Siang menjelang. gadis cantik bernama
Adelisa baru saja pulang sekolah, dengan cepat ia berlari ke toilet umum dan mengganti pakaian sekolahnya dengan pakaian rumah. Pakaian sekolahnya di masukan ke dalam dan mengancing tasnya, Setelah selesai gadis cantik itu keluar dan berlari kembali sambil membawa kecrekan kesayangan. Kecrekan yang terbuat dari kayu lalu di beri tutup botol dengan masing- masing sisi berisi 3 buah tutup dan di paku. Lisa berhenti di sebuah lampu merah di sana ia mulai membunyikan kecrekannya seraya bernyanyi lagu kejora. Tak banyak dari mereka yang menolak, cuek ataupun mengusir Lisa. Tapi Lisa tidak patah semangat, ia terus bernyanyi seraya tersenyum tak sedikit pula dari mereka dan memberikan Lisa uang.
"Makasih pak." Lisa memasukan uangnya ke dalam saku lalu berpindah tempat. Lisa mempunyai hobby menyanyi secara tersembunyi ingin sekali dirinya ikut audisi tapi kata bapak dan ibunya melarang. Mereka bilang untuk apa kamu mau nyanyi, dirimu itu siapa? Kita ini orang miskin untuk makan saja susah. Jangan berharap lebih, seorang b***k tidak akan bisa menyentuh mahkota indah bila kita tidak memiliki derajat tinggi.
Sejak saat itu, Adelisa tidak pernah meminta mengikuti audisi ataupun bercerita esok nanti ia akan menjadi penyanyi terkenal.
Hari menjelang sore, sang senja mengiringi langkah Lisa untuk pulang kerumah.
"Assalaamulaikum Ibu." Lisa masuk ke dalam rumah ia melihat ibunya sedang mencuci beras aking untuk di masaknya nanti. sedangkan bapaknya sedang meminum kopi di meja usang dekat jendela bapaknya Lisa seorang kuli panggul yang jahat maklum bapak tiri.
Nasi aking adalah makanan yang berasal dari sisa-sisa nasi yang tak termakan yang dibersihkan dan dikeringkan di terik matahari. Nasi aking biasanya dijual sebagai makanan unggas Tetapi belakangan masyarakat pun mulai mengonsumsi nasi aking. Nasi aking bukanlah makanan yang layak dikonsumsi manusia karena berwarna coklat dan dipenuhi jamur. Namun, masyarat kelas bawah menjadikannya sebagai makanan pokok pengganti nasi karena tak mampu membeli beras. Untuk menghilangkan bau, nasi aking terlebih dahulu dipisahkan dari kotoran, dicuci, dijemur, lalu diberi kunyit untuk mengurangi rasa asam akibat jamur.
"Dari mana kamu?!, kamu gak ngamen kan? Bikin malu bapak saja." Kata Bapak dengan suara besar. Bapak meletakan cangkir stenlis bercorak hijau di meja. Bapak tiri Adelisa berkulit hitam legam dan berkumis tebal. Adelisa menggeleng seraya tertunduk.
"Tidak pak, Lisa cuma habis mengerjakan tugas kelompok di rumah teman." Bohong Lisa. Lisa kemudian pergi ke kamarnya. Kamar yang kecil berdinding triplek dan beratap bolong jika hujan air akan masuk. Lisa membuka lemari kayu lalu mengeluarkan celengannya. Celengan dari botol kaca dulunya tempat kopi mahal tapi Lisa menyulapnya menjadi celengan. Lisa duduk di pojokan ia mengeluarkan uang dan memasukannya ke dalam sana. Lisa tersenyum saat menimang tabungan yang cukup berat. Uang itu akan pergunakan untuk dirinya masuk sekolah menengah pertama nanti. Lisa berdiri ia meletakan tabungan itu di lemari lalu menutupnya setelah itu lisa mengganti baju dan membantu ibunya.
Lisa memiliki satu adik yang terbilang sangat tampan. Bapak menjual ibunya Lisa ke pengusaha kaya untuk di pakai semalam. Tak rasa dari hasil itu ibunya Lisa hamil dan melahirkan Yusuf. Bayarannya kalau tidak salah 3 juta untuk satu malam. Bapak terpaksa menjual ibu karena harus membayar hutang hasil menjudi dan uang makan.
Bapak terbilang memang biadab, Lisa nyaris di perkosanya waktu dirinya mabuk tapi ibu menahannya dan akan meninggalan Bapak jika berbuat seperti itu. Sungguh Lisa berharap Bapak tirinya itu cepat mati.
"Adek lagi ngapain?" Tanya Lisa. Yusuf memperlihatkan dirinya sedang memegang potongan ikan asin. Lisa tersenyum kemudian menggendong adiknya yang masih berumur dua tahun. Lisa membawa adiknya berjalan- jalan sore di sekitaran rumah. Rumah kumuh yang banyak anak-anak berlari. Hari menjelang malam. Lisa menyimpan kecrekannya di bawah kasur. Berharap esok pagi ia akan memiliki hidup yang lebih baik. Karena Lisa yakin
"Hidup akan menjadi lebih baik dari hari ini."
Andrean Cassanova, pria tampan itu tengah terduduk frustasi di lorong rumah sakit. Istrinya baru saja mengalami pengangkatan rahim karena tumor. Musnahlah sudah harapannya untuk memiliki seorang anak tampan dan cantik. Ia mengacak rambutnya.
"Andrean?" Panggil Ibu. Ibunya Alessya, istri Andrean. "Kau dipanggil istrimu..." lanjut Bu Dharma Ningrum. Andrean berdiri ia menyapu wajahnya dan merapikan rambutnya agar tidak terlalu berantakan. Andrean membuka pintu kemudian tersenyum hangat.
"Bagaimana kondisimu sayang." Andrean duduk di kursi dan melihat Alessya. Alessya diam ia membuang wajahnya.
"Aku minta cerai, menikah denganmu membuat hidupku sangat sial.'' Kata Alessya. Andrean terdiam ia menundukan wajahnya.
"Maaf." Jawab Andrean. Alessya menatap Andrean . ia sedikit bangun
"Aku tidak bisa punya anak! Itu semua karenamu. Sekarang berikan aku seorang anak! Tidak tau siapa ibunya yang jelas aku ingin memilikinya. Dapatkan anak itu lalu datang kepadaku! Jika tidak, pergilah sejauh mungkin!." Kata Alessya tinggi. Andrean mengangguk ia berdiri dan ingin mencium kening Alessya. Tapi wanita berparas arab itu menjauh.
Andrean hanya mengangguk dan keluar dari ruangan istrinya. Alessya sengaja mengangkat rahimnya karena tidak ingin memiliki anak bersama Andrean. Terkena tumor hanyalah alasan agar lelaki itu mau melepaskannya. Alessya menikah dengan Andrean karena terpaksa dan di jodohkan. Alessya diam, ia harus kabur setelah ini.