Ema

1833 Words
        Pagi ini Ema telah menyusun barang-barang miliknya untuk pindah ke Kota. di sana nanti Ema akan bekerja disalah satu rumah sakit swasta yang besar, ia juga akan mendapatkan gaji yang besar hingga ia bisa memasukkan Amora ke sekolah yang bagus disana. pukul sembilan pagi Ema dan Amora melakukan perjalanan menuju kota. Ema tersenyum karena putri kecilnya terlihat sangat bahagia, apalagi sejak diperjalan Amora bernyanyi dengan riang dan ia sama sekali tidak merasa lelah.         Beberapa jam kemudian mereka sampai di Kota Light. Amora membuka mulutnya takjub dengan  pemandangan kota.  Apalagi ia bisa melihat gedung-gedung tinggi yang sangat mengagumkan yang belum pernah ia lihat sebelumnya. "Ma, nanti mama kerja di mana?" tanya Amora.         "Di rumah sakit juga sayang.  Mama kan perawat jadi cocoknya kerja di rumah sakit" jelas  Ema tersenyum lembut pada putri semata wayangnya. "Apa sekolah Amora juga lebih besar, Ma?" tanya Amora. "Iya, sekolah baru Mora  lebih besar dari sekolah lama Mora" jelas Ema.         "Apa Papa Mora juga ada disini Ma?" tanya Amora membuat Ema merasa sedih mengingat sosok Aron.  Ia lagi-lagi harus berbohong.         "Papa kerjanya jauh banget nak,  Papa cari uang buat Mora untuk Mora sekolah sama kayak Mama" jelas  Ema.         "Tapi Mama bisa pulang kenapa Papa nggak bisa pulang Ma? Kenapa Papa mesti kerjanya jauh-jauh Ma.  Apa Papa nggak bisa kerjanya dekat sama kita? Mora tidak marah kok Ma kalau Papa nggak punya uang.  Mora nggak sekolah juga tidak apa-apa Ma!" ucap Amora membuat Ema menghembuskan napasnya mencoba untuk menyembunyikan kesedihannya.         Ema mencoba untuk tersenyum dan ia segera memeluk Amora.  "Suatu saat nanti mungkin Papa akan pulang" bohong Ema ia tidak akan mungkin mempertemukan Amora dengan Aron.  Aron mungkin sudah menikah dengan kekasihnya. Perempuan yang sederajat dengannya bukan seperti dirinya yang hanya seorang perawat miskin.         Mobil berhenti didepan sebuah apartemen yang harganya murah dan dekat dengan rumah sakit tempat Ema bekerja.  "Ma kok naik lift?" tanya Amora. "Rumah kita diatas nak" jelas Ema "Asyik kita jadi kaya ya Ma.  Rumahnya besar" ucap Amora membuat Ema tersenyum.         Ema memang hanya membawa pakaiannya saja dan meninggalkan perabotan rumahnya  yang tidak mungkin ia angkut ke apartemen ini.  Ia bersyukur karena gajinya dirumah sakit ini lebih dari cukup untuk menyewa apartemen , membiyayai kebutuhan mereka dan juga menyekolahkan Amora disekolah yang bagus di kota ini. Andaikan Amora tahu Papapnya bisa memberikan bahkan seratus kali lebih bagus dari apartemen yang kita tempati saat ini nak.  batin Ema.         Aron Cristopher seorang dokter berbakat dan juga memiliki aset kekayaan yang sangat banyak dinegaranya bahkan di beberapa negara lain. Ia juga merupakan seorang pengusahaa. Aron bahkan memberikan beberapa bantuan medis untuk negara yang sedang berperang dan juga negara terbelakang. Hanya saja sikap kasar Aron kepada Ema yang membuat Ema meninggalkan Aron. Aron tidak menghargai persaannya dan menganggapnya hanyalah seorang mainan. Ema tidak bisa membayangkan bagaimana jika Aron tahu dia memiliki seorang putri, apa Aron akan menerima kehadiran Amora atau ia akan  memperdulikan Amora bahkan membuang Amora. Ema tahu jika kali ini ia tertangkap oleh Aron dapat dipastikan Aron akan kembali mengurungnya bahkan bisa lebih kejam lagi Ema akan hidup dipenjara pribadi di kediaman Aron. penjara yang Aron siapkan untuk mengurung musuh-musuh keluargannya bahkan menyiksanya.         Ema membuka pintu Apartemennya dan Amora segera masuk dan tersenyum senang karena apartemen ini memiliki dua kamar. "Ma, Mora punya kamar sendiri ya Ma!" pinta Mora saat melihat didalam ruangan ini memiliki dua kamar. "Tentu saja sayang!" ucap Ema mengangkat tubuh Amora dan kemudian mencium pipi Amora dengan lembut. Alasan Mama tetap bertahan dan berkerja keras adalah demi memberikan kehidupan yang terbaik untuk Amora. Mama  sayang Amora. "Tapi  Amora tetap bobok sama Mama" ucap Amora membuat Ema tersenyum.         "Oke sayang" ucap Ema gemas dengan tingkah lucu putrinya. ia kemudian membayangkan bagaimana jika Aron ada disisinya. Aron yang ada dialam bayangannya sangat mencintaikeluarga kecilnya. mengajak putri kecil mereka bermain dan terlihat sangat mencintainya. namun itu semua hanya bayangan Ema, karena Aron yang ia kenal sama sekali tidak akan pernah bersikap lembut padanya terlebih lagi kepada putrinya. Apa kabar kau disana? apa kau sudah memiliki putra atau putri yang menemanimu. tentu saja kau sangat bahagia sekarang, aku hanyalah bebanmu yang akan mengganggu hubunganmu dengan kekasihmu. aku pergi adalah pilihan yang terbaik untukmu, dia dan tentu saja juga untuk hatiku.  kau membuatku kehilangan semuanya Aron, keluarga? aku kehilangan mereka semua tapi kau juga memberikanku seorang putri cantik yang sangat mirip denganmu. aku membencimu tapi aku juga meerindukannmu.         Ema membersihkan apartemennya dan menyusun beberapa barang yang ia bawa dari Desa. ia tersenyum saat melihat Amora terlihat begitu bahagia. Putrinya itu berlari kesana-kemari karena ruangan ini cukup luas tidak seperti rumah mereka yang dulu yang sangat sempit. setelah semua barang-barang telah tertata rapi, Ema meminta Amora untuk mandi dan kemudian ia ingin mengajak Amora pergi berbelanja  ke Super Market terdekat. Beberapa menit kemuidan mereka telah siap untuk pergi ke supermarket. Ema memakaikan Amora jaket dan ia terlihat sangat imut dan lucu, hingga setiap Ema membawa putrinya ke tempat kerjanya, pasti semua orang akan mengatakan jika Amora sangat cantik dan imut.           "Apa tempat belanjanya jauh Ma?" tanya Amora. Ema mengunci pintu apartemenya dan memegang tangan kecil Amora.         "Tempatnya nggak terlalu jauh nak. Mora mau belanja apa nak?" tanya  Ema. Mereka melangkahkan kakinya menuju lift yang membawa mereka turun ke lantai dasar. setelah itu mereka berjalan di trotoar menuju supermarket yang berjarak sekitar 100 meter dari Apartemen ini.  "Ma, ternyata enak ya Ma tinggal di Kota" ucap Amora. "Amora suka?" tanya Ema.         "Suka Ma" ucap Amora kemudian ia menatap tiga orang dijalan yang juga melangkahkan kakinya berjalan di trotoar seperti dirinya dan Mamanya. Amora menatap pemandangan itu dengan sendu. ia sungguh berharap ia bisa berjalan bersama Mama dan Papa seperti keluarga itu. tatapan sendu itu takluput dari perhatian Ema. ia menghela napasnya, apa ia harus segera menikah agar Amora memiliki sosok Papa. Tapi ia tidak akan bisa mencintai  laki-laki yaang menjadi suaminya kelak karena ia tidak bisa melupakan Aron.          Mereka sampai di supermarket dan Ema menaikan Amora kedalam kernjang. "Ma, Mora udah besar" ucap Amora.         "Masih kecil soalnya Amora masih takut kan kalau buang air kecil sendiri makanya kalau Mamam dinas Malam Mora ngompol dikasur" goda Ema membuat Amora menggelengkan kepalanya. "Enggak Ma, Mora nggak ngompol!" kesal Amora membuat Ema terkekeh. "Hehehe...Iya anak Mama sudah besar" ucap Ema.         Ema tersenyum dan ia mengambil beberapa makanan dan memasukannya kedalam keranjang. seseorang terkejut melihat Ema dan ia bersembunyi agar Ema tidak melihat kehadirannya. perempuan cantik itu tersenyum senang karena berhasil menemukan seseorang ia dicari Omnya selama ini. Ia kemudian terkejut saat melihat seorang bocah kecil cantik berada didalam kernjang Ema.         "Om kau akan sangat berterimaksih padaku. kau akan menyerrahkan wwilayah itu untukku!" ucapnya tersenyum licik "Tapi apa Ema telah menikah?  tapi anak perempuanitu begitu mirip dengan Om Aron" ucap permpuan cantik itu. perempuan ini bernama Arrabela Christopher yang merupakan putri  sulung Evans Cristopher . Evans Cristopher adalah Kakak kandung dari Aron Cristopher.          Arrabela tadinya mengunjungi negera ini hanya itu memeriksa beberapa geng yang berhasil ia kuasai. Arrabela menjelma menjadi seorang mafia perempuan dan ia sangat suka menggantikan tugas Papapnya untuk berkunjung ke berbagai negara untuk mengawasi para pengikutnya. Arrabela tidak menyangka akan menemukan wanita yang dicari Arron . ***         Sebuah rumah yang sangat Mewah dan memiliki berbagai fasilitas membuat siapapun yang melihatnya akan merasa kagum.  Di negara ini semua orang mengenal pemilik rumah yang merupakan seorang pengusaha terkenal yaitu Keluarga Cristopher. Keluarga Cristopher merupakan keluarga terpandang dan kaya raya. Mereka memiliki bisnis yang sukses diberbagai bidang. Saat ini Brave Cristopher merupakan kepala keluarga Cristopher.  Ia memiliki tiga orang anak. Anak pertama bernama Evans Cristopher yang nerupakan seorang pengusaha sukses dan juga seorang mafia yang sangat ditakuti.          Anak kedua bernama Aron Cristopher,  ia merupakan seorang dokter yang sangat jenius.  Memiliki beberapa perusahaan dan juga memiliki akses  kekuasaan beberapa wilayah yang telah ia kuasai.  Aron juga merupakan tangan kanan sang Kakak Evans Cristopher.         Anak ketika dari ibu yang berbeda dengan Evans Cristopher dan Aron Cristopher  yaitu bernama Elena Cristopher. Menjadi anak perempuan satu-satunya Brave Cristopher membuat Elena menjadi sangat manja.  Bahkan kedua kakaknya pun sangat menyayanginya.         Anggota keluarga Cristopher lainya yaitu nenek Catherin yang merupakan tetua dikeluarga itu.  Ia adalah ibu kandung Brave Cristopher.   Semua keluarga tinggal di kediaman ini termasuk Evans dan juga istrinya Ziva beserta  kelima anak mereka.         Aron baru saja pulang dari Asia untuk mencari wanita yang membuatnya hampir gila.  Namun ia memutuskan untuk pulang setelah mendengar kabar jika Catherin neneknya sedang sakit.  Mendengar suara Catherin menangis meminta pulang membuat Aron segera memutuskan untuk pulang dan mengakhiri pencariaannya untuk sementara.         Wajah tampan yang menawan itu saat ini bertambah dingin. Ia bahkan terlihat kejam saat memperlihatkan matanya yang tajam bak elang yang siap menerkam orang-orang yang menentang keinginannya. Aron masuk kedalam kamar Catherin dan melihat Neneknya itu tidur terbaring lemah.  Didalam kamar ini hampir semua keluarga hadir dan sepertinya hanya Aron yang baru saja tiba.  Aron melihat kakak iparnya Ziva dan ibu tirinya Grace sedang menangis karena khawatir melihat keadaan Catherin. "Nek... " ucap Aron melangkahkan kakinya mendekati Catherin.         Melihat kedatangan Aron membuat tangis Catherin kembali pecah.  Napasnya  terasa sesak namun mata tuanya itu berusaha untuk tetap terbuka dan agar bisa melihat wajah cucunya yang malang. Aron mencium dahi Catherin dan kemudian memegang tangannya.  "Nenek dari tadi selalu menunggumu Kak" ucap Elena.  "Aron datang nek" ucap Aron. "Jangan terlalu lelah hmm... Carilah kebahagiaanmu.  Jika Ema tidak ditemukan lupakan dia!" lirih Catherin. Aron memejamkan matanya kemudia membuka matanya lalu menatap wajah Catherin dengan lembut.  "Nenek  cepat sembuh, Aron janji tidak akan membuat nenek khawatir lagi!" ucap Aron. "Hehehe... Semua keluargaku hanya bisa membuatku khawatir sepanjang waktu.  Kau dan Arrabela baru pulang. Kalian memintaku untuk cepat sembuh. Tapi kalian berdua tidak merawatku dengan alasan sibuk" ucap Catherin menatap Aron dan Arabela yang berada dipelukan ayahnya dengan kesal. "Evans,  jangan halangin cinta putrimu!" pinta Catherin. "Akan aku usahakan madam" ucap Evans membuat Catherin terkekeh. "Hehehe... Aku merasa lebih muda. Uhuk... " Catherin terbatuk dan merasakan napasnya sangat sesak. "Ma... Brave panggilkan dokter!" ucap Brave. "Tidak usah,  aku tidak akan bertahan lama.  Aku hanya ingin melihat semua wajah-wajah keluargaku untuk yang terakhir kalinya. Lagian disini ada dokter Aron dia tahu bagaimana kondisiku sekarang!" ucap Cartherin membuat semua keluarga menangis kecuali para pria dikeluarga ini. "Bawa cicit-cicitku keluar kecuali Arabela dia sudah besar dan tidak akan takut melihat kematianku!" pinta  Catherin.  Ziva membawa semua anaknya keluar dari kamar Catherin Napas Catherin kembali terlihat sesak. Apalagi ia sangat susah untuk mengeluarkan suaranya. "Kalian harus akur dan jangan ribut.  Grace hanya kau satu-satunya istri Brave yang aku akui setelah kematian ibu Evans dan Aron.  Jadi kau harus mendukung suamimu dan menyayangi anak-anakmu!" ucap Catherin. "Iya Ma hiks... Hiks... " tangis Grace kembali pecah saat mendengar nasehat mertuanya. "Kalian baik-baik ya.  Aron menikahlah dan miliki keluarga seperti Evans lalu bebahagialah!" ucap Catherin "aku menyayangi kalian semua". Catherin terseyum lepas dan kemudian ia memejamkan matanya.  "Aku mengantuk sangat ngantuk" ucap Grace.          Brave menangis kencang saat mendengar hembusan napas yang panjang dari sang ibu. Hari ini keluarga Cristopher bersedih, mereka kehilangan wanita hebat yang selama ini membesarkan seorang Barve seorang diri. Wanita inilah yang selama ini membuat keluarga ini selalu berjaya dengan nama bangsawanya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD