Dengan langkahnya yang cepat, Tiara berniat untuk meninggalkan kamar tersebut. “Untung sudah ada Tuan Yohan dan tim medis yang datang,” ungkapnya sembari mengembuskan napas lega. “Kenapa tadi aku mencoba untuk menolong dia? Ya ampun, Tiara! Tolong kalau mau menolong orang itu dilihat dulu siapa orangnya! Orang yang kayak gitu ditolong! Jadinya kamu dalam bahaya, kan? Memangnya mau nasibnya jadi kerbau waktu dia nolong buaya?” Tiara mengomeli dirinya sendiri sepanjang berjalan menuju kembali ke vilanya. Gadis itu mengangkat kepala dan menatap ke arah garis cakrawala yang sudah semakin terang. Matahari semakin tinggi dan ia mulai menyipitkan mata ketika melihat ke arah timur. “Fuuuh! Ngomong-ngomong buaya, Tuan David memang buaya. Untung ada kancil yang menolong. Iya ... Tuan Yohan itu