Meski sama - sama menyadari bahwa hubungan mereka sah - sah saja untuk dijalin, namun ketika akhirnya Archie dan Raya benar - benar bertemu dengan Jena dan Athar, semua tidak semudah yang dibayangkan.
Mereka sudah saling menatap satu sama lain. Namun urung saling bertegur sapa. Mereka semua sama - sama kaget dengan apa yang sedang terjadi. Semua begitu tiba - tiba, tanpa perencanaan sama sekali.
Dari sekian banyak cafe di Kediri, bisa - bisanya mereka dipertemukan di cafe yang sama seperti ini. Apa itu artinya Tuhan memang ingin semua segera terungkap, sehingga tidak ada lagi rahasia di antara mereka berempat.
Memang benar sah - sah saja Raya dan Archie berpacaran. Tapi yang menjadikannya kurang begitu lumrah adalah ... karena perasaan Jena pada Archie yang sudah diketahui Raya.
Raya belum tahu saja kalau Archie juga punya rasa pada Jena -- dulu. Namun rasa itu mana mungkin hilang sama sekali begitu saja. Pasti masih ada walau sedikit. Apa lagi hubungan Raya dan Archie juga baru berjalan tiga bulan. Bukan tiga tahun.
Namun Archie juga sempat meyakinkan Raya, bahwa Jena tidak akan apa - apa. Karena menurut pengetahuannya, Jena sudah menjalin hubungan dengan Athar.
Mereka selalu bersama - sama, apa namanya kalau bukan pacaran?
"Jena ...." Raya yang membuat sapaan terlebih dahulu.
Sulit bagi Jena untuk membalas senyuman sahabatnya itu.
Sudah lama sekali sejak terakhir mereka bertemu. Semenjak kuliah, mereka terpisah jarak. Hanya sesekali menanyakan kabar lewat ponsel.
Momen ini seharusnya menjadi saat haru pertemuan pertama mereka setelah sekian lama. Namun segalanya jadi terasa begitu canggung.
"Raya ...." Jena akhirnya turut menyebutkan nama sahabatnya itu. Lalu berhambur memeluk Raya.
Raya pun balas memeluk dengan erat, melampiaskan rasa rindunya. Sementara Jena, selain rasa rindu, ia juga menyimpan sesak dalam dadanya. Sesak yang hanya diketahui secara pasti oleh Athar seorang.
Athar menatap dalam diam. Pandangannya cenderung dingin. Ia tidak menyangka, Raya akan tega merebut Archie dari Jena. Padahal setahu Athar, Raya itu orangnya baik. Meski tidak benar - benar merebut, karena nyatanya Archie dan Jena memang tidak saling memiliki. Hanya saja, Raya tahu betul tentang perasaan Jena pada Archie.
Seperti yang sudah diduga, mereka berempat duduk di meja yang sama. Suasana canggung begitu terasa. Hanya Raya dan Jena saja yang mengobrol. Sementara dua laki - laki di sana justru diam. Obrolan Jena dan Raya pun tidak bisa lepas. Semua memang tak akan sama lagi seperti dulu
"Kamu sama Athar gimana? Sejak kapan kalian pacaran, hm? Kenapa kamu nggak bilang sama aku, sih, Jen?" Raya mengungkapkan pertanyaan itu akhirnya.
Ia tahu Athar dan Jena pacaran, itu pasti dari Archie. Namun sejak awal ia juga tak yakin, karena bagaimana mungkin Jena tidak bercerita hal ini pada Raya?
Seketika Athar dan Jena saling berpandangan. Pacaran katanya? Sejak kapan mereka pacaran.
Oh, sekarang mereka tahu. Bagaimana Raya bisa begitu tega mengambil Archie yang notabenenya dicintai Jena. Ternyata Raya menganggap bahwa Jena sudah move on. Ia menganggap Jena kini berpacaran dengan Athar. Tahu dari mana pula si Raya tentang itu.
Dari siapa lagi? Biang keroknya pasti Archie, siapa lagi? Athar kini tengah menatap tajam kakaknya itu. Sementara Archie berlagak tidak menyadari tatapan tajam adiknya itu.
Akhirnya Athar yang menjawab ucapan Raya tadi, bukan Jena.
"Mau aku sih kami pacaran, Ray. Tapi sampai sekarang Jena belum mau terima aku tuh. Apes emang nasib aku. Cuman diajak jalan - jalan doang. Tapi nggak ada status." Athar sengaja menjawab dengan sedikit bercanda.
Namun candaannya ternyata tidak berhasil untuk mencairkan suasana.
Terlihat sekali bahwa Raya sangat terkejut dengan jawaban Athar itu.
"Lho ... jadi ternyata kalian belum pacaran?" Ia benar - benar nampak syok.
Kini Raya menatap Archie, seakan mencari penjelasan. Namun Archie justru menatap ke arah lain. Sekali lagi berlagak tidak tahu bahwa ia sedang menjadi seorang tersangka sekarang.
Jena akhirnya menggeleng. Sebagai konfirmasi bahwa ia memang tidak berpacaran dengan Athar.
Seketika situasi menjadi semakin canggung. Dengan Raya yang begitu merasa bersalah. Karena sudah merebut seseorang yang sangat dicintai sahabatnya.
Tapi dulu salah satu alasan Raya menerima Archie, adalah karena Archie mengatakan bahwa Jena kini sudah bersama Athar.
Namun saat ditatap untuk dimintai penjelasan, Archie justru diam seribu bahasa seperti itu.
"Ar ... kamu bilang Jena udah sama Athar waktu itu." Raya akhirnya mengucapkan hal itu
Archie kini tak bisa mengelak lagi. "Aku sendiri kurang begitu tahu, Raya. Menurut orang - orang Athar tiap hari keluar untuk ketemu sama Jena. Jena juga udah berhenti berkunjung ke rumah aku. Jadi aku pikir mereka udah bersama. Satu cowok dan cewek yang udah cukup dewasa, lalu pacaran. Bukan kah itu wajar dan normal? Kalau hanya bersahabat, kayaknya itu justru aneh."
Archie menjawab apa adanya, sesuai dengan apa yang ia tahu.
Kini semua pihak telah mendengar alasan Archie mengatakan bahwa Jena dan Athar sudah pacaran. Ternyata sumbernya dari anggapan orang - orang.
Baik lah ... jika ingin menyalahkan Archie, sebenarnya lelaki itu juga tak bisa sepenuhnya disalahkan. Karena ia pun juga tak tahu.
Salah satu kesalahan Archie adalah, ia hanya diam, bukannya mencari tahu. Dan hanya menelan bulat - bulat informasi dari orang - orang.
Mereka semua terdiam. Sama - sama introspeksi dengan kesalahan masing - masing
Athar dan Jena juga bukannya tidak bersalah sama sekali dalam hal ini. Mereka juga bersalah karena telah bertingkah laku yang menimbulkan opini orang - orang tentang mereka
Intinya, Jena dan Archie sepertinya memang tidak ditakdirkan untuk bersama. Karena jalan kebersamaan mereka selalu diiringi dengan banyak cerita yang menyesakkan d**a .
Lebih baik memang seperti ini, mereka sudah ada pada jalannya masing - masing. Dan tidak ada pihak yang sepenuhnya bisa disalahkan.
***