Chaper Nine

724 Words
Chapter Nine   Selena pov "Kau...." mataku melotot tak percaya, bagaimana mungkin dia bisa menemukanku disini. Setelah.... "Wah ... wah ... kamu sembunyi disini rupanya ... gimana rasanya saat orang yang kamu cintai ternyata menghianatimu. Sakit kan?" tanya wanita didepanku yang malas aku menyebut namanya. Cihh...bisa-bisanya dia sesombong itu...dia pikir dia bisa menyakitiku lagi, dia pikir aku masih menangisi perselingkuhan mereka, aku memang masih kecewa dengan pengkhianatan mereka tapi entah sejak kapan setiap mengingat perselingkuhan mereka tidak ada rasa sakit dihatiku lagi. Apakah rasaku ke Dave sudah hilang? tapi sejak kapan? "Sebenarnya tidak sesakit jika orang yang kita anggap saudara kita sendiri menusukmu dari belakang. Kenapa tidak bisa mencari kekasih sendiri hingga kekasih adiknya diembat juga?" sahutku sinis, orang sepertinya tidak bisa dihalusi. "Kamu ...." serunya sambil telunjuknya mengarah padaku. "Kenapa tidak terima, atau omonganku ada yang salah?" ujarku sambil menepis jarinya yang mengacung pas di wajahku...ck...mengganggu orang saja.   "Maaf jika anda sudah tidak ada keperluan, anda bisa pergi dari sini, karena pekerjaan saya masih banyak," ucapku dingin malas menanggapi Medusa itu lebih lama. "Ck ... baru kerja jadi sekretaris saja sudah sombong, aku kesini mau memastikan kamu menerima undangan pernikahanku dengan KEKASIHKU," sahut wanita s****l itu lagi, sambil melemparkan sesuatu kearahku, kurang ajar hampir saja kena muka cantikku, langsung saja kutepis membuat undangan itu jatuh ke lantai dan aku tidak berniat mengambilnya “Buat apa?” pikirku dalam hati. "Dan pastikan kamu datang dengan seseorang takutnya nanti kamu histeris pas melihat Dave duduk di pelaminan denganku, bukan denganmu, seperti khayalanmu selama ini,” sindirnya lagi, ah malas aku menanggapinya, terserah dia mau berpikiran apa aku tidak peduli...cih sok tahu dia. Itu dulu batinku kesal. Tapi ada satu tangan yang mengambil undangan yang kubiarkan terjatuh tadi. "Tentu, dia akan datang dengan kekasihnya ya kan sayang, kamu tidak mau mengenalkannya pada kekasihmu ini," ternyata Thomas dia kapan ada disini, dan dimana wanitanya. Eh apa ini tangan siapa yang merangkul pinggangku, mau apa si m***m ini bisa bisanya dia memelukku. Kebiasaan kesempatan dalam kesempitan, eh tapi tadi dia bilang apa? Kekasih...siapa? Kenapa aku jadi lemot begini sih. Ya ini juga...kenapa jadi deg-degan gini sih baru juga dirangkul. Aku coba melepas pelukannya tapi dia semakin mengeratkan pelukannya. Dasar m***m, selalu saja. Eh tapi ini pertama kalinya kami melakukan kontak fisik. "Tidak mungkin dia bisa cepat move on dari Dave, kamu pasti bohong kan, lagian mana ada cowok mau jadi pacarnya si kolot ini, masak orang pacaran ciuman aja belum pernah, untung saja Dave cepat sadar dan memilih aku yang bisa kasih apa yang Dave butuhkan," Angel tidak percaya dengan omongan pria tampan didepannya, sampai dia membuka aibnya sendiri. Angel mengernyit bingung siapa pria ini? gila pervect batinnya, bahkan lebih keren dari Dave, pikirnya. "Tentu saja bisa, soalnya kekasih barunya pasti lebih istimewa dari mantannya yang bodoh itu, udah menyia-nyiakan gadis secantik kekasihku ini, hanya demi s**********n yang siap terbuka  buat siapa saja. Oh dan kami akan datang karena secara pribadi aku berterima kasih pada calon suamimu itu karena sudah melepasnya untukku," sahut Thomas dengan suara baritonnya yang sexy sambil menatapku mesra diakhiri dengan mencium keningku lembut, apa-apaan ini. Dan kenapa aku diam saja menikmati perlakuan Thomas padaku. Bahkan jantungku menggila, apa ini kenapa juga dengan jantungku. Apa aku kena serangan jantung kenapa detakannya semakin cepat. Ingatkan aku untuk membuat janji dengan dokter ahli Jantung. "Tidak mungkin. Kalian pasti berpura-pura," seru Angel masih tidak terima, dan apa yang dibicarakannya kenapa benar ya. Kalau semua ini cuma pura-pura. Hatiku yang tadinya berbunga jadi hampa lagi. Tapi kenapa aku harus  kecewa? toh kami berdua memang tidak ada hubungan apa pun selain hubungan bos dan sekretaris. Hanya hubungan profesional. Entah kenapa aku sedikit kecewa. Aku bahkan hanya bergeming tak bisa membalas ucapan pedas Angel. Thomas menggenggam lembut jemariku masuk ke dalam hangatnya jemari besarnya. "Terserah kalau kamu tidak percaya, kalau sudah tidak ada urusan kami permisi dulu, karena aku dan kekasihku ini ada meeting penting, ayo sayang kamu ambil berkas yang kita perlukan ya," sahut Thomas datar ke Angel dan menatapku lembut dan mencium keningku lagi sebelum melepas pelukannya, aku pun bergegas mengambil berkas meeting dan tasku, see pria ini pandai sekali berakting seakan aku wanita yang paling berharga dan dicintainya. Ayolah Selena jangan terhanyut oleh pesona pria di sampingmu ini batinku mengingatkan. Kami pun meninggalkan Angel yang masih mematung wanita itu tidak menyangka lagi-lagi dia kalah dari Selena. "s**t," rutuknya. >>Bersambung>>
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD