bc

Adventures Of Saidon

book_age18+
532
FOLLOW
3.1K
READ
adventure
killer
reincarnation/transmigration
time-travel
warrior
brilliant
genius
captain
magical world
kingdom building
like
intro-logo
Blurb

Saidon yang baru mendapat gelar pemimpin mafia langsung mendapat ancaman dari saudara tirinya. Akhirnya dia memilih masuk ke dalam jurang. Rupanya setelah itu dia masuk ke dunia lain, yaitu Negeri Muria yang misterius. Karena terluka parah dia diselamatkan oleh peri cantik jelita bernama Alula dan juga rusa ajaib bernama puca. Siapa sangka Saidon dikira sebagai Kaisar Azura dan harus meyelesaikan misi untuk mengalahkan penguasa kegelapan agar Negeri Muria bisa makmur kembali. Suatu hari Saidon terkena semburan naga dan tubuhnya hampir terbakar, dia masuk ke lautan es yang membuat tubuhnya membeku. Alula merelakan keabadiannya untuk menyelamatkan Saidon hingga membuat peri pelindung tersebut lebur menjadi abu. Setelah Saidon berhasil, dia kemudian dapat kembali ke dunianya sendiri. Namun perasaan hampa menghantuinya sebab hatinya telah jatuh cinta pada Alula. Suatu ketika Saidon dijodohkan dengan Putri Liana, dan Putri tersebut sangat mirip dengan Wajah Alula. Bagaimanakah kisah mereka selanjutnya?

chap-preview
Free preview
1. Terjebak Di Dunia Lain
Saidon merasakan sakit di sekujur tubuhnya, dia ingat jika tadi terjun ke jurang. Namun, seingat dia tadi dari atas tampak begitu gelap gulita, tapi kini begitu berada di bawah langit terlihat cerah meskipun banyak pepohonan. "Kaisar Azura, akhirnya kamu sadar," sapa seorang wanita yang sangat cantik tersenyum manis. Saidon untuk sekejap terpana, sebab selama dia lahir baru kali ini melihat gadis secantik ini. Bahkan para model papan atas yang terkenal di seluruh dunia saja tidak sebanding. Hanya saja Saidon merasa heran, sebab wanita yang kini duduk di sampingnya hanya memakai pakaian dari dedaunan dan bunga yang hanya menutupi bagian atas paha sampai d**a. Jadi kemolekan dan kemulusan wanita itu tampak terlihat jelas. Saidon belum mampu untuk bergerak, tubuhnya seakan kaku. Untuk berbicara saja dia masih merasa kesulitan. "Kamu siapa?" Tapi suara itu tertahan dan tidak bisa keluar dari mulutnya. Wanita cantik di hadapannya hanya menatap keheranan. "Selama ini kami semua mengharapkan kebangkitanmu kembali, Kaisar Azura. Semenjak ragamu musnah keadaan Negeri Muria menjadi sengsara seperti di neraka. Tapi sepertinya Kaisar masih terluka parah. Saat ini yang terpenting mengobati lukamu terlebih dahulu." Wanita cantik itu meletakkan kedua tangannya di atas perut Saidon, ada seberkas cahaya berwarna putih kebiruan yang memberi kehangatan mengalir dalam setiap nadinya.  Saidon masih tidak mengerti, kenapa dirinya disangka Kaisar Azura. Padahal dia ingat jelas mengenai siapa jati dirinya yang sebenarnya. "Kaisar Azura? Siapa pula dia? Kenapa wanita ini mengira aku adalah dia?" batin Saidon. Setelah cukup lama, cahaya itu perlahan memudar. Wanita cantik bak bidadari itu meneteskan embun pagi dari bunga aneh ke setiap luka pada tubuhnya Saidon. "Kaisar tenang saja, aku sudah menyuruh Puca untuk mengambil air kehidupan. Nanti jika Kaisar meminum itu tubuh Kaisar akan kembali seperti semula," ucap Wanita tersebut ramah. "Aku bukan Kaisar Azura. Namaku Saidon," kata Saidon yang tiba - tiba bisa mengeluarkan suara lirih. "Tidak mungkin, nyatanya kamu sampai di sini dengan selamat. Jika manusia biasa pasti akan langsung hancur lebur hanya dengan menginjakkan kaki di negeri ini," jawab wanita cantik itu selalu tersenyum ceria. Bagi Saidon ini tidak masuk akal, karena dia memang hanya manusia biasa. Tak lama kemudian datang rusa berwarna putih yang memiliki tanduk yang keduanya bercabang tujuh. Dan anehnya lagi jika hewan mungil itu bisa berbicara seperti manusia. "Peri Alula, aku sudah membawanya," ucap rusa itu dengan suara cempreng. "Kenapa Kaisar kaget? Pasti merindukan suara cempreng Puca kan?" goda Wanita cantik itu tertawa. "Sebenarnya kalian ini siapa? Aku tidak mengenal kalian dan aku juga tidak mengenal Kaisar Azura. Pasti kalian salah orang," sergah Saidon. "Apa Kaisar Azura lupa ingatan? Kalau begitu aku ingatkan lagi, namaku Alula. Aku adalah peri pelindungmu, sedangkan rusa mungil yang suaranya cempreng ini adalah Puca. Dia hewan kesayangan Kaisar Azura," jawab Alula. "Aku Saidon, tadi aku terjebak musuh dan terjatuh ke dalam jurang yang gelap ini. Apakah ada jalan untuk bisa naik ke atas?" tanya Saidon. Peri Alula dan Puca hanya saling menatap kebingungan. Mereka masih yakin jika pemuda yang mengaku sebagai Saidon adalah Kaisar mereka. "Aku sungguh bukan Kaisar Azura, aku malah tidak mengenal kalian sama sekali. Dan aku juga baru kali ini melihat tempat ini," timpal Saidon meyakinkan mereka. "Kami masih yakin jika kamu Kaisar Azura, bagaimana kalau kamu minum air kehidupan ini biar pulih dulu. Setelah itu kita cari jalan bersama-sama," saran Alula menyerahkan beberapa tetes air di dalam bunga berbentuk terompet yang berwarna ungu. Saidon baru pertama kali ini melihat bunga itu , dia merasa ragu jika benda itu beracun. "Ayo minumlah, biar tubuhmu bisa segera pulih," sela Alula. Saidon pun langsung meminumnya, seperti sihir dalam beberapa detik tubuhnya merasa segar bugar. Bahkan dia bisa bergerak lincah lagi. Sebelumnya dia selalu merasa lemas dan mudah lelah. "Kaisar Azura, maksud aku Saidon. Ayo mandi di sungai dan ganti pakaian terlebih dahulu," saran Alula lagi sambil menyerahkan jubah kaisar. Saidon menatap dirinya, bajunya terkoyak dan juga tubuhnya kotor. Akan tetapi jika dia di suruh memakai pakaian tersebut merasa malas dan pasti ribet untuk bergerak. "Oke, apa kamu melihat ranselku? Aku ada pakaian sendiri," tolak Saidon secara halus. "Ransel apa?" ucap Alula balik bertanya. "Apa yang di maksud adalah barang ini?" Sela Puca sambil berlari ke ransel Saidon yang tergeletak di semak-semak belukar. "Yah benar itu," jawab Saidon senang. Dia segera mengambil Ransel tersebut dan berjalan ke arah sungai yang tidak jauh. Saidon sangat takjub, seolah dirinya sedang di dalam negeri dongeng. Pegunungan hijau, bunga indah yang bermekaran warna-warni, berbagai macam buah juga tumbuh subur seolah seperti perkebunan yang terawat. Air di sungai sangat jernih sampai ikan pun terlihat jelas dengan mata sedang berenang ke sana kemari. "Wah, ikannya besar. Kalau dipanggang pasti rasanya enak," gumam Saidon. Saidon langsung menceburkan diri dan menangkap satu ikan, tapi betapa terkejutnya jika ikan tersebut bisa berbicara. "Turunkan, hamba tidak bisa bernapas, ampuni hamba Kaisar Azura," teriak ikan tersebut. Saidon langsung melepaskan ikan tersebut dan buru-buru mandi karena takut. Baginya tempat ini indah tapi openuh misteri. Setelah selesai dia memakai kaos dan celana panjang. Begitu kembali Alula dan Puca juga tampak terpana. "Wajah dan tubuh mirip Kaisar Azura, tapi pakaiannya aneh," ujar Puca. Alula terdiam tapi juga berpikiran hal yang sama. "Kenapa ikan di sungai bisa berbicara? Apakah ini dunia siluman?" tanya Saidon penasaran. "Di sini semua hewan sejak ribuan tahun lalu sudah bisa berbicara, ada apa?" tanya Alula. "Ribuan tahun? Apa aku ini sudah mati sebenarnya?" batin Saidon. "Kenapa bengong?" Sela Alula. "Aku lapar, aku ingin panggang ikan," jawab Saidon mengalihkan pembicaraan. "Jangan!" pekik Alula dan Puca bersamaan. "Mereka saudara kita, kalau mau makan aku akan mengambilkan beberapa makanan," sela Alula. Alula segera pergi, tak berapa lama kemudian dia datang membawa buah-buahan. "Yah lumayan juga," jawab Saidon yang memang sudah kelaparan. Saat Saidon makan, Alula dan Puca menatapnya tanpa berkedip. "Kalian kenapa menatapku terus?" tanya Saidon. "Wajah dan gambar naga pada lenganmu sama persis dengan milik Kaisar Azura, tapi kenapa kamu bisa melupakannya?" tanya Alula yang masih tidak percaya. "Aku tidak tahu, tanda ini sudah ada sejak aku lahir," jawab Saidon jujur. "Kalau begitu ceritakanlah mengenai Kaisar Azura!" pinta Saidon. Alula langsung duduk di hadapan Saidon, akan tetapi Saidon langsung merona merah sebab melihat belahan d**a Alula yang sangat padat. "Astaga, wanita ini tidak sadar apa jika hal itu berbahaya," batin Saidon kesal. Selama ini Saidon memang tidak pernah memperhatikan wanita.  Namun, entah kenapa kali ini hatinya berdesir saat melihat tubuh Alula yang seksi dan tinggi semampai. Apalagi kulitnya begitu putih mulus seperti salju. Saat Alula mau membuka mulut, Saidon langsung membuka ransel dan memberikan kaos beserta celana pendek. "Kamu pakailah ini dulu! Sebagai seorang wanita jangan mengumbar tubuhmu sembarangan!" perintah Saidon kesal. "Oke," jawab Alula patuh. Tanpa pikir panjang lagi di depan Saidon wanita tersebut melepas semua pakaian dari bunganya tanpa sensor. Saidon langsung menutup matanya dengan kedua tangannya. "Hey, kenapa kamu ini tidak punya etika? Berani sekali bertelanjang di depanku!" teriak Saidon. "Ini, aku sudah selesai," jawab Alula tanpa perasaan bersalah ataupun malu. Saidon kini merasa lega, penampilan Alula sekarang sudah seperti wanita biasa dan tidak membuat dirinya tegang. "Apa wanita di sini memang seperti ini? Biasa telanjang di depan umum?" tanya Saidon penasaran. "Kaisar Azura, eh, Saidon. Peri Alula itu hanya bisa dilihat oleh aku dan kamu saja. Jadi dia biasa seperti itu, dan Kaisar Azura tidak keberatan," sela Puca menjelaskan. "Apa? Jadi orang lain tidak bisa melihat atau mendengar suara Alula?" pekik Saidon. "Iya, karena Peri Alula adalah peri pelindung Kaisar Azura. Lagi pula ada peraturan yang sudah tertulis dihukum alam jika peri pelindung dan Kaisar tidak akan ada ikatan cinta. Jika terjadi maka keduanya akan hancur," jelas Puca. "Tapi aku Saidon, bukan Kaisar Azura. Jadi mulai sekarang perhatikan tingkahmu!" jawab Saidon tegas. Alula hanya menunduk saja, rambut pirang sebahunya mulai berkibar tersapu angin. Saidon langsung memalingkan wajahnya sebab kecantikan Alula begitu sempurna.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Legenda Kaisar Naga

read
90.3K
bc

Romantic Ghost

read
162.3K
bc

Kembalinya Sang Legenda

read
21.7K
bc

AKU TAHU INI CINTA!

read
8.8K
bc

Time Travel Wedding

read
5.2K
bc

Putri Zhou, Permaisuri Ajaib.

read
3.1K
bc

The Alpha's Mate 21+

read
146.2K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook