BAB 1 | A KNIGHT TALE

1240 Words
BRITANIA RAYA, London—A few years ago. Seremoni pengibaran bendera kedua negara menjadi tonggak awal hubungan diplomasi dan kerja sama ekonomi antara negara Britania Raya dan Spanyol setelah perjodohan putri mahkota Britania Raya Juliette Iosifovna dan putra mahkota Spanyol Romeo Felipe Adalwine disepakati kedua belah pihak. Meskipun perjodohan itu menuai banyak huru-hara tentang tuduhan putri Juliet yang diam-diam telah menikah dengan kalangan rakyat biasa dan telah memiliki anak bersamanya, tapi Raja Phillip telah memberi klarifikasi resmi lewat pidatonya jika informasi itu palsu dan sengaja disebar-luaskan oleh para ekstremis yang menentang keputusan diplomasi kerjasama dengan negara Spanyol. Padahal kenyataannya, berita itu benar adanya. Juliet telah menikah secara diam-diam bersama Edgar yang merupakan seorang tentara kerajaan yang ditugaskan menjaganya saat wanita itu menempuh pendidikan di Inggris. Dan mereka berdua telah di karuniai seorang anak perempuan yang kini baru berusia dua tahun. Romeo—pangeran Spanyol yang akan dinikahkan dengan Juliet adalah saksi kuat atas kebenaran itu. Karena Romeo mendengarnya langsung dari cerita Juliet. Juliet sengaja mengatakan itu sebagai upaya membuat Romeo mundur. Namun sayang seribu sayang, Romeo tetap melanjutkan pernikahan mereka sebab percaya nantinya Juliet akan lebih memilihnya ketimbang Edgar. Menjelang pernikahan Romeo dan Juliet dilaksanakan. Juliet dikurung dan dilarang meninggalkan kawasan istana tanpa seizin Raja dan Ratu. Wanita itu tidak pernah tahu apa yang telah terjadi pada suami dan anaknya di luar sana. Rahasia tentang Juliet akhirnya sampai ke telinga Raja dan Ratu Spanyol. Mereka baru mengetahuinya setelah perjanjian kerjasama telah ditanda-tangani sehingga untuk menyingkirkan polemik yang mungkin akan terjadi di masa mendatang, Raja Felipe mengutus tentara bayaran untuk membunuh Edgar dan putri perempuannya tanpa sepengetahuan Juliet. Hari pernikahan pun tiba. Romeo dan Juliet resmi disahkan sebagai sepasang suami-istri. Raja Felipe mengizinkan Romeo dan Juliet tinggal di Amerika sampai hari penobatan Romeo sebagai calon penerus Raja Spanyol tiba. Setelah mereka tinggal di Amerika, di waktu itulah Juliet mengetahui segalanya dari Romeo yang mengatakan jika Edgar telah mati sebab dibunuh sedangkan putrinya menghilang dan tidak diketahui keberadaannya. Romeo dan Juliet sama-sama tidak tahu siapa dalang dibalik insiden tersebut, tetapi Juliet menuduh jika Romeo-lah yang melakukannya. Juliet lantas tidak terima dan memilih kabur dari Romeo. Malam itu cuaca sedang tidak bersahabat hingga turun hujan deras. Juliet kedinginan dibawah guyuran hujan sampai kemudian dia bertemu seorang wanita yang kurang lebih bernasib sama sepertinya. “Kamu tidak kedinginan?” (Tersambung ke cerita Hate To Want You BAB 4 | LEAVE) •••• AMERIKA, Harvard University—A few years later. Di labolatorium mikrobiologi yang sebagian besar disekat dinding kaca steril, Chloe tampak sibuk berkutat dengan ramuan yang dikerjakannya. Gerah akibat pakaian dekontaminasi yang dikenakannya tak sedikitpun mengurangi fokusnya untuk berhati-hati saat menuangkan serbuk putih ke dalam gelas erlenmeyer. Tak berselang lama, seakan sudah paham dengan prosedur—gadis itu menambahkan karbon aktif yang sebelumnya sudah digerus dan aqua pro injection sampai batas 120 ml. Chloe berpindah memanaskan larutan di atas api bunzen yang bersuhu 60-70 derajat celcius selama 15 menit kemudian menyaringnya ke dalam gelas erlenmeyer steril. Chloe mengerjakan semua tanpa melewatkan satupun tahap pembuatan. Hingga dua jam berlalu, sediaan steril single dose buatannya telah selesai dikerjakan. Chloe melepas pakaian mirip seorang astronot itu dan kemeja yang ia kenakan sudah banjir oleh keringat. Chloe melangkah keluar labolatorium setelah menyerahkan hasil laporan dan sediaan ke dosen pengajarnya. Berencana untuk mandi, Chloe mengambil handuk dan pakaian ganti di loker. Saat menutup pintu lokernya kembali, gadis itu terlonjak kaget menemukan wajah seorang lelaki menyembul dibaliknya. “Xavier!!!” Chloe memukul lengan lelaki itu dengan kesal. “Hi beauty.” Xavier balas menyapa dengan santai. Chloe memutar bola mata jengah, dari dulu lelaki itu tidak pernah mengubah panggilannya. Xavier dan saudara kembarnya Javier merupakan keturunan Clifford dari pasangan Valeria Clifford dan William Clifford pemilik perusahaan Clifford Enterprise. Chloe mengenal Xavier sejak umur 9 tahun, tepatnya setelah baby Lion lahir, daddy-nya mengadakan pesta dan lelaki itu datang bersama Javier dan kedua orang tuanya. “Apa yang kau lakukan di sini? Gedung ini untuk mahasiswa fakultas farmasi, bukan untuk mahasiswa bisnis sepertimu!” Chloe mengomel, walau keberadaan Xavier di sini bukan pertama kalinya ia lihat. Xavier sudah sering keluar-masuk tanpa izin ke gedung fakultas farmasi hanya untuk sekadar menemui Chloe. “C’mon beauty, aku ke sini tentu saja untuk menemanimu supaya tidak kesepian,” timpal Xavier dengan senyum jail dan alis naik-turun menyebalkan. Chloe memandangnya tidak tertarik. “Jika Victor ada di sini, kamu pasti sudah habis ditangannya,” sahutnya lalu berbalik dan melangkah menjauhi Xavier yang otomatis mengikutinya di belakang. “Maka karena itu aku harus memanfaatkan waktu sebaik mungkin disaat kekasihmu masih sibuk berkuliah di Spanyol.” Ya, begitulah Xavier. Dia akan terus membuntuti Chloe, berlagak menjadi seorang pria yang mengejar cintanya padahal Chloe tahu semua ini dilakukannya hanya untuk sekedar memenuhi perannya sebagai sahabat. Tidak hanya Xavier, Javier pun sebenarnya sama-sama suka menggoda dan membuat Chloe kesal. Hanya saja lelaki itu mengambil kuliah di universitas yang berbeda dengan mereka. “Aku akan pergi mandi, bisakah kamu membantuku memesan makanan di kantin dan menemukan tempat untuk kita makan siang?” Chloe tiba-tiba membalikkan badan dan meminta Xavier pergi ke kantin. Beruntung Xavier sigap menghentikan langkah sehingga tidak terjadi tabrakan seperti dalam drama. “Dengan senang hati beauty…” Xavier menyilangkan tangan kanan ke daada sambil menunduk sopan menirukan gaya seorang pelayan kelas atas yang patuh terhadap perintah majikannya. Chloe hanya mendengus melihat tingkah absurd Xavier lalu pergi begitu saja dari hadapannya menuju kamar mandi wanita. Sedangkan Xavier masih mempertahankan senyum di bibirnya, melambaikan tangan pada Chloe dan berteriak menyuruh gadis itu berhati-hati di jalan walau semua sikap manis itu selalu berakhir sama—terabaikan. •••• Lelaki muda terlihat sedang serius mempresentasikan hasil diskusi yang tertampil di slide gambar proyektor. Namun seluruh mahasiswa perempuan yang bertugas sebagai pendengar justru salah fokus mengagumi wajah tampan presentator yang tak lain mahasiswa kelas mereka sendiri—Victor Felipe Rocasolano. “Umumnya perusahaan mengalami failed karena tidak mampu bersaing dalam pasar dan mengalami proses inovasi yang lamban. Kebutuhan konsumen dapat berubah cepat seiring perkembangan teknologi baru. Banyak perusahaan berlomba-lomba menciptakan produk baru mengikuti tren untuk memperoleh laba lebih besar. Dengan demikian, setiap perusahaan wajib berinovasi untuk bertahan hidup dan menghindari kebangkrutan yang bisa menimpa siapapun.” Victor membawakan presentasinya dengan tenang dan jelas. Seolah sudah terbiasa tampil di depan umum dan mengerti bagaimana caranya memberi pemahaman yang mudah untuk dimengerti semua orang. Teman sekelasnya bahkan sampai berpikir Victor sudah cocok menjadi pemimpin perusahaan tanpa harus menunggu lulus sarjana. “Sebagai contoh, saya akan membandingkan dua perusahaan otomotif yang mana keduanya sama-sama didirikan di Amerika Serikat. Clifford Enterprise dan C International Group. Dilihat dari data grafik keduanya saja sudah jelas, Clifford Enterprise tertinggal jauh dari C International Group yang hampir tidak pernah mengalami penurunan. Mengapa hal ini bisa terjadi?” Victor mengarahkan laser pionter yang ia genggam mengingkari tabel grafik dari kedua perusahaan yang signifikan. Lalu kembali menghadap audiens sembari melanjutkan penjelasan. “Clifford Enterprise hanya terpaku pada satu keluaran mobil yang mana di awal peluncuran telah habis terjual sebanyak 100 juta dalam kurung waktu dua bulan. Kesombongan dan kepedean Clifford Enterprise yang mengira produk barunya akan terus menjadi target pasar pupus seketika di tahun kedua penjualan menurun sebanyak 80%. Keterlambatan pengembangan inovasi produk baru sebagai cadangan, mengantarkan Clifford Enterprise menuju jurang kebangkrutan.” Semua orang yang mendengar penjelasan Victor dapat menangkap emosional besar yang tergambar dari ekspresi lelaki itu ketika mengutarakan keterpurukan Clifford Enterprise. Seolah ada dendam tersembunyi yang Victor pendam pada perusahaan tersebut. BERSAMBUNG…
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD