"Maaf?" Rena jelas mendengar dengan jelas, apa yang Calya ucapkan. Sebuah sindiran yang ditujukan untuknya. Tapi tetap saja, dia berusaha bersikap seolah kebingungan dan tak memahami apa yang gadis itu maksud.
Mendengkus, Calya mengurai tangannya yang tadi bersedekap. Mengayunkan langkah untuk memangkas jarak dengan Rena.
Dengan senyuman miring dan tatapan dingin, Calya menunjuk ke depan hidung Rena, "lo harus tau diri, dan jangan pernah mengharapkan hal yang bukan milik lo."
"Siapa yang kamu maksud? Mas Hasta?" Mencoba tak gentar, Rena menundukkan pandangan, menyingkirkan jari Calya yang segera ditepis kasar gadis itu. Tak suka jika Rena menyentuhnya.
Mas? Calya tiba-tiba merasa jika asam lambungnya naik ke kerongkongan. Cara wanita itu memanggil Hasta dengan nada mesra mengusik pen
