"setuju tidak setuju aku akan tetap menikah! Persetan dengan ketidak setujuanmu." Gumam Zera pelan saat dirinya berpapasan dengan Amora didepan kamarnya. Dengan mata yang memerah dan tangan mengepal kuat. Amora menatap tajam Zera dan berkata. "Sampai kapanpun aku tidak akan pernah membiarkan itu terjadi." Zera yang semula tidak menghentikan langkahnya, pada ahirnya ia memutuskan untuk berhenti dan menatap Amora dengan senyum mengejek. "Apa sebenarnya yang kau inginkan Amora?" "Aku ingin kau hancur. Enyah dari kehidupan keluargaku!" Zera terkekeh geli. "Tenang saja! Aku akan segera pergi dari rumah ini setelah menikah dengan pangeran tampanku." Emosi Amora semakin memuncak saat melihat kekehan menyebalkan Zera. "Berhenti kau Zera." Zera tetap saja kembali melanjutkan langkahnya