Chapter Seventeen

1164 Words

Chapter Seventeen   Thomas pov Kurasakan Selena bergerak di dalam gendonganku, kulihat matanya, dia juga melihat mataku, cantik, seketika kami tersadar dengan posisi kami, diapun meronta. Here we go, aku pasrah. Tapi aku senang dia tidak kenapa-napa. Matanya memancarkan kemarahan, aku tahu ini akan terjadi. Tapi sungguh aku hanya menghawatirkannya. "Turunin enggak ... dasar pervert," makinya sambil memukul dadaku . pukulannya bahkan seperti belaian untukku. dengan lembut kuarahkan tubuhnya turun, setelah dia berhasil turun dengan selamat, spontan dia meraih selimut untuk menutupi tubuh polosnya, ya ampun lucu sekali ekspresinya, antara marah dan malu-malu. Dan apa tadi dia memanggilku pervert. Dia menunjuk kearahku. "Kenapa tuan. Masuk bathroom padahal tuan. Tahu kalau saya sedang

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD