Kemah tinggal beberapa hari saja tapi Naya sama sekali belum mempersiapkan apapun. Bukan saking sibuknya dengan aktivitas lain, tapi ia memang tidak berniat untuk ikut kemah. Bahkan kalau Davi tidak memaksanya dengan berbagai alasan, dirinya tidak akan mau ikut kemah. Dan di sini lah Naya sekarang, di sebuah minimarket membeli beberapa camilan dan minuman isotonik. Kalau bukan karena paksaan Mamanya, Naya tidak akan pergi dan lebih memilih membaca n****+ di kamar tercintanya. Kemah itu melelahkan, datang ke tempat perkemahan kudu langsung berdiriin tenda, dan ikut upacara pembuka. Abis itu baru bisa istirahat, sholat, makan. Terus langsung di sambut sama acara lain. Jam sepuluh malem baru bisa tidur. Ribed! Itulah kata pertama yang keluar dari otaknya. "Hai," sapa seseorang dari arah bela