Chapter 2 - Malam Penuh Gairah

701 Words
Chapter 2 - Malam Penuh Gairah “Sial, kau masih perawan!” gumam Lucas, memucat. Ia menyadari bahwa dirinya baru saja melakukan kesalahan. Sebelumnya ia pernah bersumpah takkan pernah menodai perawan. Ketika Lucas hendak menarik diri, gadis itu menahannya. Dengan wajah bersemu kemerahan ia berkata lirih, “Tolong lanjutkan saja,” pintanya. “Kau menipuku!” Lucas geram. Seketika ia kehilangan gairahnya yang sebelumnya sempat membara. Senyum gadis itu melengkung dalam, “Apakah ada bedanya jika aku masih perawan? Toh, aku sudah membayarmu. Jadi lanjutkan saja.” “Sial!” Lucas merasa dipermainkan. Seharusnya ia yang mengambil alih permainan ini, tapi gadis itu begitu lihai dan pandai. Dia lantas menghujani Lucas dengan ciuman memabukkan. Tubuh Lucas bergetar oleh hasrat. Sekali lagi, ia merasakan inti tubuhnya menegang dan siap untuk meledak. “Jangan main-main denganku!” Lucas memperingatkan. Meski begitu ia tetap terlena oleh sentuhan-sentuhan liar sang gadis dan ciumannya yang menggairahkan. Gadis perawan itu berubah bak perempuan mahir, walau Lucas tahu ini adalah pengalaman pertamanya tidur dengan seorang lelaki. “Kau, mengapa begitu lihai?” Lucas berkata sambil terengah-engah. Gadis yang belum ia ketahui namanya itu tersenyum, “Aku bukan gadis lugu seperti yang kau pikirkan, Lucas. Banyak film dan buku yang aku baca untuk momen panas bersamamu. Aku sudah mempersiapkannya dengan baik. Jadi, anggaplah ini hadiah spesial di momen ulang tahunku.” “Argh, memangnya berapa umurmu?” tanya Lucas menahan desahannya. “Apa kau bisa menebaknya?” “Du-a puluh lima, Argh.” Ia mengerang lagi, tak kuasa menahan desahan nikmat akibat sensasi yang memabukkan. “Salah! Aku akan menghukummu!” Gadis itu dengan lihai memainkan kejantanannya. Membuat Lucas semakin hilang akal. Sentuhannya, sungguh sangat memabukkan. “Hari ini umurku baru dua puluh tahun.” “Sh*t, kau masih terlalu muda untukku.” “Jangan sombong, Lucas. Usiamu hanya berjarak tiga tahun dariku.” “Apa kau memata-mataiku?” “Aku tahu segala hal tentangmu, Lucas,” bisik sang gadis, sibuk dengan lelaki yang tengah bergumul bersamanya. “Lalu?” tanya Lucas penasaran. Mengapa gadis itu begitu intens mengejarnya. “Aku ingin kau berikan aku milikmu.” “Apa maksudmu?” Sambil terengah-engah, gadis itu mendorongnya tanpa henti. Di bawah kabut asmara, Lucas terpelanting dalam jurang kenikmatan yang membawanya ke titik yang dinamakan surga dunia. Untuk pertama kalinya ia merasakan kenikmatan hakiki, karena sebelumnya ia tak pernah merasakan surga itu kecuali dengan tangan para wanita atau mulut mereka. Lucas tidak pernah menyentuh seorang gadis, kecuali gadis liar ini. Hanya gadis ini yang mendapatkan dirinya, keseluruhan dirinya. Hingga ia mengerang tak berdaya, jatuh terjerembab bersama seorang gadis tanpa nama yang menghabiskan malam penuh gairah mereka yang sangat luar biasa. “Apa itu tadi?” tanya Lucas terengah-engah, saat dia meledakkan hasratnya di dalam tubuh gadis itu. “Entahlah! Aku sendiri tak yakin!” ucap sang gadis, turun dari atas tubuh Lucas dan berbaring sejenak, menenangkan napasnya yang terengah-engah. Lucas merasa mengantuk tiba-tiba, namun sebelum itu ia membuka matanya kembali. “Ngomong-ngomong siapa namamu?” Gadis itu tersenyum singkat, “Tidurlah. Jika kau bangun nanti aku akan memberitahumu,” ucap sang gadis dengan nada lembut. Lucas terlena dan mulai terlelap, apalagi gadis itu mengusap lembut kepalanya. Ia pun akhirnya tertidur lelap. *** Sinar matahari menerobos masuk melewati sisi jendela kamar hotel yang tertutup tirai. Lucas mulai merasakan kehangatannya. Tangannya meraba ke sisi yang dingin. Mencari-cari kelembutan kulit gadis yang bersamanya sepanjang malam. Ia mendapati kehampaan. Sontak ia terbangun. “Hei? Halo?” Lucas coba memanggil. Jelas ia tak mengenal nama gadis yang tidur bersamanya semalam. Mungkin ia harus memanggilnya ‘gadis liar’. Permainan mereka cukup barbar semalam. Bukti kalau Lucas sudah mengambil keperawanan dirinya terlihat jelas. Terdapat bercak darah milik gadis yang mengaku sudah tidak perawan itu, dan sekarang ia merasa ditipu mentah-mentah. “Si-al! Kemana gadis itu pergi?” Dengan marah, Lucas beranjak dari ranjang. Memanggil gadis itu, tak tak ada jawaban. Selembar cek tergeletak di atas nakas. Lucas meraihnya. Sepucuk surat juga tersimpan di bawahnya. “Jangan mencariku?” Lucas memekik, nyaris merobek surat yang membuatnya menggila. Ia merasa dipermainkan olehnya. Lucas bersumpah akan menemukan gadis itu walau ia harus mencarinya sampai ke ujung dunia. Meski bersembunyi di kutub utara atau selatan sekali pun, Lucas bersumpah akan menemukannya. ***
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD