Bab.10 Perseteruan Ke Dua Pangeran

1193 Words
Diah membuka matanya, ia tersenyum karena pagi ini sangat istimewa, karena saat ini ia melihat pujaan hatinya itu sedang tertidur menghadap nya sambil memeluk nya, sungguh dari dulu ia sudah memimpikannya moment moment seperti ini, "Aku mencintaimu mas baik di kehidupan yang dulu, sekarang dan nanti", kata diah sambil meneteskan air mata. Akshara terbangun karena tetesan air matanya mengenai tangan yang sedang memeluk wanita idaman nya itu, " loh dek kenapa kok nangis?, dek marah dan menyesal kita melakukan ini sebelum pernikahan kita?, aku minta maaf jika aku tak bisa menahan ini dek", kata akshara sambil memeluk diah erat. "Nggak mas aku nangis itu bukan karena itu, aku malah bahagia mas bisa seperti ini, aku tuh nangis bahagia karena aku bisa jadi pasangan mu mas", kata diah. "Iya dek aku juga senang banget bisa seperti ini, kamu tau kan di novel sebelumnya kamu meninggal, aku tuh merasa terpukul sumpah aku ngedrop banget dek, aku merasa gagal menjagamu, sekarang di novel ini aku kan menjaga mu mati matian, aku tak kan membiarkan siapapun menyakiti mu, aku mencintaimu", kata akshara. "Iya aku percaya seribu persen mas cinta sama aku, ehm mas aku masih mau lagi nih, mas mau nggak?", kata diah. tanpa aba aba akshara langsung mencium nya, diah kaget dan belum siap tapi akshara makin liar, ia seperti orang lapar yang siap menerkam. Diah pasrah dan menikmati keliaran nya itu, "Mas ayo aku udah nggak kuat mas", kata diah. Akshara mulai memasukkan nya dan kejadian tadi malam terulang kembali, setelah puas diah mengambil pakaiannya yang berserakan di lantai, sebelum kembali ke kamar nya, ia menyempatkan mencium akshara yang sedang tertidur. ........ Di aula kerajaan, raja agung memanggil semua penasihat, mahapati dan kedua pangeran nya untuk datang ke aula kerajaan. Raja ingin membicarakan soal penyerangan yang terjadi tadi malam. setelah semua berkumpul raja mulai bertanya perihal kejadian tadi malam. "Ada yang bisa menceritakan bagaimana awal mula penyerangan itu bisa terjadi ?", tanya sang raja. "Ampun paduka saya telah bertanya kepada penjaga gerbang apa yang sebenarnya terjadi tadi malam, kata penjaga mereka di datangi oleh pasukan berjubah hitam tersebut dan mereka langsung menyerang tanpa peringatan terlebih dahulu, sepertinya memang sedari awal mereka memang ingin mengacaukan kerajaan ini", kata mahapati bima. "Terus kalian kemana dua pangeran kerajaan ?, seharusnya kalian yang datang untuk membantu tapi malah kerajaan lain yang menolong sungguh keterlaluan kalian, musuh tadi malam lumayan sakti untung raja mu ini dapat bantuan dari raja mahesa dan pangeran akshara sehingga kerajaan kita masih aman !", kata sang raja dengan kesal. "Maafkan ananda, tadi malam ananda memang tidak mendengar kejadian ini, ananda sedang sakit dan mungkin karena obat yang ananda minum sehingga ananda tidak mendengar keributan ini", kata pangeran yudistira. "Benarkah itu kakanda ? bukan karena takut kan ? kalau aku memang sedang pergi menemui pangeran wirabuana sejak kemarin", kata pangeran jaka sambil menyeringai "Apa maksud perkataan mu dimas jaka ?, apa kau tak percaya ? kebetulan ada tabib di sini, biar mereka bicara yang sebenarnya", kata pangeran yudistira. "Benar yang di katakan pangeran yudistira, pangeran terkena cakaran harimau ketika berburu kemarin", jawab tabib kerajaan. "Itu kau dengar sendiri kan dimas pangeran, sekarang malah aku yang curiga jika kamu bersekutu dengan kerajaan lawu dan orang orang yang berjubah itu adalah orang suruhan mu dimas pangeran", kata pangeran yudistira dengan nada mengejek. "Kau jangan asal menuduh kanda, memang kau memiliki buktinya aku dan kerajaan lawu ada hubungan hah ?", tanya jaka dengan kesal dan marah. "Santai dimas tak perlu marah jika memang kamu tak melakukan nya", kata yudistira. "Hentikan cukup hentikan, ayah cuma bertanya kemana kalian dan bukannya untuk saling menjatuhkan seperti ini, kalian itu harus nya saling bekerja sama dan bukannya saling bertengkar seperti ini", kata sang raja. "Baik yang mulia", kata mereka bersamaan. "Tiga hari lagi itu hari pernikahan kakak kalian putri diah, pokoknya kalian berdua harus memastikan keamanan nya, jangan sampai ada kerusuhan seperti tadi malam, mahapati harap bisa mengatur dan menempatkan prajurit prajuritnya agar prosesi pernikahan nya bisa lancar, satu lagi cari info secepatnya kerajaan mana yang berusaha untuk menghancurkan kerajaan kita ini", kata sang raja sambil meninggalkan aula kerajaan. Putri Diah yang telah rapi berjalan menuju ruang makan, saat di ruang makan ia melihat semua anggota keluarga telah berada di ruang makan dan hanya calon suaminya yang belum terlihat, putri diah duduk di kursi. Pangeran yudistira dan jaka berkenalan dengan raja mahesa dan ratu ambar, mereka mencoba mengakrabkan diri mereka dengan calon keluarga kakak ipar mereka. "Mbak diah sedari tadi aku belum melihat calon kakak ipar ku, ku dengar jika kakak ipar ku itu sangat sakti bahkan cuma sendirian bisa memukul mundur pemberontak, sedangkan ayah dan kakek raja saja sulit menandingi mereka, tapi kakak ipar hanya sendiri bukankah kekuatan nya seperti dewa, sungguh beruntung kakak ku ini mendapatkan suami seperti ini", kata yudistira. "Hah tadi malam ada pemberontakan kok aku tak tau ya padahal aku bersama pangeran semalam, ups...", kata putri yang tak sengaja kelepasan bicara. "Apa....", kata mereka semua yang terkejut mendengar pernyataan dari putri diah. "Putri Diah jelaskan pada ayahanda mu ini apa maksud perkataan mu", kata raja agung dengan sedikit menahan amarahnya. "Maafkan ananda ayahanda, semalam putri menyelinap masuk kamar pangeran, ananda hilang kesadaran, saat itu yang ada di pikiran ananda, ananda hanya ingin berdua dengan pangeran ayahanda. entah mengapa ananda sangat jatuh cinta kepada pangeran, mohon ayahanda bisa memaafkan ke kekhilafan ananda", kata putri diah. "Tolong raja berkenan memaafkan putri diah toh mereka kan akan menikah", kata ibu ratu ambalika. "Tapi kan ratu perbuatan putri tak bisa di benarkan", kata raja agung. "Saya mohon ananda raja tidak menghukum putri diah, toh semua sudah terjadi bukan", kata raja mahesa membujuk raja agung. "Baik karena ayahanda raja mahesa yang meminta, akan ayah lupakan masalah ini", kata raja agung. "Terimakasih kakek raja mau menolong saya", kata putri diah. "Cah ayu, kamu kan cucuku sekarang, jadi sudah seharusnya kakek membantu mu", kata kakek. Sebenarnya pangeran yudistira dan jaka tak percaya jika kakak tertuanya bisa melakukan hal seperti ini, karena setahu mereka putri diah merupakan putri yang paling pemalu bahkan banyak raja yang meminang nya tapi semua di tolak, mereka penasaran seperti apa wajahnya sang pangeran sehingga bisa membuat putri diah seperti itu. "Mbak laksmi sudah bertemu dengan pangeran ?, apa dia cukup tampan sehingga membuat putri diah seperti itu?", tanya pangeran jaka. "Sangat tampan mungkin di semua kerajaan di tanah jawa ini, mungkin cuma pangeran akshara yang paling tampan, jika aku yang menjadi putri diah, pasti aku akan melakukan hal yang sama", kata putri laksmi. mendengar kata kata kakaknya itu, ia sangat terkejut bahkan rasa penasaran pangeran jaka makin menjadi jadi. "Mbok tolong siapkan makanan untuk ku dan pangeran akshara ya mbok, biar kami makan di kamar saja, seperti nya pangeran masih kelelahan", kata putri diah. Pelayan itu lalu menyiapkan makanan untuk mereka, setelah siap makanan di bawa oleh sang putri, sebenarnya pelayan ingin membantu membawakan nya, tapi di tolak putri diah. "Maaf saya ke kamar pangeran akshara dulu, untuk membawa makan pagi ini", kata putri diah sambil membawa nampan. Raja dan ratu tak menyangka putri nya akan seperti itu pada pangeran akshara. begitu pun dengan ibu ambar dan kakek mahesa yang merasa sangat senang melihat sang putri seperti itu pada anak nya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD