“Ha ha ha, sudah dong. Cukup satu lagu saja. Kalau banyak ntar bayaran kamu buat aku loh,” kata Irhan menggoda penyanyi café. Tapi dia belum bangkit dari kusrsi di oanggung, di sebelah penyanyi café.
“Mungkin ada pengunjung lain yang mau ikut gabung di sini untuk bernyanyi? Mbak di depan saya kayaknya boleh tuh,” goda penyanyi cafe pada gadis yang sejak tadi jadi tumpuan mata Irhan.
Gadis tersebut membalas dengan senyum dan menggeleng.
“Saya nggak bisa nyanyi Mas,” ucap Listy rupanya dia juga datang ke cafe ini dan dia yang sejak tadi jadi focus perhatian Irhan.
“Enggak apa-apa Mbak, sini saja kita gabung. Mungkin Mbak juga bisa main gitar atau yang lain. Tapi nyanyi bisa kok Mbak, asal rengeng-rengeng ( bersenandung lirih ),” timpal Irhan yang melihat ada kesempatan ‘berkenalan’ dengan gadis yang dia lihat sedang gundah.
“Nggak Mas, saya nggak bisa,” Listy menolak dengan sopan. Walau saat Irhan menyanyi dia mengikuti dengan gumam lirih.
“Oke mbaknya belum mau, mungkin ada yang lain?” kata penyanyi cafe mencoba berinteraksi dengan audience-nya.
≈≈≈≈≈≈≈≈
‘Belum ada bom meledak, padahal sejak tadi aku menunggu tak sabar,’ kata Listy. Bagaimana dia bisa bernyanyi kalau dia sedang menunggu bom atom?
Sejak jam empat sore dia belum mengaktifkan ponselnya. Memang tadi dia sudah memberitahu keluarganya bahwa dia sudah tiba di Jogja menggunakan ponselnya eyang putri. Jam lima sore dia menyalakan ponsel tetapi tidak ada miscall dari keluarga Galih, tapi banyak notif yang masuk.
Itu karena tadi jam empat Listy mengirimkan video yang dia buat, lalu ponsel dia matikan sejenak karena hendak di charge sebelum dia pergi refreshing malam ini.
Ternyata waktu di apartemen Galih, saat ponsel dimasukkan terburu-buru ke tas, ponsel Listy belum mati, jadi video masih berjalan merekam, tapi hanya gelap, karena ada di dalam tas. Tapi semua percakapan Galih dan Listy jelas terdengar.
Bagaimana Galih bilang harusnya kamu bersyukur karena saya tidak ngapa-ngapain kamu, sampai teriakan-teriakan minta ampun Galih saat dia hajar terekam dengan jelas.
Listy tadi mengirimkan pesan pada kedua calon mertuanya apa pantas seorang lelaki mengatakan seharusnya dia bersyukur karena tidak dibuat mainan.
Apa pantas seorang yang mengaku muslim mengatakan bila enggak kuat lebih baik dia jajan dengan menyewa banyak perempuan?
≈≈≈≈≈≈≈≈
Anto sejak pagi tentu saja mendidih melihat video yang Listy kirimkan, begitu pun Widuri dan Sutikno atau yang biasa disebut Pak Prabu. Mereka sangat marah melihat alasan mengapa Listy membatalkan pernikahannya dengan Galih, padahal undangan sudah jadi, pakaian pengantin dan semua keluarga sudah jadi, gedung sudah siap. Pokoknya semua sudah siap, sudah 80% persiapan dan sekarang Galih ternyata seperti itu.
Pak Prabu akan minta keluarga Mahendra Harsana datang dengan resmi membatalkan lamaran mereka pada Listy, karena saat mereka melamar, mereka datang resmi.
≈≈≈≈≈≈≈≈
Tadi jam tiga sore Mahendra Harsana mendapat paket dari satpam yang menerima dari kurir untuk langsung diberikan pada papanya Galih dan langsung dibuka. Begitu pun mamanya Galih yang penasaran kado apa yang dia dapat dari calon menantu kesayangannya itu.
Mereka kaget melihat video yang Listy kirim lewat flash disk. Di dalam flashdisk itu juga dijelaskan soal Listy mau bertanggung jawab terhadap biaya rumah sakit Galih karena dia telah memukul Galih, walau niatnya membuat Galih cacat permanen, tapi tak tega, hanya dibuat retak tulang keri kaki kiri saja. Semua Listy tuliskan di flash disk.
Listy juga menuliskan satu kardus berisi undangan yang belum dia buka sama sekali dan satu kardus yang besar adalah semua barang yang Galih pernah berikan selama pacarang hingga pertunangan juga semua hantaran barang lamaran kecuali makanan yang diantar saat lamaran!
Semua sudah Listy kembalikan termasuk cincin pertunangan permata yang Galih berikan. Sudah tak ada lagi barang dari Galih yang Listy simpan.
Listy juga berani menghadapi apabila kasus dibawa ke jalur hukum karena dia sudah bikin Galih babak belur. Dia tahu mantan calon ibu mertuanya adalah pengacara.
≈≈≈≈≈≈≈≈
Taufik kakaknya Galih yang mendapat cerita itu dari sang Mama dan papa langsung mencari di mana Galih berada. Galih mencari Galih tidak menghubungi ponsel adiknya terlebih dahulu. Dia langsung mencari saja.
Ternyata Galih ada di sebuah rumah sakit dengan bagian kaki kiri retak jadi dia belum boleh pulang.
“Jadi ini perempuan yang bikin elo gila atau banyak perempuan lain? Elo bilang kan perempuan ini dibayar ‘kan? Cuma take and give ‘kan. Terus dia masih di sini apa belom elo bayar? Atau emang elopiara lon-te ini secara permanen?” bentak Taufik saat membuka pintu ruang rawat Galih. Di sana ada seorang perempuan dan dua orang perawat.
“Dan barusan jam empat sore itu video elo lagi making love tanpa baju sama sekali, tanpa selimut sama sekali, dengan semua omongan elo yang menjijikan ke lon-te itu ada di grup keluarga!”
“Dan gue yakin sebentar lagi tampang elo berdua bakalan rame. Di media sosial, karena pasti aja tu video bakal menyebar tanpa bisa kita hentikan.”
“Ini yang gue denger dari mulutnya Listy sebelum dia keluar dari kamar elo, Listy pengen lihat itu perempuan punya muka nggak buat jalan di catwalk, karena pasti sekarang muka dia sudah babak belur di media online. Karena mukanya enggak di blur, muka elo juga enggak di blur, lihat saja kalau nggak percaya. Tadi jam empat sore itu video sudah ada di grup keluarga kita,” cibir Taufik membuat Galih kaget, karena di ruangan itu ada Marcella, model yang dia tiduri, bukan dia bayar dengan uang, tapi si model minta dipakai di beberapa product yang kontrak dengan Galih sebagai fotografter, jadi take and give bukan dengan uang, tapi dengan proyek kerja.
“Listy sengaja kirim ke group buat kasih tau semua anggota keluarga kalau dia bilang mohon maaf batal menikah karena kelakuan Galih seperti ini dan percakapan elo sama Listy bahwa elo cuma main-main dan elo bilang seharusnya Listy beruntung dan bla bla bla itu ada di rekaman tersebut. Enggak lama sesudah kirim video itu, Listy left dari group keluarga besar.”
“Kalau elo belum di babak belurin sama Listy, gue yang pengen bikin babak belurin elo. Tahu elo sekarang sudah terkapar ya sudah. Tunggu sampai elo keluar dari rumah sakit, gue akan hajar lagi,” kata Taufik berang.
“Elo tuh nggak punya agama atau bagaimana? Cuma main lubang doang yang ada di otak elo. Bener seperti yang Listy bilang, Tuhan nggak pernah tidur. Karma itu ada. Elo lihat saja.” Tanpa pamit Taufik keluar sambal membanting pintu kamar rawat Galih.
Dua perawat yang sedang mengganti perban dan mengoles luka lebam di seluruh tubuh Galih terpaku, rupanya pasien mereka dihajar calon istrinya. Super hebat perempuan itu, pikir dua suster itu.
≈≈≈≈≈≈≈≈
Benar saja jam tujuh malam media online rame.
‘Ternyata biar kepakai jadi model dia mau dipakai sama fotografernya untuk dapat proyek.’
‘Siapa saja model yang sudah kepakai sama nih fotografer ya?’ akhirnya banyak model yang langsung tidak mau bekerja sama dengan Galih dan menghapus postingan mereka kalau mereka kenal fotografer top itu.
Dari production house, Galih juga dicoret karena videonya viral dan akan berdampak pada nama usaha mereka. Mereka langsung mengirim email pemutusan hubungan kerja sepihak. Semua dilampirkan dengan permintaan para klien production house yang tak mau kalau iklan mereka ditangani Galih.
Galih gemetar membaca semua email itu. Baru satu langkah saja sudah begini, dia bukan harus hidup dari NOL BESAR, tapi dari minus. Karena nama buruknya merupakan minus.
Saat awal memulai usaha, namanya bersih, jadi bisa dibilang mulai dari nol. Kalau sekarang bukan nol tentunyakarena dia harus membuang minus lebih dahulu untuk sampai di titik NOL.
≈≈≈≈≈≈≈≈
Yang jadi kasihan adalah kedua orang tua Galih.
‘Mungkin dia berani berbuat seperti ini karena ibunya kan pengacara, jadi pasti dibelain apa pun kelakuan be-jat anaknya!’ Nama sang ibu jadi terseret-seret. Tentu itu bukan kesalahan Listy atau Anto.
Entah siapa dari keluarga yang membocorkan ke pihak lain, lama-lama kan merembet ke mana-mana. Itu sudah biasa. Dari grup keluarga besar Harsana, ada satu yang memposting di grup keluarga lainnya, akhirnya meluas ke mana pun.
Jadi bukan kesalahan Listy 100%, kesalahan Listy adalah memposting pertama di group Harsana, tapi dia berani menghadapi itu karena dia sudah mengatakan itu pada Seruni. Dan Listy memposting video hanya untuk menjelaskan, ini lho alasan saya tidak jadi menikah dengan keluarga Anda. Tak ada niat lain. Jadi dia juga tak takut bila diseret ke meja hijau.
Listy yakin kalau hal itu dibawa ke meja hijau, keluarga Harsana makin dibully netizen +62.
≈≈≈≈≈≈≈≈
Sejak Taufik dan para perawat keluar dari ruang rawat Galih, Marcella, nama model yang ketangkep basah bersama Galih oleh Listy sekarang benar-benar tak punya tempat lagi. Dia tadi melihat apa yang Taufik katakan.
“Bagaimana ini Honey?” kata perempuan tersebut pada Galih.
“Jangan panggil Honey kalau kita nggak lagi transaksi. Emang elo siapa? Gue kan cuma bayar elo pake job, jangan elo piker gue mau idup sama elo!” bentak Galih yang juga sedang kacau. Melihat nama besar sang mama juga dia hancurkan tanpa sengaja.
“Kurang ajar! Elo sudah gue bantuin dari kemarin sampai sekarang, begini balasan elo?” kata perempuan tersebut. Memang dia yang membantu Galih untuk berpakaian dan memanggil security dari apartemen untuk memanggilkan taksi dan membawa Galih ke taksi dan dia bawa sendiri ke rumah sakit.
Galih benar-benar tak menyangka sebelum ditegur oleh Listy, gadis itu sudah membuat rekaman dulu. Pantas Listy mendengar semua apa yang Galih ucapkan pada perempuan tersebut. Dan di dalam video itu ada kenyataannya. Jadi waktu rekaman suara Listy bilang seperti itu ya memang saat di video ada, saat Galih bicara bahwa dia tidak pernah puas kalau hanya satu kali main, dan kata-kata seperti biasa yang berarti menyiratkan mereka sudah terbiasa melakukan hal tersebut.