3

923 Words
"Gimana Mah? Gimana?" tanya Keandra yang duduk disamping sang Mamah. "Udah, bentar lagi ke sini. Kamu udah makan? Nanti Dee ajak makan, Mama mau ke tempat Oma bentar, sebelum Mama bicara sama Dee." Keandra mengangguk patuh. Anak laki-laki itu berjalan ke arah jendela kamarnya, menyibakkan tirai dan melihat lesu rumah mewah yang hanya dibatasi oleh taman dari rumahnya. "Oma, kayanya lagi bikin acara Mah." ujar Kean. Mendengar penuturan putranya, Ibu satu anak itu menutup majalahnya lalu berjalan mendekati sang putra. "Hem, nanti ajak Dee ke sana. Hanya kali ini ya Mama bantuin kamu. Setelah ini kamu sakitin Dee lagi, Mama bakalan pasang aksi budek. Nggak akan Mama bantuin kamu lagi, terserah Dee mau apa." "Iya Mah." "Apapun keputusan Mama dan Papah, jangan sampai kamu salah gunakan Keandra!" "...." "Baju ganti Dee ada dikamar Mamah, nanti kamu ambil aja. Bawa ke tempat aja langsung, ngerti?" tanya sang Mamah. "Ngerti Mah." "Ya udah mamah pergi dulu." Keandra mengangguk. Kali ini, kamu akan tahu Dee, cinta seperti apa yang akan aku tawarkan. Karena jika mama tidak berhasil, aku akan buat kamu nggak akan bisa ninggalin aku, ucap Kean dalam hati setelah duduk dan mengotak-atik kameranya. * Ting... Tong... Keandra yang tengah menyesap air minumnya di dapur segera meletakkan gelas ditangannya ke atas meja. Laki-laki itu segera berlari menuju pintu utama rumahnya. "Tante Hana ada?" tanya Dee to the point, tepat setelah Kean membukakan pintu untuknya. Sekedar basa-basipun, rasanya Dee tak ingin. Apalagi setelah melihat senyum tanpa beban laki-laki di depannya itu. "Ada, Mama bilang langsung ke kamarnya." ujar Keandra. Dee mengangguk, lalu melangkahkan kakinya masuk ke dalam istana mewah keluarga Keandra. Keningnya berkerut karena tak menemukan satupun pelayan di rumah yang delapan puluh persennya dilapisi marmer itu. Malas bertanya, akhirnya Dee memutuskan untuk naik ke tangga yang lagi-lagi berbahan marmer. "Tante." Kening Dee lagi-lagi berkerut saat tidak menemukan Hana yang biasanya duduk disofa depan TV kamarnya. "Mungkin Tante ada di ruang tidur." begitulah suara mulutnya bermonolog. Kamar itu memang di desain bukan hanya sebagai kamar. Kamar luas itu lebih mirip disebut sebagai flat karena ada dapur bersih sekaligus bilik tersendiri untuk ranjangnya. Keandra yang diam-diam mengikut Dee menyeringai. Akhirnya wanitanya itu berhasil masuk ke dalam perangkapnya, senangnya dalam hati. "Tantee.. AAA" Dee merasakan tubuhnya di dorong pelan, lalu setelah itu terdengar  suara pintu yang dikunci. "Sayang, aku kangen." ujar Keandra tersenyum ke arah Dee. "Mana Tante Hana?" tanya Dee membalikkan tubuhnya hingga ke duanya saling berhadapan. "Ada ditempat Oma." jawab Kean. Kakinya melangkah semakin dekat dengan Dee. Namun wanita itu justru melangkahkan kakinya mundur, kembali memberi jarak untuk mantan kekasihnya itu. Kean semakin menyeringai saat tubuh Dee jatuh diranjang sang Mamah, "kamu udah kangen aku banget ya makanya langsung ke ranjang gitu? Aku juga udah kangen banget, nggak sabar lepas rindu sama kamu." Melihat Dee yang hendak bangkit, dengan cepat Kean berjalan lalu mendorong tubuh Dee agar kembali berbaring di ranjang Mamanya. Ia menahan Dee dengan tubuhnya yang kini berada di atas tubuh wanitanya itu. "Kangen." rengek Kean ditelinga Dee. "Kean awas, aku mau pulang." ujar Dee marah. Kean tersenyum kecut. Dee masih marah padanya ternyata. Oke, Kean akan membuat Dee tidak lagi marah padanya, ia akan membuat Dee menjeritkan namanya berulang kali, memintanya untuk segera memasuki wanita itu guna melepas rindu mereka. "Aku kangen di dalem kamu." bisik Kean. Dee merinding saat lidah Kean menjilat daun telinganya. "Kean, lo bisa minggir nggak gue mau balik." Kean menggelengkan kepalanya, "nggak bisa. Gue bisanya bikin lo ketagihan." "Kean!" hardik Dee kencang. Hardikan itu tentu saja tidak membuat Kean menghentikan aksinya mencumbu Dee. Laki-laki itu justru semakin buas membuat Dee terisak. Kean mengambil segelas air yang sengaja ia letakkan di atas nakas dekat ranjang sang Mama,  setelah ia berhasil mendudukan Dee dalam pangkuannya. Ia meminta Dee untuk meminum air yang telah ia siapkan, "minum Baby, aku haus. Kamu jugakan Sayang, kita udah make out setengah jaman, pasti haus." Dee menggelengkan kepalanya. Ia bergerak gelisah dipangkuan Kean. "dikit aja, kamu haus. Setengahan nih, aku udah." ujar Kean membawa gelas itu ke bibir Dee. Laki-laki itu memaksakan kehendaknya, tak terbiasa dengan penolakkan yang Dee berikan padanya. "Minum dong, ayok." mau tidak mau Dee meminum air itu. "Pinter banget sih, tambah sayang akunya tuh." bisik Kean sambil memegang ke dua d**a Dee. "Kean, kamu kasih aku apa?" tanya Dee lirih. "Ke.." "Ssttt, Baby. Nikmatin aja, aku cuman kasih kamu obat perangsang biar kita tambah..." ucapan Kean terhenti saat Dee berbalik dan menciumnya. Dalam hatinya, Kean tertawa puas. Rencananya berhasil. Kepalanya miring ke samping, menatap kamera yang mengarah ke ranjang Mamanya saat ini.  "Kamu nggak tahankan? Aku juga. Ayo kita selesein semuanya Baby." Dee memejamkan matanya saat ingatannya kembali berputar pada kegiatan yang ia dan Kean lakukan satu jam yang lalu. Laki-laki itu sungguh keterlaluan. Bisa-bisanya laki-laki itu menjebakkan dikamar sang mamah. "Kamu mau kemana? Aku masih capek, tetap disini." ujar kean, menarik lengan Dee, yang akan meninggalkan acara keluarganya. Ia memeluk tubuh Dee dari belakang, tidak memperdulikan keusilan yang datang karena tindakannya. "Pulang! Lo b******k!" Kean terkekeh, ia mencium puncak kepala Dee, "bibirnya bikin aku pengen lagi, kamu akan nyesel kalau pulang." bisik kean pelan, agar saudara-saudaranya tidak mendengar perbincangan mereka. "Aku rekam kegiatan kita tadi." lanjutnya. "Apa?" teriak Dee kencang. Sekuat tenaga ia mencoba melepaskan pelukkan Kean ditubuhnya. "Kean, tunangan kamu kenapa?" tanya Omanya kaget mendengar teriakan Dee. "Nggak Oma, tadi Kean becandain Dee. Kean bilang mau nikah secepetnya setelah lulus SMA." kekeh Kean pada Omanya. "Kamu ini, dasar." "Lepasin Kean." ronta Dee. "Ssstt... Udah, ini masalah kecil. Nanti kita terusin di kamar aku, tunanganku!" bisik Kean dengan seringai tajamnya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD