BAB 32

1073 Words
Radiant tidak dapat melihat keberadaan asli sosok lawannya itu karena lawannya itu terus-menerus menggunakan sihir ruang tanpa henti. Secara perlahan-lahan mendekati Radiant yang masing bingung melawannya dengan cara apa. Radiant yang emang pada dasarnya jenius pun membuat jebakan dengan menumbuhkan bibit pohon yang dapat membuat seseorang bisa kehilangan fokus ketika menginjaknya. Radiant tidak lupa menambahkan dinding pelindung bewarna hijau tua bening pada sekeliling dirinya seakan membentuk kepompong. Di dalam dinding itu Radiant dapat memfokuskan dirinya dengan mudah dan ia bisa membaca gerak gerik dari lawannya itu. Pengguna sihir ruang yang terus-terusan menggunakan sihir ruangnya itu akhirnya tertangkap oleh Radiant yang sudah dapat membaca gerak geriknya. Sampai suatu waktu pengguna sihir itu terjatuh secara tiba-tiba diakibatkan ia terkena jebakan oleh Radiant yang membuatnya kehilangan fokus dan kendali diri sendiri. “Ternyata lo memakai cara licik ya.” Pemilik sihir ruang itu mendecih membuat Radiant hanya dapat meresponnya dengan memiringkan kepalanya seraya menaikkan sebelah alisnya. “Licik? Lo kira bakal ada orang yang bertarung dengan cara jujur? Keburu mati kalau Lo begitu,” balas Radiant kesal. Tanpa basa-basi lagi, Radiant menumbuhkan bibit di sekelilingnya itu menjadi banyak tumbuhan yang bermacam-macam, Radiant menumbuhkan ya sampai sepanjang 3 meter yang membuat penonton tidak dapat melihat apa yang terjadi di antara mereka kecuali Dave yang dengan mudah melihat Rdiant sedang berusaha untuk berlari ke arah pemilik sihir ruang. “Gue rasa Radiant makin menyusahkan dirinya deh,” celetuk Dave tiba-tiba. “Menyusahkan kenapa?” tanya Alana yang penasaran dengan maksud perkataan dari Dave. "Ia menumbuhkan tumbuhan seperti ini untuk membuat sihir Zoey lemah dan membaca pergerakan sihir ruang oleh Zoey, tetapi ia justru menjebak dirinya sendiri dengan menghabiskan energi hanya dengan menumbuhkan tumbuhan seperti ini. Ia bisa mendeteksi Zoey tetapi ia akan kesulitan menangkapnya dalam waktu cepat.” Dave berujar dengan matanya yang tertutup itu, ia masih melihat kondisi di dalam tumbuhan-tumbuhan tinggi itu. “Mungkin dia ada rencana lain Dave,” ujar Alana. “Rencana apa?” Dave mengernyitkan dahinya kembali memikirkan rencana lain yang akan dilakukan oleh Radiant. “Apa lagi? Menyerap sihir milik Zoey sehingga ia tidak dapat melakukan sihir ruangnya,” ungkap Alana. Sesuai perkataan Alana. Zoey terlihat mulai lemas dan sulit untuk berkonsentrasi, ia memberhentikan sihir ruangnya untuk sementara dengan napas yang mulai tidak teratur. Zoey melihat sekelilingnya secara was-was saat ia mulai merasakan ada yang mendekatinya. Zoey dengan sigap mengaktifkan kembali sihir ruangnya itu, tetapi sihir ruangnya yang berbentuk portal seperti cermin oval itu tidak muncul sama sekali. “Sial! Apa yang terjadi?” gerutu Zoey dengan dirinya yang mulai panik. “Kenapa? Panik ya? Bahkan Lo belum nyentuh gue sama sekali, tapi Lo udah kehabisan energi sihir?” Terdengar suara Radiant yang bergema dan suara langkah yang semakin mendekat ke arah Zoey. Zoey yany mendengar itu tertawa dengan geli, “Hahahahahhah! Apa Lo bilang? Kehabisan energi? Wah! Ternyata Lo benar-benar mgeremehin kekuatan gue ya?” balas Zoey dengan nada kesalnya yang sangat jelas. Radiant yang sudah menemukan keberadaan Zoey tepat di depan matanya langsung menebaskan energi sihirnya yang bakal melukai fisik Zoey secara dalam. Sekali tebasan Radiant lakukan dengan tangannya yang diarahkannya secara vertikal di depan dadanya. Setelah tebasan itu, Radiant mengecek Zoey yang ternyata masih ada di sana dengan tubuhnya tanpa terluka sedikitpun. “Hei! Lo pikir sihir ruang cuma bisa berteleportasi doang? Bagaimana ya bilangnya?” Zoey tiba-tiba muncul di hadapan Radiant dengan berjalan menembus nembus tumbuhan raksasa milliknya itu. “Mungkin bisa dibilang jika nyawa satu arena ini menjadi milik gue?” Zoey membicarakan hal yang terdengar sangat mustahil. “Apa Lo yakin dengan perkataan Lo barusan?” tanya Radiant meragukan apa yang baru saja didengarnya. Itu sangat tidak masuk akal mengingat sihir Zoey bukan sihir legendaris. Radiant terkesiap saat tiba-tiba saja tubuhnya terasa berat dan tidak bisa bergerak sama sekali. Zoey mengeluarkan sebuah cahaya berwarna putih terang dan itu membuat keadaan di sana menjadi berubah drastis. Sihir Radiant yang awalnya memenuhi arena sekarang sudah tidak ada sama sekali, hanya terlihat arena kosong dengan Zoey yang sedang memperhatikan Radiant yang sudah kaku sedari tadi. “Jadi pemindahan dimensi ya?” Radiant berujar karena ia tau itu merupakan sihir pindah dimensi karena Radiant dapat merasakan suasana alam yang berbeda dengan sebelumnya. Radiant tau jika di kehidupan ada kemungkinan besar bahwa kita memiliki dunia lain yang menjalankan hidup sama seperti yang mereka jalani. Orang-orang menyebutnya dunia paralel dan itulah yang digunakan oleh Zoey pada saat sekarang, ia menggunakan sihir ruangnya dengan memperbesar kemungkinan yang terjadi sehingga dapat menyentuh dimensi ruang dari dunia yang berbeda. Walaupun hal yang dilakukannya sangat fatal, tapi sepertinya Zoey tidak mengetahuinya sama sekali. “Mau bagaimana Lo berusaha mau ngalahin gue, tetap aja Lo nggak akan bisa,” ujar Radiant tidak basa basi. Radiant kembali mengumpulkan energinya dan menyelimuti seluruh area yang dapat dijangkau ya sebesar-besarnya. Zoey yang melihat Radiant bisa lepas dari sihir ruang cukup terheran-heran kenapa Radiant dapat melakukan hal itu. “Lo kira gue bakal nyerah? Lagipula Lo mau kalahkan gue dengan cara apa?” tanya Zoey dengan nada remehnya dan tangannya yang menyilang di dadanya membuat sikap angkuhnya makin terlihat dengan jelas. “Dengan cara apa ya...” Radiant melangkah mendekati Zoey dengan wajahnya yang cemberut seakan berpikir apa yang akan ia lakukan untuk melawan Zoey. Setelah mendapatkan kemungkinan Radiant menatap lekat lekat mata Zoey yang sangat dingin itu, “mungkin gue bakal meledakkan dimensi ini? Bagaimana? Lo sanggup menampung ledakannya?” tanya Radiant. Zoey yang awalnya cerah menjadi muram karena perkataan Radiant barusan, ia sama sekali tidak paham maksud Radiant. Bagaimana bisa ada orang yang mampu meledakkan dimensi? Itu sama saja bunuh diri, Zoey juga tidak terbayangkan sihir yang dipakai untuk bisa meledakkan dimensi yang luasnya saja tidak terukur. “Coba saja kalau Lo bisa, gue yakin itu cuma omong kosong Lo doang.” Radiant menautkan jadi telunjuk dan jempolnya membentuk simbol ok, ia tanpa berpikir panjang lagi langsung memejamkan matanya dan mengumpulkan energi hijau yang ada di sekelilingnya. Radiant membuat energi itu berkembang biak dengan cepat dan semakin banyak sehingga memenuhi dimensi baru yang dibuat oleh Zoey itu. Saat Radiant sudah merasa cukup, ia langsung membuat percikan api dan menyatukan energinya dengan energi sihir miliknya. Saat membuka matanya sebuah ledakan yang benar-benar ledakan langsung muncul. Dunia seakan bergetar saat itu dengan goncangan yang hebat, hawa panas langsung terasa pekat, dan terdengar suara yang kuat diiringi cahaya merah darah menghampiri mereka. Radiant sendiri sampai tidak dapat mengimbanginya dan menjumpai kegelapan hanya dalam sekejap. Bahkan ia tidak dapat merasakan tubuhnya sama sekali.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD