2

885 Words
Sejenak tentang mu, aku ingin lupa.. Luka tentang mu, aku ingin lupa.. Tapi apa daya, jika ikhlaspun tak kunjung membuat ingatanku melupa.. (Qeynov - Tentang Mu) Kita itu bukan tentang aku, kamu dan dia. Kita itu hanya tentang kamu dan aku Kean! Karena aku tidak mau ada siapapun diantara aku dan kamu, tidak sekalipun itu wanita yang dulu mengisi hati kamu Keandra! Ucapan itulah yang satu tahun lalu Dee teriakan padanya. Dan ucapan serupa yang hari ini wanita itu tegaskan padanya. Bahwa kata kita hanya untuk dua manusia, bukan untuk tiga dan selebihnya. Serakah? Apapun namanya, Keandra rela menerima segala sebutan jika itu bisa menahan Dee untuk terua berada di sampingnya. Keandra hanya sedang mencoba menata ulang hatinya agar ia tahu siapa sosok yang ia cintai selama ini. Karena sejak kedatangan wanita itu dalam hidupnya, posisi Dee seakan goyah begitu saja. Tidakkah Dee bisa memaklumi itu?Bukannya Dee adalah sesabar-sabarnya pasangan yang ia miliki? Lalu kenapa wanita itu memutuskan untuk mengakhiri kisah mereka, sedangkan ia tahu dirinya dan Sesil suatu ketidak-mungkinan, mengingat agama mereka yang berbeda. "Wanita bukan cuman lo, tapi kenapa gue nggak rela lo ninggalin gue." teriak Keandra kencang. Kepalan tangannya bahkan mendarat tepat ditembok kamarnya. "Kean, kamu apa-apaan sih Sayang. Liat tangan kamu luka." hardik sang Mama saat masuk ke dalam kamarnya. "Udah deh Mah, Kean lagi pengen sendiri. Jangan ganggu Kean bisa? Kean pusing." amuk Keandra pada sang Mamah. "Kenapa? Putus kamu sama Dee? Ditinggalin?", ejek sang Mama, " makanya jadi cowok nggak usah kegantengan kamu, untung Dee masih mau sama kamu waktu kamu balikkan sama Sesil. Makanya tau diri dikit jadi cowok, jangan kaya Papah kamu!" "Auh, Mah sakit." erang Keandra saat sang Mama mengobati tangannya dengan kasar. "Alay, gini sakit. Apalagi hati Dee yang kamu sakiti, makanya nurut kata Mamah. Papah kamu aja akhirnya nurutkan." Keandra memutar bola matanya saat lagi-lagi sang Mamah membahas tentang dirinya, Dee dan Sesilia, tidak ketinggalan kisah sang Papah yang baru saja akan melancarkan aksi selingkuhnya, namun gagal karena ketahuan sang Mamah. Keandra menghembuskan nafasnya. Benar juga, hati wanita mana yang tidak sakit kalau di duakan. Pasti sakit, lebih sakit dari luka ditangannya, batin Keandra membandingkan rasa sakit Dee dan tangannya yang terluka. "Udah, ganti baju kamu sana! Jangan keliaran pake seragam. Abis itu turun makan. Mama teleponin Dee nanti. Biar dia mau ke sini." ujar sang Mama sebelum berlalu dari kamar Keandra. "Untung Mama yang sekolahin lo Dee, jadi nggak ada alasan lo buat nolak nyokap gue!" seringai Keandra, melihat ke arah foto Dee yang ia bingkai dengan figura besar di dinding kamarnya. * Dee_sha Cinta? Cinta seperti apa yang kau tawarkan, jika akhirnya menyakiti? Cinta yang aku tahu, tidak akan membagikan hatinya, terlebih pada masa lalu. Dee menekan tombol kunci pada ponselnya setelah mengetikkan balasan Instastory untuk Keandra. Balasan yang cukup membuat emosinya terkuras habis. Cinta? Cinta seperti apa yang laki-laki itu tawarkan padanya? Jika harus menunggu lagi setelah lamanya hati itu terbagi, Dee tak akan pernah mampu. Karena rasanya, sakitpun tak cukup untuk menggambarkan hatinya yang lebur karena mencintai seorang Keandra. Keandra: Maksud kamu apa? Keandra: Buka Block! Aku udah limit pulsa, Dee! Huft! Hanya itu yang mampu keluar dari mulut Dee. Helaan nafas yang terasa berat. "Dee, kamu beresin meja nomer sebelas ya. Kotor banget tadi, anak-anak seumuran kamu kalau nongkrong heboh ya." kata patner kerjanya, yang memang sudah berusia tiga puluh tahunan itu. "Duh, Mbak. Dee mana tahu, Dee nggak pernah nongkrong-nongkrong ditempat mahal kaya gini Mbak. Bisa makan tiga kali sehari aja syukur udah." kata Dee mengambil serbet di dekat Hasnah, patner kerjanya tadi. "Kapan-kapan deh, Mbak traktir ya. Jangan bulan ini, soalnya mau beli s**u Miko dulu, udah abis nih." Dee tertawa sambil mengangkat jempol kanannya ke udara, "bener ya, aku tagih lo.", ujarnya sebelum keluar dari dapur kafe tempatnya bekerja. Begitulah hidupnya. Meski ia bisa berpacaran dengan most wanted sekolah, nyatanya dia bukan jajaran anak berkantong tebal seperti Keandra dan teman-temannya. Jika dibandingkan dengan Sesilia, Dee adalah angsa buruk rupa yang tidak mungkin berubah menjadi putri keluarga kaya seperti wanita itu. Selepas meninggalkan panti asuhan, hidupnya sudah cukup beruntung kala orang tua Keandra memberikan dukungan secara finansial untuknya melanjutkan ke jenjang menengah atas. Mereka bahkan memberikan fasilitas yang Dee rasa cukup, seperti sebuah motor matic dan tempat kos yang bisa ia katakan mewah karena ada AC, kulkas, tv dan kamar mandi di dalam kamarnya. Kebaikan itu, entah sampai kapan Dee bisa membalasnya. Hanya dengan bekerja paruh waktu, Dee bisa sedikit merasa tidak berhutang budi, karena untuk kebutuhan makan ia bisa mencarinya sendiri. "Dee.. Dee.." kali ini bukan Hasnah, melainkan melani teman satu sekolahnya yang bekerja satu tempat dengannya berlari ke arahnya yang tengah membersihkan meja pengunjung. "Kenapa Mel?" tanya Dee. "Ini, ini... Angel telepon lo." Dengan cepat Dee mengambil ponselnya yang disodorkan oleh melani. Ia dengan cepat pula menggeser tombol hijau dilayar posnelnya. "Halo Tante." sapa Dee pertama kali, saat mengangkat panggilan dari Mama Keandra. Angel adalah nama panggilan yang Dee sematkan untuk wanita cantik tersebut. Karena baginya, Mama Keandra adalah sebenarnya malaikat yang Tuhan kirimkan untuk dirinya. "Ah, iya Tante. Nanti Dee kesana sepulang kerja." "Sekarang Tante?" "Bisa kan Dee?!" "Iya Tante, iya. Dee ijin dulu ya sama manager Dee." "Iya Tante, makasih Tante." Dee berjalan lesu, ia ingin menghindari Keandra. Tapi kenapa Mamanya justru memintanya untuk datang ke rumahnya. Apa yang harus Dee lakukan sekarang?
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD