Nala sedang duduk di depan meja makan dengan para anggota keluarga lain yang mengelilinginya. Gadis itu hanya menatap piring kosong yang ada di atas meja hingga tidak menyadari sosok Devgan yang sudah duduk di seberangnya. Dengan sedikit keberanian, Nala mengangkat kepalanya, melirik sekilas ke seberang sana kemudian meringis di dalam hati, mengingat aksi barbar yang sudah dilakukan pada Devgan. Rasa bersalah mulai menyeruak dalam diri Nala ketika mengingat betapa kuat tenaga yang diberikan ketika menendang tulang kering Devgan. Niatnya mau menendang Adrian, malah salah sasaran dan mengenai Devgan. Ya, tapi siapa juga yang menyuruhnya untuk muncul di depan kamar Nala, ‘kan? “Sakit banget, ya, Mas?” tanya Adrian dengan nada lugu. Ekspresi wajahnya pun sepolos b****g bayi yang baru lahir.