Kedua mata itu bertatapan. Yang satu adalah tatapan polos dengan rasa takut luar biasa. Sedangkan yang satu lagi tatapan mengintimidasi dengan penuh kebencian. “Pergi!” Suara bas itu langsung membekap wajah Tiara hingga perempuan berambut panjang tersebut langsung mengangkat tubuh dari hadapan David. “Ma ... maafkan saya, Tuan David!” Kali ini kesadaran kembali merasuki jiwa Tiara. Dia benar-benar terkejut atas kebodohan dan reaksi spontannya. Bisa-bisanya dia mendekati bapak serigala yang kapan pun bisa menerkamnya. Meski Tiara sudah duduk dan tidak menghalangi lagi pandangan David, pada kenyataannya keberadaan Tiara saja sudah menjadi gangguan untuk pria tersebut. David pun akhirnya bangkit. Dia menopang tubuh menggunakan lengan kanannya yang berlubang, tapi dia mendesis kesa