Zack tahu bahwa tak mudah baginya menjalankan hidup seperti manusia. Insting hewannya terus saja mengusai akal pikirannya. Dimana dia lewat, ketika bertemu dengan manusia asing, wajah mengeram yang dipenuhi emosi.
Siapapun yang melihatnya pasti ketakutan, mengira orang gila yang kabur dari rumah sakit. Begitu melihat pria itu, pandangan semua orang tak baik padanya, Zack memilih menjauh, menuju ke bukit, sepi dari para manusia.
“Aku bisa gila kalau dipandang aneh oleh mereka.” Zack mengangkat kedua tangannya untuk di amati. Sejauh ini, dia tak pernah menggunakan kekuatannya setelah memasuki tubuh itu. Ingin mencoba, tapi takut ketahuan.
Pikirannya melayang pada hutan yang tak jauh darinya. Begitu sampai, Zack langsung mencoba menggunakan kekuatannya. Pria itu berkosentrasi penuh, mengumpulkan energi ke pusar perut. Satu menit, dua menit, hingga menit ke tiga energi yang dikumpulkan sulit untuk terbentuk.
“Tidak mungkin aku kehilangan semuanya,” kata Zack tak percaya. Bisa di pastikan kalau dia hanyalah manusia biasa. Apa artinya seorang naga pelindung jika hanya memiliki jiwa naga yang lemah?
“Sialan! Kapan aku bisa kembali ke Planet Aques?" erang Zack begitu frustasi. Jika dia berlama-lama di bumi, tentu tugasnya sebagai naga pelindung akan kikis seiring berjalannya waktu.
“Tidak bisa. Aku adalah Naga Ares yang dihormati. Aku harus segera kembali ke Planet Ares.” Tanggung jawab yang di emban cukup besar, sehingga dia tak mau menyerah hanya karena tak memiliki kemampuan.
Zack duduk dengan bersila sambil menutup mata, memusatkan seluruh pikiran pada patner yang melakukan perjanjian dengannya. “Raja Adeus.”
Sontak gambaran tentang Raja Adeus terlihat jelas. Sebuah gedung menjulang tinggi, dipenuhi oleh manusia. Raja Adeus duduk di kursi sambil membaca sebuah buku. Mata Zack terbuka lebar begitu mengetahui nama gedung dimana tempat raja itu berada.
Sedangkan raja Adeus sendiri tersentak saat merasakan ada aura Naga Ares yang baru saja terasa. “Dia masih hidup,” katanya sambil bangkit.
Siapa yang masih hidup, Justin?” Steve masuk ke ruangan tanpa permisi, malah dia mendongakkan kepalanya dengan angkuh.
“Ares. Dia masih hidup!” pekik Justin tak percaya. “Aku yakin sebentar lagi dia akan datang kepadaku.”
“Meskipun hidup, dia hanya naga lemah. Kita disini untuk membuka lembaran baru.” Steve malas berdebat dengan Justin yang selalu saja membicarakan Ares. Itu sebabnya, perjanjian antara naga selalu dikuasai oleh Raja Adeus karena kebijaksaannya.
Keturanan Adeus tak pernah mengecewakan selama berabad-abad. Disamping bijaksana, mereka juga terkenal dengan kepimpinannya yang baik. Makanya pusat pola bintang berada di Negara Adeus.
“Steve, sudah berapa kali aku bilang, kita adalah makhluk Planet Aques. Jangan lupa identitasmu.” Justin kesal karena Steve selalu sengaja memprovokasinya.
“Terserah.., aku akan pergi liburan. Jangan menggangguku.” Steve membanting pintu cukup keras, membuat Justin mengumpat kesal.
“Dimana pun kau berada, datanglah kepadaku, Ares.” Justin berharap, Ares segera menemuinya untuk kembali bersama pulang ke Planet Aques. Meskipun di bumi dia menjadi orang hebat, tapi tanggung jawabnya juga besar sebagai penopang lima negara.
Sementara itu, Liana yang sudah pulang dari belanjanya kebingungan saat mendapati Zack tak ada di rumah. Gadis itu bahkan mencari ke seluruh kompleks, tapi tidak menemukan petunjuk sama sekali. Untung saja ada Petra, jadi dia bisa minta bantuan kepadanya.
“Petra!” panggil Liana dengan nada cukup tinggi. Petra yang tadinya sedang asing ber-teleponan langsung menoleh seketika.
“Kerjakan sesuai perintahku. Kabari jika persiapan sudah siap.” Petra tersenyum sambil mematikan panggilannya itu. Tak lupa dia melambaikan tangan kepada Liana. Gadis itu berlari kecil, menghampirinya dengan wajah cemas.
“Zack menghilang. Aku sudah mencarinya ke seluruh kompleks. Akan tetapi aku tidak menemukannya.” Liana meneteskan air mata karena Zack menghilang entah kemana.
"Mungkin dia sedang jalan-jalan. Jangan khawatir.” Petra memeluk gadis itu dengan wajah gelap dan dinginnya. “Tenang saja, sebentar lagi dia pasti akan pulang.”
Pulang, jangan harap. Karena Zack sedang mencari keberadaan Raja Adeus, yaitu Justin. Pria itu bahkan sudah berada di gedung Wilson Company. Begitu masuk ke dalam, seorang security langsung mencegatnya.
“Saya baru melihat Anda. Siapa Anda?” tunjuknya dengan wajah waspada.
“Aku ingin bertemu dengan Justin,” jawab Zack dengan cepat.
“Lancang! Nama Wakil Direktur tak bisa dibicarakan begitu saja!” Sang Security langsung mengusir Zack keluar gedung.
Sialan! Aku tak pernah diperlakukan seperti ini oleh manusia, geram Zack tertahan di dalam hati.
Pria itu pun mencari akal agar tidak di usir dengan mudah. “Aku ingin kerja disini!” teriaknya dengan lantang. Semua orang yang ada di sekitar langusng menatap ke arah mereka. Sang security yang merasa diperhatikan pun memasang wajah tersenyum canggung.
“Maaf atas ketidaknyamananya. Kalian bisa lanjut bekerja kembali.” Security menunduk hormat berkali-kali agar para karyawan segera bergegas tidak membung waktu.
“Aku bilang aku ingin kerja!” Karena diperhatikan, Zack menggunakan kesempatan itu untuk menarik perhatian mereka kembali. Terjadilah saling kasak-kusuk antara karyawan satu dengan karyawan lain. Disini sang security menjadi salah tingkah.
“Ikut denganku.” Dia menggeret lengan Zack untuk menjauh menuju ruang staf khusus para security.
Setelah masuk ke dalam ruangan. Security tersebut memukul kepala Zack dengan tongkatnya. “Kau gila! Aku bisa dipecat!”
Brengsek!
Zack mengeluarkan hawa dinginnya, mengeram dengan keras emmbuat security itu ketakutan sehingga jatuh ke lantai.
“A-apa ma-maumu?” tanya pria itu dengan cepat.
Kerja di sini. Kau harus membantuku.” Zack mengeluarkan aura gelap yang mendominasi persis aura naganya.
Sementara itu, Justin yang semua duduk tenang langsung bangkit seketika. Berlari keluar ruanga dengan tergesa-gesa. Para karyawan yang melihatnya pun sampai keheranan.
“Apa yang terjadi?”
Kenapa Tuan Justin seperti itu?”
“Apakah ada masalah?”
Masih banyak lagi pertanyaan-pertanyaan yang keluar dari mulut bawahannya, dan Justin tak peduli sama sekali, karena lebih fokus dengan aura naga yang menguasai gedung tersebut. Begitu sampai di ruang staf khusus security, langkah kaki pria itu berhenti.
“Semoga firasatku tak pernah salah.”
Pintunya pun dibuka perlahan, sontak aura naga yang keluar semakin pekat menyerbu seluruh tubuhnya. Justin sedikit merinding, tapi dia tampak biasa saja. Mata biru pria itu menatap dua orang yang dalam posisi seperti bos dan bawahan.
Tapi, matanya tetap fokus pada pria berambut pirang dan bermata coklat yang sedang berdiri itu. “Ares,” panggil Justin sedikit takut. Takut kalau salah mengenali.
Panggilan dari seseorang yang dikenalnya membuat Zack menekan aura naga miliknya. Begitu melihat Justin, pria itu langsung memeluk pria itu.
“Akhirnya aku menemukanmu.” Zack memeluknya begitu erat, membuat security yang tadinya gemetar tambah ketakutan karena merasa bersalah. Melihat pria itu, Justin memutuskan untuk memintanya pergi.
Begitu dia pergi, Justin melepas pelukan mereka. “Seperti dugaanku. Kau selamat dan masih hidup.” Pria itu menatapnya dari atas hingga bawah penuh selidik. “Tidak buruk. Tubuh yang bagus.”
Naga menjadi manusia adalah penghinaaan besar. Apalagi naga agung seperti Ares. Justin juga tak menyangka kalau Ares akan memasuki tubuh seorang manusia. “Aku kira kau berubah menjadi naga kecil. Ini diluar dugaanku. Kau sangat lemah.”
Zack kembali kesal begitu di ejek oleh Justin. Dia sendiri tahu kalau lemah, tapi bukan berarti kelemahan menjadi penyebabnya menyerah.
“Aku harus kembali ke Planet Aques. Kau harus membantuku,” kata Zack sambil memegang bahu Justin.
Bersambung