Part 9

1128 Words
"Ahhh!!!!! Kemana lagi aku akan mencari Rose? Ienapa aku harus menanggung ini semua. Aku tidak mengerti hal buruk apa yang kulakukan dalam hidupku sehingga harus menerima ini semua. " Teriak Alesha yang duduk di kursi taman yang letaknya tidak jauh dari Apartemen Rose. Alesha sudah mencari diseluruh tempat kemana Rose pergi, tapi jangan kan menemukan Rose, jejaknya saja tidak kelihatan. Alesha benar benar frustasi, dia benar benar menyalahkan sahabatnya itu. Bagaimana hal sebesar ini harus ditanggung olehnya sendiri. Alesha melirik jam ditangannya dan itu sungguh membuatnya frustasi. "Apa aku pergi saja? Ha aku harus pergi kemana? Keluar negeri? Keluar bumi? Ah aku benar benar berharap bisa pindah planet sekarang. " Ucap Alesha sambil menghentak hentakkan kakinya. Karena merasa tidak mendapatkan ide dari masalahnya, Alesha berjalan entah kemana arah tujuan nya, pikirannya melayang layang dan kakinya berjalan semaunya entah kemana. Tetttttt!!!!!!!! Klakson mobil yang sangat keras mendarat ditelinganya. Bagaimana tidak, dia sudah berjalan ditengah jalan lintas dan tidak tahu kalau ada mobil yang sudah berada disampingnya. Tiba tiba seorang pria yang terlihat familiar keluar dari mobil itu, memabawa Alesha masuk kedalam mobil. Alesha bahkan tidak menolak dan tidak berbicara sedikit pun karena kacaunya pikirannya. "Ahhh apa sekarang aku mau diculik?baiklah diam saja, dari pada aku harus menemui presdir gila itu." Gumam Alesha dalam hatinya sambil menatap lelaki disampingnya yang membantunya masuk kedalam mobil itu. "Apa kau sudah gila? Kau sudah bosan hidup sehingga mencoba untuk melemparkan dirimu ke depan mobilku? Ingin membuktikan padaku kalau kamu menolak mentah pernikahan ini? " Teriak Haykal yang membuat Alesha kembali tersadar pada kehidupan nya. "Ah, bagaimana bisa ini mobil anda? Apa ini? Kenapa sekarang aku ada disini? " Ucap Alesha tanpa mempedulikan wajah Haykal yang sudah tampak marah. "Gadis ini benar benar mencari mati. Apa pikiranmu sudah tidak waras hanya karena ingin menikah denganku? atau kau terlalu senang dengan semua ini?" Lanjut Haykal. "Maaf Tuan saya tidak bermaksud begitu, saya benar benar lelah seharian mencari Rose, karena itu pikiran saya tidak begitu stabil." Jawab Alesha sambil menundukkan kepalanya. "Siapa yang menyuruhmu mencarinya, sudah kukatakan kau tidak akan menemuinya. Kau akan tetap menjadi milikku bagaiamana pun caranya. Apa kau terlalu menyukai kata kata itu sehingga kau membuatku terus mengulangnya?" Ucap Haykal yang sudah memegang dagu Alesha. Alesha melepaskan tangan Haykal dari dagunya sambil tersenyum paksa. "Suka kepala lu peang, dengarnya aja pengen muntah." Gumam Alesha dalam hatinya. "Telepon orang tuamu, aku akan kerumahmu malam ini untuk memperkenalkan diri. " Ucap Haykal sambil membuka kancing jasnya. "Apa?! Tidak, Tuan saya mohon apa tidak ada cara lain selain pernikahan? Kumohon biarkan aku pergi dari masalah ini. Aku tidak bisa menerima ini semua. " Rengek Alesha sambil memegang tangan Haykal. "Singkirkan tanganmu, dan cobalah menolak jika ingin merasakan kehancuran hidupmu. Rey ke mall, kita ganti pakaian gadis kumuh ini." Ucap Haykal yang sudah menutup matanya dan menyandarkan kepalanya di kursi mobil. "Baik Tuan. " Jawab Sekretaris Rey sambil menoleh sesekali ke kaca mobil. Alesha tidak tahu lagi harus melakukan apa, sepertinya ini memang sudah jalan hidup yang harus ditempuhnya. Alesha menggeser perlahan tubuhnya menjauh dari Haykal dan menyandarkan kepalanya ke kaca mobil. Sesekali dia menutup matanya dan membenturkan kepalanya ke kaca jendela berulang kali. "Diamlah!!! Berisik!! aku ingin tidur. Apa kau ingin menghancurkan kepalamu yang tidak seberapa itu?" Ucap Haykal dengan mata yang masih tertutup. "Ti.. Tidak seberapa? Bahkan banyak laki laki yang ingin menyentuh kepalaku yang cantik ini. " Gumam Alesha yang kemudian menutup mulutnya sendiri saat melihat Haykal melirik kearahnya. "Apa apaan ini, bukankah mall ini miliknya? Apa dia ingin melihatkan kepadaku betapa kaya nya dia. Hahaha sangat angkuh, aku bahkan sudah tahu betapa kayanya kamu walaupun tanpa kau beritahu." Gumam Alesha dalam hati. "Berikan semua pakaian, tas, sepatu dan accesories yang cocok untuknya. Setelah itu dandani dia dan bawa ke mobil. " Ucap Haykal pada Sekretaris Rey yang duduk dikursi supir. Alesha hanya menatap Haykal tidak percaya, dia bahkan tidak menemani Alesha untuk mencari pakaian. Bagaimana jika nanti orang di mall itu memintanya untuk membayar, dia bahkan sudah sangat sekarat sekarang. Tapi tentunya, Haykal pria kaya itu tidak akan seperti itu. Sekretaris Rey menunggu Alesha sampai menyelesaikan semuanya dan kembali ke mobil untuk pulang menuju rumahnya. *** "Silahkan diminum, jangan sungkan." Ucap Ayah saat Haykal dan Alesha sudah berada di ruang tamu. Benar benar keadaan yang menegangkan, Alesha tidak tahu bagaimana jalan hidupnya setelah ini. Tatapan Ibu tampak seperti akan memakannya, Adiknya yang sedari tadi menatapnya sambil menutup mulut menahan ketawa sudah membuat amarah Alesha berada di ubun ubun. Hanya Ayahnya yang tampak menerima keadaan ini dan keberadaan Haykal. "Saya datang untuk memperkenalkan diri. Mungkin ini bisa dianggap tidak sopan karena saya memperkenalkan diri saya setelah mengumumkan pernikahan kami. Saya minta maaf atas kesalahan saya itu. " Ucap Haykal membuka bicara dalam keadaan yang menegangkan itu. "Ah tidak masalah, silahkan bicara dengan santai." Jawab Ayah saat melihat Ibu tidak merespon sedikit pun kecuali hanya menatap Haykal. "Saya mengumumkan pernikahan kami di acara itu memang tanpa sepengetahuan Alesha, saya ingin membuat kejutan untuknya karena saya sangat menyayanginya. Saya mohon restu dari Bapak dan Ibu." Lanjut Haykal. "Benarkah kamu menyayanginya? Sudah berapa lama kalian bersama?apa Alesha juga merasakan hal yang sama? Yang ku tahu Alesha menyukai rekan kerja nya selama ini. " Jawab Ibu seperti akan mengintimidasi Haykal. "Kami memang tidak bersama dalam waktu yang lama, tapi ketika saya mengenalnya saya benar benar tertarik dan berniat untuk menjadikannya istri saya. Dan yang saya tahu Alesha juga sangat mencintai saya, bukankah begitu Alesha?" Jawab Haykal kemudian menatap ke arah Alesha. "Ah benar sekali, Ibu aku mohon restuilah kami. " Jawab Alesha sambil tersenyum sok manis dihadapan semua orang. "Wahhh dari mana dia belajar mengucapkan kata kata semanis itu, apa dia berlatih sebelum kesini? Dia bahkan seperti orang asing sekarang dimataku. Dan juga, apa yang sebenarnya kukatakan ini? " Gumam Alesha dalam hati. "Saya minta tolong restui kami, saya tidak tahu apa yang akan terjadi jika Bapak dan Ibu menolak hubungan kami. " Lanjut Haykal. "Apa apaan ini, apa dia sedang mengancam sekarang? Wah dia benar benar sudah gila." Gumam Alesha dalam hati. "Semua tergantung Alesha, selagi itu membuatnya bahagia maka lakukanlah. " Jawab Ibu. "Benar, kebahagiaan itu yang pertama, jika kalian merasa bahagia apa lagi yang mau ditunggu. " Sahut Ayah mencoba menambahkan. "Ayah kumohon, aku benar benar tidak bahagia. Aku benar benar tidak ingin menikah dengannya, kumohon seseorang tolonglah aku." Alesha sudah berteriak didalam hatinya. "Lalu kapan kalian akan menikah?" Tanya Rahel sambil tersenyum nakal pada Kakaknya. "Secepatnya, jika Bapak dan Ibu setuju, pernikahan akan dilaksanakan dalam bulan ini. " Jawab Haykal santai. "Bulan ini?! " Ucap Alesha yang tampak terkejut setengah berteriak. "Kenapa? Kamu tidak mau?" Tanya Ibu saat melihat reaksi anaknya. "Ah bukan begitu Bu, aku hanya sangat senang. Aku terharu sampai terkejut. " Jawab Alesha sambil menutup matanya menyesali perkataannya sendiri. "Bersikaplah seolah kita bahagia, jangan mencoba untuk melawanku." Bisik Haykal ditelinga Alesha yang kemudian dibalas dengan senyuman terpaksa oleh Alesha.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD