pernah bicara dengan putri laksmi", kata pangeran akshara. Putri laksmi yang awalnya canggung akhirnya mencoba bersikap wajar, lagi pula ia tak membenci pangeran malah ia menyukai sang pangeran itu. "Sebelum nya saya minta maaf atas kejadian tadi, entah mengapa tiba tiba saya bersikap kasar seperti itu", kata putri laksmi. "Loh putri kan tidak ada masalah dengan saya, jadi tak perlu minta maaf kepada saya, lagipula saya di sini memang ingin berkenalan dengan pangeran jaka dan putri laksmi, tapi kalau memang putri ingin meminta maaf kan putri bisa langsung menemui ibu ratu", kata pangeran akshara. "Saya malu pangeran, terlebih saya memang tak pernah bicara dan dekat dengan ibu ratu juga anaknya", kata putri laksmi. "Hah kalian tak pernah berbicara satu dengan yang lainnya? kok bisa ? serumah tapi tak bertegur sapa?, apa pangeran yudistira dan putri diah seperti itu juga ke putri laksmi dan pangeran jaka?", tanya pangeran akshara. "Sebenarnya mereka tidak seperti itu, terlebih putri diah, meskipun saya sering kali menghindari putri diah, tapi di saat saya sakit putri dan ibu ratu yang menjaga saya, bukan cuma saya tapi pangeran jaka juga", jawab sang putri. "Tuan putri bicara lah sejujurnya, saya di sini bukan karena putri diah, ya memang dia calon istri saya, tapi di sini saya bersikap netral, lagipula saya ingin tau keburukan nya supaya saya bisa jaga jaga, ya agar pernikahan kita bisa lama, jadi saya mohon cerita lah tentang putri diah", kata pangeran akshara. Putri laksmi bingung ingin menjawab apa, tapi memang kenyataannya seperti itu, lagi jika dia menjelekkan putri diah, ia merasa tak enak karena bagaimana pun ia sudah baik kepada nya, meskipun hari ini dia kesal padanya. "Saya sudah menceritakan yang sebenarnya pangeran", kata putri laksmi. "Aneh jika mereka tak jahat, trus mengapa kalian seperti membenci mereka?", tanya pangeran akshara. Mereka berdua terdiam, memang aneh mengapa mereka harus membencinya padahal mereka tak pernah mencari masalah dengannya, trus mereka tak pernah sekali pun membentak atau memarahi mereka. "Kok diam, jika diam berarti memang kalian menutupi kesalahan putri diah, apa kalian tega jika nanti saya baru tentang keburukan nya, sehingga saya tak kuat dan berpisah?", tanya pangeran. "Bukan, bukan seperti itu pangeran tapi saya yakin putri diah bisa jadi istri yang baik", kata putri diah. "Baiklah jika seperti itu, terimakasih kalian mau berbicara dengan saya, saya ijin akan ke kamar dulu", kata pangeran akshara yang pergi meninggalkan mereka berdua. Putri dan Pangeran malah bingung dengan sikap pangeran akshara itu, "Mbak tadi kenapa tidakmengarang membuat pangeran benci dengan sang putri", kata pangeran jaka. "Tidak kita tak punya masalah dengan mereka adikku, jadi kita tak berhak membuat mereka seperti itu." kata putri laksmi.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD