Dewa tidak sengaja melihat Dewi sedang menikmati makan siang di kantin kampus mereka. Lalu tanpa bisa ia cegah, matanya menatap lurus untuk memperhatikan gadis itu dengan seksama. Mulai dari caranya menyantap makanan, gadis itu melahap makanannya seolah-olah tidak ada lagi hari esok untuk makan. Dewi benar-benar terpaku pada makanannya, lalu sesekali akan mengangkat kepalanya dari mangkok dan berbicara pada temannya. “Matanya lo hampir ngelinding ke sana,” komentar Revo. Dewa tidak mengubrisnya. Ia tetap mengunci Dewi dalam tatapannya. Mungkin karena suara cewek itu yang terlalu besar atau karena jarak tempat duduk mereka yang tidak terlalu jauh sehingga Dewa bisa mendengar kalau Dewi sedang membicarakan dirinya. “Nembak?” teriakan itu membuat hampir