When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Kalvin menarik pinggang ramping milik Zayda, menguncinya dalam pelukan menggunakan satu tangan. Sementara satu tangan yang lain diarahkannya pada wajah cantik gadis itu. Mengusapnya lembut seolah Zayda adalah karya Tuhan yang luar biasa. Tidak ada balasan apapun dari gadis yang luluh pada tipuan Kalvin itu. Zayda kehilangan kata, ia mendengar Kalvin berbisik di sebelah telinganya, meminta maaf, namun ia tak mampu melakukan apa-apa. Zayda membeku di tempat, mata hanzel itu refleks terpejam kala wajah tampan Kalvin dengan cepat menawan bibir tipis miliknya yang menghantarkan rasa manis ditautan mereka. Lima belas detik diawal Zayda hanya mematung bak orang linglung. "Za?" panggil Kalvin, yang rupanya baru menyelesaikan pungutan lembut itu, singkat namun sangat berkesan. Disaksikan oleh se