“Iya Mas, alhamdulilah aku hamil. Lihat deh ini.” Bergegas aku menuju Mas Alan, dengan bahagia dan penuh senyum, aku memberikan tiga buah test pack yang semua bergaris dua. Aku memeluknya erat tapi segera menjauh karena aku mencium harum parfum yang membuat perutku mual. Parfum ini adalah parfum khas perempuan dengan aroma bunga, bukan aroma segar buah-buahan yang banyak dipakai oleh kaum Adam. “Hoeeek…” Aku menutup mulut dan menuju wastafel. Tapi seperti tadi pagi, tidak ada yang aku muntahkan. Mama Rina bergegas mengurut leher belakangku. “Kamu beneran hamil ya Na. Jaga baik-baik cucu mama ya sayang.” Mama Rina mengusap lembut rambutku, kemudian beliau membimbingku duduk di dekat mama. Sementara Mas Alan? Dia hanya diam terpaku di tempatnya tadi. Tidak bereaksi apapun. Entahlah, s