Aruna merasa ada yang aneh dengan tubuhnya. Tubuhnya seakan tengah terkena aliran listrik dengan tegangan tinggi. Tubuhnya mulai memanas. “Kak!” Aruna bahkan tak sanggup untuk membungkam mulutnya sendiri agar tak mengeluarkan suara yang tak ingin dikeluarkannya. Tapi dirinya juga tak sanggup untuk menahannya, hingga suara itu keluar dengan mulus dari mulutnya, hingga membuat Brian tersenyum. “Apa kamu menikmatinya, Sayang? aku bahkan bisa memberikan lebih dari ini.” Aruna menggelengkan kepalanya, “jangan lakukan lagi, Kak. Aku mohon. Jangan sampai aku membencimu,” pintanya dengan kedua mata yang semakin memerah karena terus menangis. “Tapi aku sangat menginginkan kamu, Sayang. Aku...” Aruna terkejut, saat tiba-tiba Brian menjatuhkan tubuhnya di atas tubuhnya. Dimana saat ini Brian s