Satu bulan sudah sejak acara reuni itu dan pertemuan Zenith dengan Jean, sang mantan kekasih. Sejak saat itu pula Zenith sebisa mungkin menghindari acara pertemuan-pertemuan yang melibatkan masa lalunya. Ia keluar rumah hanya untuk berbelanja atau ke acara bersama Dito. Itu pun Zenith tak berani jauh-jauh dari suaminya itu. Jam yang tergantung di dinding kamar sudah menunjukkan pukul sebelas lewat lima puluhan menit dini hari, tetapi sepertinya Zenith sama sekali belum berniat untuk memejamkan matanya. Setiap beberapa menit, Zenith selalu menoleh ke arah jam, menunggu jarum panjang jam itu tepat berada di angka dua belas. Gerakan tubuhnya yang terus membuat kasur bergoyang membuat Dito merasa tak nyaman dalam tidurnya, hingga membuat pria itu terjaga juga. "Ada apa, Zenith? Kamu