Kita Teman

2107 Words
Alissa membuka kedua matanya dengan lebar dan langsung bangun dari tidurnya, dia melihat sekitar ruangan yang sudah taka sing namun dia masih tetap menganggap tempat itu sebagai tempat yang asing. Dia merasa tubuhnya masih lemah, dia bahkan tidak bisa menggunakan kekuatannya lagi. “ Kenapa aku bisa berada di tempat ini lagi.?” Ucapnya bingung. Alissa kemudian berusaha bangkit dari tempat tidur dan melihat tempat itu lebih detail lagi, rupanya pemilik rumah sedang tidak di rumah sehingga dia bebas melihat-lihat isi rumah manusia itu. Sebelumnya dia ingat di luar kamar itu ada beberapa koleksi si pemilik rumah yang antara lain adalah peri, Elf, kurcaci, dan makhluk mitologi lainnya. “ Rumah ini sangat aneh, dan pria yang tinggal disini pun sama anehnya. Apa jangan-jangan dia yang telah menculik teman-temanku.?” Alissa mulai mencurigai setiap sisi tempat itu sangat persis dengan yang ada di Sandora, jika pria yang memiliki rumah bukan pelakunya lalu dari mana dia bisa tahu semua ini. Keyakinan Alissa semakin bertambah ketika melihat ada sayap yang menyerupai milik peri-peri di Sandora, meskipun itu bukan sayap dari teman-temannya tetap saja membuat Alissa di buat kesal dan berjanji akan membunuh manusia itu jika dia kembali. Suara pintu terkuak seketika membuat Alissa menoleh dengan cepat sambil melindungi dirinya dengan benda yang dia dapatkan dari sekitarnya, pria itu terlihat diam di tempat dan berjanji tidak akan bergerak lebih jauh. “ Aku tidak akan menyakitimu, percaya padaku.” Ucap Edwyn sambil mengangkat kedua tangannya. Saat itu Alissa merasa kekuatannya langsung kembali, dia bisa membuat pria itu kembali membeku dan tidak dapat berkata-kata lagi. Setelah di coba-coba ternyata kekuatannya yang lain pun ikut kembali, dia tidak tahu kenapa kekuatannya hanya bisa aktif jika dia berada di rumah itu saja. “ Dimana teman-temanku.?” Alissa menodongkan sebuah benda tajam kea rah Edwyn dan membuat tubuh bagian kepalanya bisa bergerak agar dia bisa menjawab pertanyaannya. “ Teman apa? Aku tidak mengerti maksudmu.” Balas Edwyn benar-benar kebingungan. “ Melihat rumahmu yang serupa dengan duniaku, aku yakin kau yang menculik teman-teman periku. Katakan, dimana dia sekarang.” Lanjut Alissa semakin membuat benda tajam itu menusuk leher Edwyn. “ Bisa kita bicarakan baik-baik sebentar?” “ Tidak bisa, manusia sangat jahat, aku tidak akan bicara baik-baik dengan manusia.” “ Tapi aku bukan manusia jahat.” Alissa kembali membuat seluruh tubuh Edwyn membeku sehingga dia tidak bisa bicara lagi, dengan kembalinya kekuatan yang di milikinya, Alissa akan membuat tempat itu sebagai markasnya sembari mencaritahu semua tentang teman-temannya dan juga Edwyn yang masih belum mengaku. Suara perut Alissa tiba-tiba berbunyi cukup keras, dia mulai lapar dan baru saja ingat sejak kepergiannya dari Sandora dia belum makan apapun. Alissa kemudian melihat-lihat sekitar dapur untuk mencari makanan, namun sayangnya dia tidak menemukan satu makanan pun di dapur itu. Lalu pandangan Alissa tertuju pada kantung plastic yang di bawa oleh Edwyn barusan, terlihat seperti sayur dan buah sehingga membuatnya langsung merebut dari tangan Edwyn dimana pria itu hanya bisa diam seperti layaknya patung. Alissa merogoh isi kantung plastik dan mendapati buah dan sayur yang tidak pernah dia lihat sebelumnya, dia juga menemukan dua cup makanan yang bertuliskan mie instan yang membuatnya sangat aneh dengan semua makanan itu. Karena sudah tak tahan dengan rasa laparnya, Alissa membuka pembungkus cup mie instan itu dan mencobanya sendiri. Dia belum pernah merasakan makanan selezat itu, hingga akhirnya dia memakan mie instan itu mentah-mentah hingga tak tersisa. Edwyn yang masih dapat melihatnya meskipun dia membeku tak habis pikir dengan kelakuan Alissa, baginya itu sangat lucu sebab semua hal yang ada di dunia manusia mungkin tidak ada di dunia mereka sehingga mereka sangat asing dengan hal itu. Merasa terganggu dengan pandangan Edwyn, Alissa pun mengarahkan sihirnya sekali lagi ke arahnya dan membuat kedua mata Edwyn akhirnya tertutup dengan rapat. “ Aku akan menghukum mu sampai besok, jadi ku harap besok kau harus menjawab pertanyaanku.” Kata Alissa penuh penekanan. ** Suara gesekan piring terdengar sangat jelas dan membuat Alissa sampai terbangun dari tidurnya, dia mencium aroma sedap yang berasal dari luar kamar. Karena penasaran dia pun langsung bangkit dan keluar untuk melihat apa yang terjadi. Alissa di buat terkejut dengan sosok Edwyn yang sedang memasak di dapur, dia heran kenapa pria itu bisa bergerak sementara dirinya belum melepas sihir semalam. “ Hai, selamat pagi. Aku membuatkan sarapan untukmu.” Edwyn melihat Alissa sudah mulai mengangkat tangannya, dia tahu kalau gadis itu pasti akan membekukannya seperti kemarin. “ Tunggu-tunggu, aku tidak akan menyakitimu. Jangan membekukan aku lagi kumohon.” Pinta Edwyn dengan sangat. “ Aku tidak percaya denganmu.” Alissa pun kembali membekukan Edwyn seperti kemarin. Alissa juga penasaran dengan masakan yang di buat oleh Edwyn, karena dia lapar alhasil dia mengambil makanan itu dan segera menyantapnya di meja makan. Kali ini rasanya jauh lebih enak dari mie instan yang semalam dia makan, teksturnya jauh lebih lembut dengan tambahan bumbu yang semakin lezat. “ Hebat juga dia bisa membuat makanan selezat ini.” Benak Alissa sambil melirik Edwyn sebentar. Setelah Alissa selesai makan dan sebagainya, dia kembali membawa Edwyn ke hadapannya untuk di instrogasi lebih lanjut. Kali ini Edwyn tidak di bekukan oleh Alissa melainkan di ikat di sebuah kursi yang dimana tali yang dia gunakan adalah sihir yang hanya bisa di patahkan oleh si pemakai. “ Sekarang katakana dengan jujur, kenapa kau menangkap para peri di Sandora? Dan dimana mereka sekarang.?” “ Sudah ku bilang, aku tidak tahu apapun soal itu.” “ Kau tidak bisa membohongiku, buktinya sudah sangat jelas.” “ Kalau kau mengira aku pelakunya setelah melihat sayap palsu itu, kau salah besar. Sayap itu banyak di jual belikan di kota dan aku senang mengoleksi hal berbau fantasi.” Alissa jelas tidak paham apa yang di katakana oleh pria itu, namun terdengar dari suaranya dia memang tidak sedang berbohong. Tadi Alissa tidak ingin menggunakan kekuatannya untuk melihat isi kepala pria itu, akhirnya dia mencoba untuk mencaritahu semuanya lebih dalam. Alissa mulai menerawang jauh ke dalam pikiran Edwyn, dia melihat semua yang telah terjadi di kehidupan pria itu dan Alissa sekarang mengerti sambil membuka kedua matanya. “ Apa benar kau adalah manusia baik.?” Tanya Alissa menatapnya serius. “ Kau bisa melihat isi kepalaku.?” Lontar Edwyn takjub. “ Aku bisa melakukan apapun, oleh karena itu jangan macam-macam denganku.” Kata Alissa penuh ancaman. “ Kau jangan khawatir, aku tidak akan menyakitimu seperti yang selalu ku katakan. Dan jika tujuanmu kemari untuk mencari teman-temanmu, aku akan membantumu menemukan mereka.” Ujar Edwyn sungguh-sungguh. “ Ngomong-ngomong nama mu siapa? Aku Edwyn Karl.” “ Alissa Freeda.” “ Alissa ya, nama yang cantik.” ** Meskipun telah menjalin kerja sama dengan Edwyn, hal ini tidak membuat Alissa terbuka tentang dunianya kepada pria itu. Meskipun dia terus menerus bertanya tentang para Elf, bagaimana kehidupan mereka, apa nama dunia mereka, semua itu hanya di akhiri Alissa dengan membungkam mulut Edwyn menggunakan kekuatan sihirnya. Hari ini Edwyn berencana mengajak Alissa untuk melihat seperti apa dunia manusia, dia tidak ingin Alissa gegabah dalam melakukan sesuatu. Jika tujuannya untuk mencari teman-temannya, maka dia harus mengumpulkan bukti dan jangan sampai orang-orang yang tidak bersalah terlibat dalam hal ini dan membuat masalah semakin besar. Alissa paham dengan apa yang di katakana oleh Edwyn, untuk kali ini dia akan mendengarkannya. Dan sebelum meninggalkan rumah, ada satu hal yang harus di lakukan oleh Alissa sebelum keluar dari rumah. “ Kau harus menggunakan pakaian manusia untuk membuatmu tidak terlihat mencurigakan.” Edwyn menyerahkan beberapa pakaian kepada Alissa yang telah ia beli kemarin. “ Aku tidak mau memakai pakaian manusia.” Tolak Alissa ketus. “ Pakaianmu terlalu mencolok, mereka akan curiga dan menganggap mu aneh nanti.” Alissa kemudian menerimanya, dia terpaksa melakukan hal ini demi menjaga identitas dirinya. Setelah Alissa selesai mengenakan pakaian manusia, Edwyn kembali memberikan sebuah topi untuk menyembunyikan telinga panjang Alissa sementara warna dari matanya tidak akan di anggap aneh sebeb mereka bisa mengatakan itu adalah warna yang di dapat dari gen keluarganya. “ Kau sudah siap.?” Tanya Edwyn kemudian di balas anggukan pelan dari Alissa. ** Perbedaan dunia manusia dan negeri Sandora jelas sangat berbeda, semua yang ada di dunia manusia memiliki teknologi yang canggih dan bangunan tinggi hingga menjulang ke langit membuat Alissa terus di buat terkesima, selain itu dia masih di buat terkejut dengan sebuah kendaraan yang memenuhi jalanan dimana ada orang di dalamnya yang sedang mengendarainya. Jika di Sandora biasanya orang-orang hanya menggunakan kereta yang di tarik oleh seekor kuda, namun di sini jauh lebih canggih. Alissa mencoba tetap tenang seperti yang di katakana oleh Edwyn, meskipun dia muak melihat begitu banyak manusia tapi dia berusaha keras untuk tidak melakukan apapun. Mereka akhirnya tiba di sebuah toko, Alissa terdiam sejenak ketika melihat palang toko yang menunjukkan gambar sayap peri. Alissa mengira jika toko itu adalah markas dari manusia yang di cari, namun Edwyn menjelaskan kepada Alissa bahwa semua barang-barang di rumahnya dia beli di toko tersebut. “ Kau mengerti sekarang, aku mendapatkan koleksi ku di toko ini.” Ungkap Edwyn sambil menunjukkan semua koleksi benda yang berbau dunia fantasi di toko tersebut. “ Hey Edwyn, kau datang untuk membeli koleksi ku lagi.?” Pemilik toko yang bernama Gabriel baru saja keluar dan menyambutnya dengan ramah. “ Aku hanya ingin menunjukkannya ke temanku.” Balas Edwyn lirih. “ Sejak kapan kau memiliki teman seorang gadis yang sangat cantik. Perkanalkan nona, namaku Gabriel dan aku adalah pemilik dari toko ini.” Ucap Gabriel namun sayangnya tidak mendapat respon baik dari Alissa. “ Maaf, dia tidak mengerti bahasamu. Dia dari luar negeri.” Edwyn terpaksa berbohong agar Gabriel tidak merasa terabaikan. “ Benarkah? Dia datang dari Negara mana.?” “ London. ” “ Oke, aku mengerti sekarang. Kau dan temanmu ini boleh melihat-lihat isi toko ku.” Lanjutnya kemudian kembali ke belakang untuk mengatur koleksi jualannya. “ Kenapa kau tidak membalasnya?” Bisik Edwyn pada Alissa. “ Aku tidak ada urusan dengannya, dank au harus ingat kalau aku benci manusia.” Balasnya ketus. “ Aku tahu kau membenci kami, tapi setidaknya kau harus membalas sapaan orang yang sudah memberikan senyuman ramah kepadamu.” “ Kenapa kau jadi mengaturku sekarang.?” “ Ya sudah terserah kau saja, yang jelas aku sudah membuktikan kepadamu bahwa aku bukan penculik teman-temanmu. Aku membeli benda-benda yang ada di rumahku di toko ini, dan juga aku selalu mendapatkan barang-barang bekas di pembuangan yang kemudian aku mengubahnya menjadi benda yang layak pakai.” Jelas Edwyn namun sayang Alissa tidak mendengarkannya. Alissa terlihat menatap sepasang sayang berwarna aurora, itu membuatnya teringat dengan sesuatu yang entah mengapa membuat kepalanya mendadak sakit. “ Kau baik-baik saja.?” Tanya Edwyn khawatir. “ Aku baik-baik saja.” Balasnya pelan. Terdengar suara kecelakaan di depan toko, spontan Edwyn keluar untuk mengeceknya. Dia di buat terkejut dengan keadaan di luar dimana ada seorang wanita paruhbaya mengalami kecelakaan dengan sebuah mobil dimana si pengendara baru saja menabrak gerobak buah milik si wanita kemudian melarikan diri tanpa bertanggung jawab. “ Kau tunggu disini, aku akan membantu nenek itu.” Ucap Edwyn dan bergegas menghampiri si wanita itu. Alissa juga merasa kasihan terhadap wanita itu, tapi dia tidak akan membantunya karena dia adalah seorang manusia. Alhasil Alissa kembali masuk ke dalam toko dan melihat-lihat benda yang ada di dalam sana. “ Boleh aku bertanya sesuatu.” Sahut Alissa pada Gabriel. “ Kau bisa berbahasa Jerman juga? Kenapa barusan tidak membalas ucapanku.?” Gabriel jelas di buat bingung dengan kefasihan Alissa dalam berbahasa. “ Namaku Alissa, aku tidak suka manusia dan jangan banyak bertanya padaku lagi.” Ucap Alissa sukses membuat Gabriel bungkam. “ Kau ingin bertanya apa.?” “ Apa kau juga menjual benda seperti ini disini.?” Alissa menunjukkan gelang manusia yang dia dapatkan di hutan Sandora waktu itu. Gabriel mengambil gelang itu dan mengamatinya dengan seksama, dia menemukan ukiran lambang yang tidak asing. Tak lama setelah itu Gabriel menuju sebuah lemari yang paling ujung dan mencocokkan lambang tersebut dengan sebuah jam pasir dengan lambang yang sama di sampingnya. “ Ini di buat di Islandia, dari lambangnya yang berbentuk daun semanggi aku sudah tahu kalau benda ini di produksi disana.” Jelas Gabriel. “ Apa itu jauh dari sini.?” “ Tentu saja, kau harus naik pesawat untuk sampai disana.” “ Apa itu pesawat.?” Gabriel tertawa mendengarnya, bagaimana mungkin seseorang yang tinggal dari London namun tidak tahu soal pesawat. Melihat ekspresi serius yang di tampilkan oleh Alissa kemudian membuatnya terdiam, dia pun menjelaskan tentang apa itu pesawat kepada Alissa. Alissa tiba-tiba merasakan sakit yang luar bisa dan tubuhnya mulai melemah, Gabriel panik dan segera menolongnya. “ Kau baik-baik saja nona.?” Suara Gabriel perlahan menghilang di pendengarannya dan itu membuatnya kehilangan kesadarannya dengan penuh, Gabriel panik dan memanggil nama Edwyn berulang kali namun sayangnya pria itu tidak datang dan entah berada dimana saat ini.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD