Chapter 29

1253 Words
Hill Yustard mematung saat tetangganya berseru bahwa pasukan Iblis datang ke Desa Kronic untuk mencari dirinya, kepalanya seakan-akan pecah seketika, darahnya naik, amarahnya meluap-luap, lelaki elf itu terlihat berapi-api. Dia sangat membenci pada hal-hal yang berkaitan dengan Iblis, dan sepertinya, makhluk kotor itu kembali lagi ke kehidupannya. Cukup masa lalunya saja yang hancur, masa sekarang, dia harus berbahagia, maka dari itu, ini kesempatannya untuk membalaskan dendamnya pada para Iblis Biadab itu, Hill sudah tidak sabar ingin menghabisi makhluk-makhluk kotor tersebut. "Terima kasih atas informasinya!" jawab Hill Yustard pada pemuda di depannya yang merupakan tetangganya, lalu, lelaki elf itu menoleh pada Yuna dan Zapar yang  ada di meja makan. "Maaf, Yuna! Zapar! aku punya urusan mendadak! Jadi aku harus pergi! Anggap saja rumah ini seperti rumah kalian! Jangan khawatir! Aku akan kemb--" "IZINKAN AKU UNTUK IKUT! HILL!" Yuna langsung berteriak, memotong ucapan Hill yang terdengar buru-buru. "AKU JUGA! KAWAN!" Zapar melakukan hal yang sama, dia tidak ingin melewatkan sesuatu yang menyenangkan. Tak bisa menolak, akhirnya Hill menganggukkan kepala kepada mereka sebagai ungkapan setuju. Dan kemudian, Hill Yustard bersama Yuna dan Zapar pergi ke tempat yang dikatakan pemuda asing tersebut, ia bilang bahwa makhluk itu datang membawa pasukan, seperti akan berperang. Ketika mereka sampai di puncak pohon raksasa, tempat yang dibilang munculnya pasukan Iblis, tapi sepertinya tidak ada apa-apa di sini, hanya langit biru yang cerah dan suara burung yang bercuit-cuit dari kejauhan. Hill Yustard terlihat linglung, dia masih percaya kalau para iblis pasti sedang bersembunyi di suatu tempat, karena itulah, dia berlari kencang ke segala arah di puncak pohon, untuk mencari keberadaan makhluk kotor tersebut. Namun, tidak ada hasil, seluruh tempat di puncak pohon, sama sekali tidak terasa adanya kehadiran para iblis. Lalu, mengapa tetangganya bilang bahwa ada pasukan Iblis di sini padanya sampai menggedor-gedor pintu rumah Hill, padahal pemiliknya sedang makan bersama tamu-tamunya. "Hill, sepertinya kau ditipu oleh orang yang tadi." ucap Yuna dengan nada yang pelan, menyadarkan Hill bahwa saat ini, dirinya telah dibohongi oleh tetangganya sendiri. "Benar-benar keterlaluan! Padahal Hill sampai menunda makanannya! Tapi ternyata itu hanya kebohongan! Aku jadi marah! Kawan!" Zapar menggeram, dia jadi kesal pada orang yang tadi menggedor-gedor pintu. "Ayo! Hill! Bagaimana kalau kita datang ke rumahnya! Untuk meminta penjelasan! Kawan!" Angin sepoi-sepoi menerbangkan rambut panjang Hill yang berwarna putih, wajah lelaki elf itu jadi muram, dia terlihat kecewa. "Itu...," kata Hill Yustard dengan lirih. "Kita tidak perlu melakukannya. Mungkin, dia punya alasan sendiri untuk membohongiku." "Tapi, Hill!" pekik Yuna dengan kencang, gadis itu jadi terbawa emosi. "Aku tidak terima temanku ditipu seperti ini! Dia harus menjelaskan padamu alasan mengapa dia membohongimu!" "YA! AKU SETUJU!" Zapar menganggukkan kepalanya dengan semangat. Namun, saat Hill akan membalas saran dari Yuna dan Zapar, sebuah gelak tawa terdengar dari tepi puncak pohon raksasa, yang sepertinya bukan hanya satu-dua orang saja yang tertawa. "Hahahahaha! Ya ampun! Aku tidak bisa menahannya lagi!" "Dia langsung pergi kemari untuk mencari iblis? Hahaha!" "Konyol sekali! Hahaha!" "Siapa juga yang akan percaya dengan hal seperti itu, kan? Kecuali Yang Terhormat Hill Yustard! Hahaha!" "Aku tak menyangka, tipuan bodoh semacam itu mempan pada Hill! Hahaha!" Datanglah, segerombol elf yang semuanya adalah pemuda berambut putih, sama seperti Hill, sedang tertawa-tawa puas memandangi orang yang telah ditipu oleh tipuan bodoh dari mereka, dan dari gerombolan itu, tetangganya yang tadi datang ke rumahnya, juga hadir di sana, ikut tertawa keras. Menyaksikan temannya sedang ditertawai habis-habisan, kedua tangan Zapar mengepal keras, dan napas Yuna menderu kencang saking kesalnya. Sementara Hill, hanya tersenyum tipis melihat gerombolan itu sedang menertawainya, dia tidak bisa melawan, karena jika lawannya bukan Iblis, dia tidak mau berkelahi. Itulah sebabnya, Hill Yustard dianggap lemah oleh bangsanya sendiri, karena dia tidak pernah menunjukkan kemampuan bertempurnya. Padahal sebenarnya, Hill sangat handal dalam bertarung, itu pun jika lawannya adalah iblis. "Aku senang bisa membuat kalian berbahagia," kata Hill dengan tersenyum manis pada mereka semua, lalu lelaki itu memutar lehernya menghadap dua teman barunya. "Yuna, Zapar, mari kita lanjutkan makan-makannya." Mendengar ucapan Hill, membuat Yuna dan Zapar menundukkan kepalanya, mereka berdua sangat jengkel. BLAR!! BLAR!! BLAR!!! Yuna melangkah dengan kecepatan tinggi, mendatangi gerombolan elf itu, lalu menampar dan mencengkram wajah-wajah yang masih sedang tertawa dengan tangan kanannya sampai akhirnya mereka semua terjungkal secara bergantian. "Zapar," panggil Yuna pada sahabatnya dengan nada yang lembut dan sedikit menggeram. "Berikan mereka sebuah hukuman." Saat Yuna memundurkan langkahnya untuk kembali ke posisi semula, kini giliran Zapar untuk maju ke para elf muda itu. "SERAHKAN PADAKU! KAWAN!" "Sial! Ada yang datang lagi!" "Oh tidak! Aku tidak mau mati!" "Ampuni aku! Aku hanya ikut-ikutan saja!" "Jangan! Jangan! Jangan! Jangaaan!" Mengabaikan teriakan-teriakan minta tolong itu, Zapar terus berlari kencang menghampiri mereka dengan senyum lebar, menampilkan gigi-giginya yang tajam dan bertaring. WUUUSH! Putaran angin menyertai tangan kanan Zapar yang bersiap-siap akan menghajar mereka semua. Yuna tersenyum manis melihatnya, sementara Hill Yustard takjub oleh kejadian tersebut. "SEGERA MATILAH... KALIAN SEMUA!" Teriakan Zapar membuat mereka yang sedang terjungkal di bebatangan pohon menciut ketakutan. "AMPUNI KAMI!" "AKU TIDAK MAU MATI!" "DIA DATANG!" "TAMATLAH RIWAYATKU!" "SIAL! AKU TAKUT!" "IBUU! TOLONG AKU!!" Namun, saat serangan Zapar tinggal seinci lagi mengenai mereka, malaikat berambut merah itu lebih memilih menghentikkan pergerakan tangannya dan kemudian, dia tertawa, "HAHAHAHA!" Zapar tertawa terbahak-bahak, dia sampai memegangi perutnya saking lucunya. "Eh?" "Ah?" "Kenapa kita tidak dihajar?" "Apa yang terjadi?" "Dia tidak jadi menyerang!" Lalu, Zapar berseru pada mereka dengan menampilkan muka garangnya yang menyeramkan, "SELAMAT! KALIAN SEMUA TELAH TERTIPU!" Mendengar seruan itu, wajah mereka semua, para pemuda elf, langsung memerah seketika saking malunya, lalu satu persatu dari mereka bangkit dan lari terbirit-b***t karena ketakutan. Hingga akhirnya, hanya tinggal sosok tetangga Hill yang tersisa di sana, dia tidak kabur seperti teman-temannya, dia malah duduk sendirian di sana, memandang ke arah Yuna dan Zapar dengan tatapan menyesal. "Mengapa kau tak ikut lari seperti kawan-kawanmu?" tanya Yuna dengan mata yang melotot tajam. "Ak-Aku minta maaf! Sungguh! Aku tidak bermaksud begitu! Aku hanya diperintah oleh mereka! Bukan aku yang punya ide untuk membohongimu! Tolong! Ma--" "CUKUP!" Hill berseru dengan lantang, membuat Yuna, Zapar, dan tetangganya terkejut. Kemudian, Hill melangkah mendekati tetangganya dan dia membantu orang itu untuk berdiri tegak. "Kau tidak perlu meminta maaf, kau tidak bersalah, tenang saja, aku tidak membencimu, kok." Mendengar perkataan lembut itu, orang tersebut menghembuskan napas lega, dia tersenyum pada Hill. "Terima kasih, Hill! Aku kira kau akan mar--" CRAT!! Tiba-tiba, darah menciprat dari leher orang itu, sampai Yuna dan Zapar terbelalak menontonnya. Ternyata itu perbuatan Hill Yustard, saat jemarinya menyentuh leher tetangganya, sebuah pisau mungil dia tanamkan di kuku-kukunya, untuk menggores permukaan kulit leher orang tersebut. "Argh!" Orang itu kaget saat rasa sakit dari leher menyambarnya secara mendadak, dan benar saja, cairan merah kental muncrat, hingga mengenai wajah Hill Yustard yang sedang menyeringai. "Apa maksudnya ini?" Hill Yustard segera membalas pertanyaan itu dengan nada yang ditekan, "Yang kuucapkan barusan padamu, itu adalah tipuan. Apa kau tahu? Melihat ekspresi konyolmu, aku sampai tidak bisa tertawa." "Ta-Tapi! Tapi! Mengapa!? Bukankah, kau itu orang baik hati yang tidak mungkin melakukan hal seperti ini!?" Setelah berseru-seru seperti itu, orang itu langsung jatuh dengan sendirinya dari wajah Hill Yustard, ia pingsan, karena rasa sakit yang luar biasa. "Alasanku menggores lehermu, itu karena sikapmu persis seperti Iblis, itu mengingatkanku pada masa lalu, aku jadi ingin melukaimu, maafkan aku. Dan juga, aku bukanlah orang baik." jawab Hill setelah tetangganya roboh di hadapannya. Kemudian, dengan santai, Hill berjalan kembali ke jalan rumahnya, dengan wajah yang terkena cipratan darah tetangganya, meninggalkan Yuna dan Zapar yang masih terkejut menyaksikan hal tersebut. Rupanya, teman baru mereka bukan seperti yang mereka pikirkan. Hill Yustard adalah sosok baik hati namun sangat kejam. BERSAMBUNG...
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD