“Mas, ... adikmu sama tunangannya lagi berantem, ya? Aku perhatikan kok, ... mirip korban perjodohan.” “Ya coba ditanyakan.” “Lah, ... kok ditanyakan? Mas kan, ... kakaknya. Makanya aku tanya ke Mas.” “Aku kakaknya Yaya, tapi yang menjalani mereka.” Albizar menghabiskan salad buahnya tanpa membaginya kepada sang istri. “Status saudara, bukan berarti benar-benar tahu isi hati mereka. Dukun saja enggak sesakti itu.” “Mas, ih ... maksudku, minimal kamu perhatikan. Daripada dilanjut tapi hanya saling menyakiti, ya mending enggak jadi sebelum mereka melanjutkan ke jenjang pernikahan.” Meski fokus sekaligus menghabiskan tuntas salad buahnya, Albizar tetap menyimak ucapan Kia dengan saksama. “Mas ...?” panggil Kia menagih sikap dari suaminya. Di sebelahnya, Albizar masih saja malas-malasan