“Sepertinya Lia akan datang telat lagi,” kata Archel dengan melihat jamnya berulang kali.
“Kita tunggu saja sebentar lagi, lagipula jadwal kita fleksibel kan?” ungkap Tania seraya membaca novelnya tanpa melihat lawan bicaranya.
“Benar, tapi akan sangat susah mengatur jadwal yang mendadak jika dia tidak disiplin,” ujar Archel masih gelisah. Archel juga terkadang memiliki sifat perfeksionis yang berasal dari Ibunya, jadi terkadang di keadaan tertentu ia akan merasa sangat tidak nyaman dan gelisah ketika melihat suatu hal yang tidak sempurna.
“Itu dia bukan sih?” Vano bertanya entah kepada siapa dan melihat ke arah samping kanan mereka, terlihat seorang gadis sedang berlari dengan menggunakan pakaian simpel. Jeans panjang bewarna biru dan ditemani kemeja ukuran oversized bermotif kotak-kotak merah. Rambutnya panjangnya pun belum diikat sehingga terbawa angin dan melayang dengan indah di udara.
Saat ia sampai di depan para Xexaint, ia membungkukkan tubuhnya dan menahan tubuhnya pada tumpuan kedua tangannya di paha. Ia membutuhkan udara segar sekarang untuk menetralkan pernapasannya yang membuat tenggorokkannya sangat kering. Saat dirasa pernapasannya sudah mulai normal ia mulai kembali berdiri tegap dan melihat kelima temannya itu yang seperti menunggunya untuk berbicara.
“Kalian semua kenapa menatapku?” tanya Lia dengan muka tidak bersalah.
“Kau tau tidak kau telat berapa lama?” tanya Billy yang duduk di kursi dengan laptop di pahanya dan tidak lupa mata khasnya.
“Eh? Emang berapa lama?” Lia melihat jam tangan di tangan kirinya. Matanya membulat besar saat melihat ternyata sudah jam 10 pagi. Ia tidak menyangka telat selama itu, padahal ia bangun pada jam setengah sembilan pagi, kenapa ia bisa telat selama satu jam? Lia tidak habis pikir.
“Yaudah.. karena sudah berkumpul semuanya di sini. Ayo kita ke restoran dekat rumah Delvin,” ajak Archel.
“Tapi kenapa kita nggak langsung ketemuan di sana? Untung aja kemarin aku membaca kalau kita harus ketemuan di taman terlebih dahulu,” keluh Lia kepada teman-temannya itu.
“Sebenarnya kita buat janji jam 7 pagi untuk olahraga dan ketemuan di taman sekitar jam 9 pagi. Kau tidak membacanya ya?” tanya Tania heran dengan temannya yang satu itu.
“Eh seriusan? Yah sepertinya aku sedikit keliru waktu membacanya, yaudah aku minta maaf deh,” pinta Lia seraya menundukkan kepalanya dan menautkan tangannya.
“Yaudah, lain kali kau harus membiasakan diri untuk tepat waktu,” ucap Archel.
Lia mengangguk dan mereka semuapun akhirnya pergi bersama ke tempat Delvin dengan menggunakan Portal yang sudah dipasang Archel di sekitar taman dan terhubung ke dalam rumah Delvin.
***
“Jadi mau bahas apa?” tanya Billy dan menatap kelima temannya itu satu per satu pada meja bundar kecil yang sekarang jadi tempat mereka berdiskusi.
“Masalah orang hillang yang angkanya tembus sampai ratusan, itu setelah di cek oleh Tania. Semua data yang dilaporkan palsu alias tidak ada sama sekali orang seperti mereka yang dilaporkan,” ujar Vano dengan mengambil sebuah map tebal dari tasnya dan menyerakkan isi map itu ke atas meja.
Hexaint mengambil kertas yang banyak itu dan mencoba melihat berbagai data yang dimaksud oleh Vano, semuanya terlihat seperti nyata dan tidak ada yang direkayasa. Sangat wajar dan benar-benar seperti laporan yang niat dan asli.
“Sepertinya tidak ada ditemukan keanehan disini,” ucap Archel.
“Ya, sepertinya ini emang benar deh. Tapi kenapa bisa tidak ada setelah di cek oleh Tania?” tanya Lia di akhir perkatannya.
“Entahlah, aku juga awalnya sempat bingung waktu melihat setiap foto yang ada di data ini. Aku tidak pernah mengingat mereka semua, padahal kalian tau sendiri kan? Aku mengingat semua penduduk kota Vanxyere dengan cermat dan detail. Kemudian beberapa hari yang lalu aku mengeceknya di kantor pusat administrasi kedua orang tuaku. Dan nihil! Mereka seperti kabut yang tidak nyata, tidak ada data seperti semua yang ada di depan kita sekarang. Aku juga sudah mencoba mengecek data si pelapor dan sama aja, mereka juga tidak ada. Seakan ini semua permainan dari bangsa Cordict.” Tania menjelaskan semua yang diketahuinya secara detail kepada para Hexaint.
“Oh.. sepertinya aku paham.” Archel berujar begitu juga yang lain yang hanya menganggukkan kepalanya saja.
“Menurutmu gimana, Li?” Billy bertanya pendapat Lia yang masih memperhatikan banyak lembaran kertas di depannya itu dengan sangat serius.
“Aku kemarin sudah belajar tentang sifat berbagai heman, dan terfokus dengan sifat hewan yang digosipkan kalau bangsa Cordict itu merupakan mutasi dari kadal, cicak, dan laba-laba. Menurutku sih... Ini semua merupakan pancingan mereka supaya kita terpancing dan merasakan keberadaan mereka, terus kita penasaran dan mencari tau. Saat disanalah mereka akan menyerang kita karena posisi kita melemah, intinya kita belum melakukan persiapan apapun nantinya karena sibuk mencari tau asal usul mereka.” Lia menjelaskan pendapatnya.
“Ya, aku juga setuju dengan Lia. Seakan tujuan mereka emang ingin memancing kia saja dan sebaiknya jangan diladeni,” timpal Tania.
“Bagaimana menurutmu Bill?” tanya Archel kepada Billy. Archel harus melihat pendapat dari berbagai arah.
“Aku setuju dengannya Ar,” jawab Billy dengan kedua tangannya yang disilangkan ke dadanya.
“Vano?” panggil Archel.
“Ya?” tanya Vano kembali yang baru saja melamun.
“Bagaimana pendapatmu?”
“Kalau menurutku sih, sebaiknya kita cari secara perlahan. Karena kita tidak akan tau bagaimana kedepannya. Maksudku, bisa saja ini kerjaan selain bangsa Cordict bukan? Kita tidak boleh cepat memutuskan,” ujar Vano menjelaskan pendapatnya.
“Benar! Sebaiknya kita cari dahulu lebih lanjut,”
“Tapi Ar.. itu sama saja kita akan masuk ke perangkapnya.” Lia menolak dan menentang pendapat Archel.
“Kita tidak harus masuk ke sarang mereka, kita akan memantaunya dari jauh saja Lia. Apa kau lupa kita memiliki Billy? Apa kau bisa melakukannya Bil?” tanya Archel dengan pandangan berharap.
“Aku? Tentu saja bisa. Tapi aku membutuhkan Tania untuk itu, karena dia sangat penting untuk melacak kebenaran dari identitas di penduduk kota ini,” ungkap Billy dan melirik Tania.
“Bagaimana? Apa kau mau Tania?” tanya Billy.
“Ah aku? Tentu saja aku bisa melakukannya, tetapi kau harus menyesuaikan dengan jadwalku. Belakangan ini kedua orang tuaku terlalu menekanku untuk melakukan ini itu. Bagaimana?”
“Baiklah, nanti akan kita bicarakan setelah ini,” balas Billy.
“Bagaimana Lia? Apa kau sudah setuju denganku?” tanya Archel dan Lia masih berpikir memutar otaknya.
“Baiklah, tapi jangan melakukan kontak dengan mereka.”
“Tapi aku sudah menculik salah satu dari mereka,” ungkap Archel.
“APA?!” ucap Lia, Tania, dan Vano secara serentak. Mereka kaget bukan main dengan tindakan gegabah yang dilakukan oleh Archel.
“Ayolah, kedua orang tuaku yang menyuruh untuk itu,”
“Tapi tetap saja itu berbahaya Ar..” lirih Lia yang mulai merasakan kegerahan karena temannya satu itu.
“Kalian tenang saja, aku akan mengurusnya bersama Archel nanti.” Kali ini Delvin membuka suaranya.
“Mengurusnya bagaimana?” tanya Tania.
“Yah aku akan mencoba mengambil DNA nya dan beberapa hal lainnya yang penting dilakukan untuk penelitian. Bagaimanapun tindakan Archel dan orang tuanya sudah sangat benar. Nanti setelahnya aku akan mengembalikannya ke tempatnya dengan memori yang sudah dihapus dan sedikit memanipulasi ingatannya. Pastinya aku akan meminta bantuan Vano, bagaimana? Kalian setuju?”
“Baiklah! Kali ini saja kalian bertindak gegabah, untuk selebihnya aku tidak akan memaafkan kalian. Apa kalian lupa kalau Hexaint juga penting?” Lia mulai merasakan kemarahan pada dirinya, ia kesal dengan tindakan gegabah teman-temannya. Meskipun ia yang paling tidak bisa menahan hawa napsu, tetapi hanya dialah di Hexaint yang mampu berpikir jernih dalam merencanakan suatu hal dan membaca pergerakan suatu hal.
“Baik, aku minta maaf. Lain kali aku akan meminta pendapat kalian semua terlebih dahulu dan mulai sekarang apapun yang kita lakukan. Itu semua harus disaring bersama-sama dengan para Hexaint. Bagaimana?” tanya Archel di akhir perkatannya.
“Baiklah,” ucap mereka semua serentak dan menutup diskusi mereka tentang bangsa Cordict pada hari itu. Setelahnya mereka semua saling makan bersama dan tidak membahas hal sensitif atau hal apapun itu yang dapat menganggu waktu refreshing mereka. Seperti itulah para Hexaint, perkumpulan enam orang pemuda-pemudi yang sangat kritis dan memegang peran penting Kota Vanxyere. Mereka juga sering disebut sebagai keseimbangan dunia, itu semua karena sikap dan perilaku mereka yang benar-benar seimbang. Tidak lupa menempatkan waktu dan segala hal di tempatnya masing-masing.