Freya hanya mengambil beberapa potong paru dan usus sebagai bagian jeroan kesukaannya. Ia juga mengambil sambal terasi yang tersedia. Dan semua nasi.
Freya memasukkan jeroan lain dan sisa sambal ke dalam kulkas. Dan Freya mulai makan dengan lahap. Setiap gigitan dan suapan begitu ia nikmati. Rasa jeroan sapi yang digoreng seperti ini merupakan kenikmatan yang hakiki bagi seorang Freya.
Selesai makan, Freya kembali ke kamar sejenak. Ia membuka layar laptop lagi untuk mengecek pesan yang ia kirimkan ke salah satu teman kerjanya melalui sosial media. Ternyata sudah dibalas oleh temannya itu.
Freya membaca ulang pesan yang sudah ia kirim di awal.
'Sha, aku nggak masuk kerja hari ini. Aku barusan kena musibah. Hp dan barang pribadiku hilang. Tolong izinkan aku ya.'
Sementara balasan dari Sesha teman sesama teller Freya.
'astaga, Frey. Kok bisa ilang. Gimana kejadiannya?'
Freya kini sedang menulis pesan balasan kemudian segera mengirimnya.
'kalau udah masuk kerja aku baka cerita semuanya. Tolong absenin aku ya, Sha. Takutnya aku dipikir bolos.'
Sesha pun segera membalas Freya.
'oke, Frey. Jangan khawatir.'
Setelah mengucapkan terima kasih pada Sesha, Freya segera menyentuh tombol keluar. Lalu ia menutup layar laptop kembali.
Freya kembali menuju barang - barang yang masih berantakan di depan tadi. Kemudian mulai membereskan semuanya dengan rapi di tempatnya masing - masing.
Kebanyakan belanjaan Athar adalah bahan makanan. Bagus lah. Memang seharusnya begitu. Apa lagi menurut apa yang dilihat Freya selama ini, Athar memiliki riwayat kesehatan yang kurang baik. Mengingat lelaki itu sering nampak kesakitan kemudian minum obat.
Freya coba membuka mesin cuci. Ada beberapa baju kotor. Freya segera mengisi air untuk mencuci semuanya. Freya juga mencuci piring dan sendok yang Athar dan ia gunakan semalam. Dan juga piring yang ia gunakan sarapan barusan.
Freya juga melihat ada pakaian bersih yang hanya digantung begitu saja. Sepertinya belum disetrika. Freya segera mengambil baju - baju itu, kemudian mensetrika semuanya.
Demi apa Freya melakukan ini semua? Tentu saja sebagai balas jasa karena Athar sudah bersedia menampung dan membantu menyembunyikan ia dari Archie.
Tapi bukan hanya itu sih sebenarnya. Entah lah. Freya sepertinya memang harus segera mengakui bahwa ia memiliki perasaan khusus pada Athar.
Perasaan yang bisa dibilang lebih besar dibandingkan perasaannya pada Archie.
Namun Freya tidak mau meneruskan perasaannya pada Athar. Alasan pertama, karena hati Athat seutuhnya sudah menjadi milik Jena. Alasan kedua, Freya merasa tidak pantas. Athar pasti terlalu baik untuk seorang wanita nakal seperti dirinya.
Lagi pula sejak awal ia sudah menjadikan Archie sebagai target. Ia hanya akan fokus pada Archie saja.
***
Archie kurang bisa konsentrasi di kantor hari ini. Beberapa pekerjaannya selesai lebih lambat dibandingkan biasanya. Ia masih menunggu kabar dari para polisi. Kenapa mereka belum memberi kabar juga?
Archie meraih ponselnya. Ia menelepon Reyhan demi menanyakan bagaimana perkembangan pencarian Freya di Pare.
Nada tunggu terdengar seperti lonceng eksekusi yang begitu mengerikan.
Sampai akhirnya Reyhan berkenan mengangkat.
"Halo, Ar."
"Gimana, Rey? Freya udah ketemu, kah? Atau suda ada jejak Wardhana Dharma? Kenapa sampai jam segini belum ada kabar?"
"Sabar, Ar. Kami masih melakukan pencarian. Sejauh ini dari rekaman cctv yang ada, semalam Freya nyaris terlibat dalam kecelakaan. Karena ia menyeberang tanpa melihat kanan kiri. Sebuah mobil hampir menabraknya. Tapi untung saja mobil itu berhasil menghindar sekaligus menginjam rem dalam - dalam. Itu adalah sebab adanya bekas ban terseret di aspal yang kita periksa semalam."
Archie mendengarkan penjelasan Reyhan dengan saksama. Jadi benar bahwa bekas ban di aspal itu ada hubungannya dengan Freya. "Lantas bagaimana kondisi Freya, Rey? Dia baik - baik aja, kan? Lalu setelah itu Freya ke mana?"
"Sabar, Ar. Freya baik - baik saja. Dia tidak tersentuh mobil itu sedikit pun. Mungkin malah si pemilik mobil yang luka - luka karena aksi yang ia lakukan demi menghindari Freya. Semoga saja dia pakai sabuk pengaman. Anehnya Ar ... Freya dan orang itu nampak terlibat percakapan. Kemudian Freya dengan suka rela masuk ke dalam mobilnya. Lalu mereka pergi."
"Astaga ... memangnya siapa orang itu, Rey? Kenapa Freya mau - maunya masuk ke dalam mobil dan pergi bersamanya?"
"Kami juga belum tau, Ar. Bisa jadi orang itu ternyata adalah temannya atau saudaranya atau entah lah siapa."
"Langsung lacak aja plat nomornya, Rey."
"Itu dia masalahnya, Ar. Kami tidak bisa melacak plat nomor mobil itu karena posisi mobil yang berada pada titik buta cctv ketika berhenti. Dan ketika melaju, mobil itu menancap gas dengan kecepatan tinggi. Kami kesulitan membaca nomor di plat - nya."
Archie berpikir keras. Siapa kira - kira kenalan Freya yang ada di Pare? Kenapa bisa kebetulan sekali bertemu dengan Freya. Makanya Freya bisa segera kabur jauh. Meleset dari dugaan Archie sebelumnya.
Tapi berita baiknya, jika Freya masuk secara suka rela dalam mobil itu, berarti orang yang membawa Freya bukan lah Wardhana Dharma. Archie benar - benar bersyukur karena kemungkinan besar Freya berada di tempat yang aman, meski tak tahu entah di mana.
"Rey, meskipun udah bisa dipastikan bahwa bukan Wardhana Dharma yang membawa Freya. Tolong tetap lakukan pencarian pada orang itu ya. Polisi di Kediri pun masih terus mencari dia. Kalau dia dibiarkan bebas di luar, Freya akan terus terancam keselamatannya."
"Iya, Ar. Tentu saja. Sembari kami berusaha menemukan Freya, kami juga terus melakukan pengawasan tentang keberadaan lelaki bernama Wardhana Dharma itu."
"Thanks, Rey. Aku tutup teleponnya. Segera kabari jika sudah ada perkembangan tentang keberadaan Freya."
"Oke, Ar. Segera aku kabari."
Archie pun segera memutuskan sambungan telepon. Ternyata saat ia menelepon Reyhan tadi, Adity juga berusaha menghubunginya. Archie pun segera mendial nomor wanita itu.
"Tuan Archie ...."
"Iya, Adity. Tadi aku masih berada di telepon lain. Bagaimana, apa Freya sudah pulang?"
"Belum, Tuan. Saya tadi menemui orang tua Nona Freya. Saya ke sana berpura - pura mengabarkan bahwa Nona Freya masih bersama Anda Tuan Archie."
"Baik, kerja bagus, Adity. Kamu sekarang masih di rumah Freya?"
"Tidak, Tuan. Saya baru saja berpamitan."
"Ya sudah kalau begitu. Akan aku kabari lagi kalau aku butuh bantuan."
"Baik, Tuan ...."
Archie pun segera memutuskan sambungan telepon. Ia mendadak ingat. Hari ini Freya seharusnya juga masuk kerja sama seperti dirinya. Siapa tahu saja, Freya ternyata masuk kerja hari ini.
Ya siapa tahu saja.
Archie pun segera menghubungi Adity kembali.
"Iya, Tuan Archie ...."
"Maaf mengganggu lagi."
"Tidak masalah, Tuan. Apa yang bisa saya bantu?"
"Tolong cek keberadaan Freya di tempat kerjanya. Siapa tahu ia masuk kerja hari ini."
"Baik, Tuan. Akan saya lakukan sekarang."
***