15. Kecupan manis

1006 Words

"Tolong jangan katakan itu, Mas. Kumohon jangan katakan itu, Mas." Aku terus mengapit dan mengusap lembut wajah tampan yang ku kagumi sejak lama itu. "Ana, jangan bodoh! Aku bukan pria yang pantas untuk kamu cintai." Mas Salman membalas membelai wajah ku dan menyeka air mata ku yang sedari tadi terus mengalir. "Jangan menangisi ku, lihat wajahmu jadi jelek karena menangis, he he." Mas Salman menyeka air mata ku lagi dengan senyuman kecut. Mas Azzam begitu geram melihat ku dengan Mas Salman yang terus saja saling merangkul bahkan saling mengecup. "Ana!" sentak Mas Azzam. "Kita pergi dan tinggalkan dia, Ana." Mas Azzam menarik tanggaku sedikit kuat. "Kamu akan bercerai dengannya, Ana," ucap Mas Azzam dengan terus tanganku. "Mas, lepasin, sakit!" Aku berusaha melepaskan tanganku dari c

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD