MEMPERCEPAT KEBERANGKATAN

1065 Words
“Kalau itu terjadi, langsung orang nggak akan tertarik sama punya aku. Jadi memang aku harus prepare. Tetap ada barang pindahan dari sana tapi ya nggak semua 100% dari sana. Yang untuk menjaring orang sini harus sudah ada. Nanti aku geser sedikit-sedikit, aku dorong ke arah kemauanku, tapi tidak serta merta langsung ke barang yang baru.” ≈≈≈≈≈≈≈≈ “Loh kalian kok malam-malam datang ki ngopo?” kata eyang ketika melihat anak menantu dan cucunya datang. Ada rona bahagia di wajahnya melihat anak bungsu dan pasangannya datang. “Pengen weekend di sini saja Ma,” kata Sutikno. Dia memberi salim kepada ibunya juga mencium pipi Ibunda tercinta. Sama seperti Widuri dia pun melakukan hal tersebut pada ibu mertuanya. “Mana Papa, Ma?” tanya Sutikno. “Tadi dipetuk sama Mbah Harjo, orang di ujung sana ada yang meninggal jadi bapakmu ke sana,” sahut eyank putri. “Oh ada lelayu ( orang meninggal ) toh,” Sutikno menggeret koper miliknya dan Widuri, sedang Listy membawa kopernya sendiri. “Iya, jadi bapakmu ke sana.” “Ya wis biarin saja lah Ma.” “Ya memang dibiarin koq, nggak pernah dilarang kok apa mau dipetuk ( dijemput ) ke sana? Kan nggak mungkin, orang mau silaturahmi sama orang-orang kok nggak boleh,” kata eyang putri sambal tangannya memanggil pembantu rumah tangga. “Kalian mau makan atau mau bagaimana?” eyang bertanya karena akan memerintahkan sang pembantu mengatur meja makan. “Kami sudah makan tadi sebelum berangkat, kami makan di bandara Jakarta Ma.” “Kami mau mandi dulu ya Ma, pulang kantor belum pada mandi. Habis itu nanti teh jahe saja boleh Ma. Teh jahe sereh seperti biasa, pakai gula batu,” ucap Tikno. “Sudah biar nanti aku yang bikin Ma,” kata Widuri tak enak hati. “Sudah biar simbok saja yang bikin. Kamu mandi sana,” kata ibunya Sutikno. Nggak mungkin kan dia dipanggil PRABU karena semua keluarganya pakai nama Prabu. Panggilan Prabu itu dari nama Prabu Kuncoro, nama keluarga. Nama kecilnya Sutikno. Jadi di keluarga, Pak Prabu dipanggilnya Tikno. Hanya di lingkungan dia dipanggil Pak Prabu, padahal papanya juga dipanggil Pak Prabu, kakaknya juga dipanggil Pak Prabu karena Prabu nama keluarga. “Ya sudah aku ke kamarku dulu ya Ma,” kata Sutikno. Memang dia masih punya satu kamar di sini dan biasanya anak-anaknya akan pakai kamar itu bila menginap di sini. Tapi kalau Papa dan mamanya ada, Listy atau Anto tidak menggunakan kamar orang tuanya. Mereka langsung masuk ke kamar tamu. Listy langsung mencari bulek War begitu dia sudah selesai mandi. “Kamu tuh nggak usah ke rumah bulek War di belakang. Ngapain? Ini sudah malam loh Nduk,” kata eyang. “Enggak apa-apa Eyang, sekalian nganterin oleh-oleh. Tenang saja sebenarnya aku pengen pinjem motornya tiga hari ini. Takut enggak bisa kan aku harus cari alternatf lain. “Kenapa nggak pakai mobilnya eyang saja?” “Enggak Eyang, aku mau pakai motor saja.” “Ya wis sana,” kata eyang putrinya. Bulek War itu sepupu jauh Pak Tikno. Sebenarnya malah bukan kerabat. Dulu orang tua bulek War diangkat anak oleh kakeknya Pak Tikno. Jadi panggilan bulek itu dari Pak Tikno taapi karena usia masih dibawah pak Tikno, Anto dan Listy juga ikut memanggil bulek War. Seharusnya Mbah War, karena panggilan bulek untuk pak Tikno, seharusnya anak pak Tikno ya memangil mbah. Listy membawa beberapa baju yang masih baru hanya karena sudah lama dipajang sudah lebih baik diberikan pada bulek War saja. Ada dua baju yang masih baru. ≈≈≈≈≈≈≈≈ “Loh kalian katanya mau berangkatnya nanti malam, kok pagi-pagi sudah di sini?” tanya Widuri saat Anto dan Irhan datang menggunakan mobilnya Irhan. “Kami percepat satu malam Ma. Tadi malam kami sampai di Jogja. Aku nginep di rumahnya Irhan. Tadi malam kami juga lihat-lihat bangunan klinik yang sedang dibangun oleh Irhan, jadi pagi-pagi ini kami mau numpang sarapan di sini,” ucap Anto sambal nyengir. Dia memberi salim pada Widuri. “Yo wis sana masuk,” Anto memperkenalkan Irhan pada eyang putri dan eyang kakung. “Adik ke mana Ma?” tanya Anto karena tak melihat si ceriwis. “Embuh ( tidak tahu ) tadi ke mana dia, kayaknya jalan kaki sama bulek War entah ke mana.” Tak lama Listy masuk dia banyak membawa jajanan sarapan yang banyak ditemui di sepanjang jalan yang dia lewati, tapi yang pasti dia membeli jenang gudeg untuk sarapan papa dan mamanya. Itu kesenangan papa dan mamanya juga sate kulit ayam. “Loh Mas kok sudah sampai sini? bukannya kita janjian hari Senin?” “Aku sampai Jogja tadi malam Dek, aku nginep di rumah Irhan lalu sebelumnya ngecek-ngecek dulu bangunan kliniknya, terus ya itu sekarang kami mau numpang sarapan di sini.” “Untung aku belinya banyak, ada sate uritan, sate usus ayam dan kulit ayam.” “Eh, hallo mas Irhan, apa khabar?” sapa Listy. “Baik,” jawab Irhan. “Ayo langsung saja ke meja makan yuk. Mumpung jenangnya masih anget nih. Aku bawa jenang gudeg kesukaan Mama dan Papa.” “Wow aku dapat jatah nggak?” tanya Anto. “Aku beli banyak kok jenangnya, dan aku pisahin dari gudeg. Aku tahu kok pasti nanti masih pada nambah. aku beli 10 bungkus kok. Tenang saja pasti cukup.” “Lagian kan eyang juga punya sarapan dari dapurnya, pasti cukuplah. Ayo makan,” ajak Listy. ≈≈≈≈≈≈≈≈ “Kamu dari mana to Nduk?” tanya eyang putri melihat Listy masuk ke ruang tengah. “Aku beliin sarapan mama dan papa, jenang gudeg kesukaan Mama.” “Ya Allah, pintere cah ayu,” puji eyang. Padahal eyang juga sudah menyiapkan sarapan, tetapi kalau ada jenang gudeg tentu Widuri dan Sutikno lebih suka itu. “Irhan, Anto, ayo makan. Mumpung masih panas loh ini. Nggak enak kalau dingin nanti,” ajak Sutikno. “Injih ( bisa juga inggih = iya ) Om,” kata Irhan. “Wow jadi orang Jogja, sudah mulai nih keluar inggihnya,” goda Anto. Irhan terbahak sambil berjalan ke arah meja makan. “Siapa yang suka uritan, sama sate usus dan sate kulit ayam nih?” kata Irhan. Dia tidak malu pada eyang kakung dan eyang putri. “Kami semua gila itu. Suka saja,” kata eyang kakung. “Kesukaan eyang rupanya menurun ke anak-anakku dan nurun lagi ke cucuku. Jadi kalau eyank putri beli itu berapa pun banyaknya habis kalau sedang kumpul seperti ini,” jawab eyang kakung.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD