43. Senin yang Panas (lagi)

2494 Words

Hari ini Arsya sampai di kantor dengan wajah kusut. Tidurnya tidak nyenyak berakibat dia bangun dengan kepala pening. Jika tidak ada rapat penting hari ini rasanya dia ingin istirahat saja di rumah sambil menunggu kedatangan Jihan. Hanya satu hari satu malam ditinggal Jihan pergi ke rumah orang tuanya ternyata mampu menjadikan harinya hampa. Sepanjang perjalanan dari lobi sampai di lantai tempat ruangannya berada, Arsya lebih banyak menunduk. Kalaupun memandang ke depan, pandangan itu terlihat kosong hingga beberapa orang yang tersenyum dan menyapanya tidak satupun dia balas.  Arsya menoleh sekilas saat melewati ruangan divisi keuangan. Langkahnya ia hentikan saat menyadari sesuatu. Dia mundur lagi beberapa langkah untuk memastikan apa yang dia lihat. Senyumnya melebar ketika bayangan ses

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD