Chapter Eight

845 Words
Chapter Eight   Selena pov Sudah seminggu aku bekerja sebagai sekretaris tuan Thomas, dan aku sudah mulai hafal dengan kebiasaan tuan Thomas. Bahkan dengan kemesuman bosku itu, bagaimana tidak CEO-nya itu setiap hari selalu kedatangan tamu wanita sexy dengan pakaian yang kekurangan bahan.  Tanpa malu selalu b******u didepan mataku, ya...walau cuma foreplay. Tapi tidak di depanku juga dong rutukku dalam hati mataku kan masih suci rungutku Sebal dengan kelakuan bosku itu. Ya itu dikarenakan tuan James menempatkanku di ruangan tuan Thomas bosku itu cuma dipisahkan sekat kaca. Tapi tetap saja aku masih bisa melihat dan mendengar apa yang mereka lakukan. Ya walau setelah adegan ciuman dan remasan bosku itu selalu mengajak jalangnya keruangan istirahatnya. Dan kalian pasti bisa menebak apa yang mereka lakukan di dalam ruangan tersebut. You know lah...apalagi??? Apa dia tidak takut ketahuan kembali oleh tuan James. Tuan Thomas sepertinya sudah tidak bisa tertolong lagi. Pikirku, tapi apa peduliku. Dia hanya bosku dan aku hanya bawahan yang digajinya untuk bekerja. Bukan ikut campur urusan pribadinya. Seperti saat ini bosku kedatangan wanita sexy yang berbeda lagi. Wanita itu mendatangi meja kerjaku dengan langkahnya yang gemulai. Seakan tidak terganggu dengan hak tinggi yang ada di kakinya. Aku sedikit bergidik ngeri melihatnya. Aku saja yang hak sepatuku Cuma lima centimeter kadang suka terkilir jika kurang hati-hati. Wanita itu memakai dress ketat berwarna merah maroon dengan bagian d**a yang rendah sehingga nyaris memperlihatkan payudaranya yang tidak bisa dibilang besar. Badannya langsing tidak berisi. Ya wanita ini tipikal model yang berbadan seperti papan triplek rata. Ya seperti wanita yang biasanya disukai bosnya itu. Ih apa menariknya wanita berdada rata itu. Masih sexy juga aku kemana-mana tapi akukan tidak suka memamerkan kesexyanku ke sembarang lelaki hanya suamikulah nanti yang bisa menikmatinya dan melihatnya. Astaghfirullah...ada apa denganku ini.... Kenapa aku menjadi sinis begini sih. Terserah bosnya itulah, mau dengan wanita jenis apa. Apa urusannya sahutnya dalam hati. Memangnya siapa dirinya! Hanya seorang pegawai biasa. Wanita tadi langsung masuk begitu saja, tanpa perlu repot-repot bertanya padanya, seperti tahu kalau kedatangannya sudah ditunggu oleh yang punya ruangan...Ish dasar jalang rutuknya dalam hati...telepon di ruangannya berbunyi. "Ya pak..." sahutku begitu mengenali suara bos mesumku itu. "Tolong keruangan saya," sahut bosku datar, ya sejak aku menjadi sekretaris tuan Thomas pria itu sangat cuek padaku dia hanya memanggilku jika ada hal-hal yang dibutuhkannya. Tapi setidaknya aku sedikit lega karena lelaki itu masih bersikap sopan kepadanya dan tidak melampaui batas, setidaknya dia selalu minta tolong jika membutuhkan sesuatu. Entahlah...mungkin tuan Thomas masih marah padanku, karena gara-gara aku bosnya itu harus kehilangan Celine. Eh tapi apa kabar wanita itu ya? Apabila Celine kekasih bosku kenapa bosku itu masih berhubungan dengan wanita yang berbeda tiap hari. Ah entahlah bukan urusanku ini...aku pun masuk keruangan bosku itu sebelumnya aku mengetuk dulu pintunya setelah mendapati perintah masuk aku pun membuka pintu itu perlahan ya walau kami satu ruangan tapi ruanganku dan bos ada sekat kaca dan ada pintu penghubungnya. Ya ampun. Lagi-lagi aku disuguhi pemandangan seperti ini yang harus aku lihat, wanita itu tengah duduk diatas pangkuan bosnya dengan menghadap bosnya. Otomatis wanita itu duduk mengangkang, dan itu membuat pahanya kelihatan. Karena jengah dengan pemandangan didepanku aku cuma bisa menunduk. Dan merutuki sikap bosku itu, dasar m***m. Apa maksudnya coba membuatku harus melihat hal menjijikkan seperti itu. Aku jadi mengingat kejadian saat aku melihat Dave dan Angel kakak tiriku yang sedang bercinta, menjijikkan. Kenapa lelaki selalu tidak bisa menahan hasrat sexualnya. Kenapa harus melakukan dengan banyak wanita? Apa tidak cukup dengan satu wanita? "Apa skedulku hari ini?" tanyanya datar, aku terkejut dan tersadar dari lamunanku. Aku merasa sangat konyol. Thomas bertanya padaku dengan tatapan menghujam tepat ke netra biruku sambil tangannya membelai tubuh wanita yang ada di pangkuannya dan tanpa malu wanita itu mendesah keenakan dengan remasan dan belaian si m***m itu...ish tak tahu malu. Dasar pasangan m***m. "Nanti jam 1 siang anda janji dengan perusahaan Tanaka dari Jepang, buat membicarakan kerja sama dengan perusahaan tersebut tuan," sahutku tak kalah datar juga. Ya Allah mata hamba tercemar.... "Baik kamu persiapkan semuanya ya. Kamu bisa pergi. Sejam ini jangan biarkan siapa pun masuk keruangan saya. Mengerti Selena?” tanyanya tajam...kujawab dengan satu kali anggukan. " Ayo ... kita ke kamarku saja, kita lanjut disana," ucap bos mesumku sambil bangkit membuat wanita itu hampir terjengkang ke belakang, hampir saja tawaku lepas kugigit bibir bawahku untuk menahannya. Sebelum masuk keruangan istirahatnya dia sempat melirikku sekilas. Entah aku menangkap kesedihan disana. Tapi kenapa. Ah bodoh amat deh...aku pun kembali kemejaku dan mengerjakan tugasku yang sempat tertunda. "Selamat pagi Selena" sapa seseorang padaku, kontan membuatku mendongak melihat siapa yang baru saja menyapaku, setelah melihat orang itu membuatku membeku. Kenapa orang ini bisa menemukanku di sini? Dan ada urusan apa lagi? Dia berjalan mendekati meja kerjaku, entah kenapa aku kehilangan suaraku, wanita iblis ini. Berani sekali dia menemuiku di sini setelah sudah menghancurkan hidupku. "Kau...." mataku melotot tak percaya, bagaimana mungkin dia bisa menemukanku disini. Setelah.... Sial!!! Apa dia mau mengolok-ngolokku setelah dia bisa menghancurkan hatiku berkeping-keping. Dia sudah menang, tapi aku juga tidak mau menerima kekalahanku begitu saja. Setidaknya aku tidak boleh terlihat terpuruk. >>Bersambung>>
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD