Dua hari ini tidak ada kabar dari Adit semenjak aku bertanya soal pekerjaan. Mana lusa harus ke pernikahan Bara. Pikiranku seketika berubah menjadi kacau, ada apa dengan Adit? Beribu pikiran aneh mulai menghinggapi otakku. Aku mulai berfikir dengan apa yang pernah Adit katakan, pasti semuanya hanya tipuan semata. Laki-laki memang pandai mengobral cinta, lagipula dari mana juga seorang Dokter yang sukses bisa menyukaiku yang cuma janda ber-anak dua. Adit itu pantasnya bersanding dengan gadis lajang sepertinya. Ini yang aku takutkan dari mencintai seseorang, takut ter-PHP …. Ingin aku menanyakan kabarnya, tapi jari ini terasa berat untuk mengetik pesan itu dan mengirimkannya. ? Udah [Ra ,,, buka pintu sekarang. Aku ada di depan pintu rumahmu] Seseorang yang tengah kupikirkan tiba-tiba