Seorang gadis sedang mematut di depan cermin dengan gaun pesta syar'i yang menutup auratnya. Sesekali gadis itu berjinjit, melirik ke belakang seraya menarik ritsletingnya. Beberapa kali gadis itu mendesah, ia geram memikirkan mengapa sangat sulit menaik-turunkan ritsleting gaun-gaun pesta, seperti gaun pernikahannya tempo lalu. "Jika tidak bisa seharusnya kau memanggil bantuan," ujar seorang pria bersetelan tuxedo yang senada dengan gaun miliknya membuka pintu kamar, kemudian datang menghampirinya. Tania menunduk, menyembunyikan wajahnya yang memerah karena punggung telanjangnya terekspos. Kendati suaminya sudah sering melihatnya, tapi ia masih merasa jengah. Derap langkah Dimas semakin mendekat hingga kini tak ada lagi jarak di antara dirinya dengan Tania. Di saat tangannya hendak men