Zein melihat Azalia di depan sana melalui layar yang tergantung di samping pintu. Senyum tawa masih menghiasi wajah tampannya. Azalia terlihat sedang mengintip melalui celah pintu. Usaha gadis itu akan sia-sia, sebab celah pintu itu sebenarnya rapat. Lalu sebuah panggilan di ponsel Zein melunturkan senyum itu. Pria itu segera meraih ponselnya di saku, lalu bicara pada orang di seberang sana. Tiba-tiba ekspresi wajahnya kembali serius. "Aku segera berangkat," ucap Zein sambil berjalan lebih ke dalam apartemen itu. Dia meraih sebuah kunci di dalam brangkas. Zein meraih jas hitamnya dan segera melangkah cepat menuju pintu keluar. Azalia terkejut saat pintu itu dibuka. Dia sedang bersandar pada daun pintu tadi, beruntung tubuhnya tidak jengkang ke belakang. Dapat dia lihat Zein berpakaia