bc

KEINARRA

book_age16+
24.4K
FOLLOW
236.9K
READ
goodgirl
CEO
boss
drama
sweet
like
intro-logo
Blurb

Keinarra, seorang gadis dengan gelar S3 pendidikan dan menjadi dosen termuda di kampus dimana ia mengajar, beberapa kali ia terlibat insiden dengan pria matang bernama Bian yang ternyata ayah dari mahasiswinya di kampus. insiden yang tak hanya sekali tapi berkali kali makin mendekatkan hubungan mereka, mereka berpacaran tapi saat kedua orangtua Keinarra tahu tentu saja mereka tidak menyetujui hubungan Bian dan Keinarra bahkan menjodohkan Keinarra dengan putra teman mereka.

saat pesta pernikahan akan berlangsung Keinarra memutuskan pergi jauh, akankah Bian menemukan Keinarra dan membawanya kembali?

chap-preview
Free preview
part 1
Namaku Keinarra Disha Alea, usiaku 25 tahun dan diusia ini aku sudah menyandang gelar doctor, hebat bukan? bukannya aku sombong tapi memang itulah kenyataannya. Dari SMA aku mengambil kelas akselerasi dan wisuda S1 di usia 19 tahun, wisuda S2 di usia 21 tahun dan S3 di usia 23 tahun, dimana di usia itu harusnya masih mengerjakan skripsi. Tapi aku sudah melalui masa masa itu, aku bergelar doktor dibidang pendidikan gelarku adalah Keinarra Disha Alea Ed.D kalian tahu kenapa karena aku mengambil pendidikannya di USA bukan di Indonesia. Setelah wisuda aku tinggal selama 1,5 tahun di Amerika dan mengajar di universitas dimana aku mendapat gelar S2 ku, sebenarnya aku malu karena semua dosen di universitas itu sudah berumur diatas 45 tahun sedangkan aku masih bau kencur. Jadi aku putuskan untuk pulang ke Indonesia saja dan melamar sebagai dosen di universitas negeri terkenal di Jakarta. Aku senang mereka menerima aku mengajar disana walau usiaku hampir sama dengan usia mahasiswa S2 mereka. Papa dan mama memintaku cuti dulu karena mereka ingin menghabiskan waktu denganku karena selama kuliah di USA kepulanganku ke Indonesia bisa dihitung dengan jari dengan kata lain aku jarang pulang. Tapi aku bersikeras karena tak ingin ilmu yang aku dapat hanya diam di otakku, aku ingin membagi dengan mahasiswa mahasiswa yang akan aku ajar nanti. Akhirnya papa mengalah, sebenarnya ia ingin aku mengajar di universitas yang didirikan oleh keluarga tapi aku tak mau, karena akan membuat aku seenaknya disana, lebih baik aku mengajar di universitas lain saja. Baru sebulan aku pulang ke Indonesia, dan lusa aku mulai mengajar. Hari ini aku ingin jalan jalan berkeliling kota Jakarta dimana itu tak pernah aku lakukan saat pulang dulu. Aku keluar dari kamar mengenakan pakaian santai celana bahan warna khaki dibawah lutut dan kaos lengan panjang, aku menuruni tangga saat mama menyapaku. "Mau kemana Kei..?" "Mau jalan ke mall ma." "Memangnya di USA nggak ada mall, bukannya disana mallnya lebih oke dari yang ada disini?" "Oh God ma, aku disana studying ma, not playing." "Ya ya ya I know honey. Ya sudah sana pergi, sama siapa kamu?" "Ada janji sama Mika dan Reny ma, aku kan sudah lama tidak bertemu mereka." "Okey honey, jangan terlalu malam pulangnya." "Come on Ma, I even not go yet. Aku bahkan belum berangkat ma." Itulah nasehat mamaku, jangan terlalu malam pulangnya, ayolah ma aku bahkan masih berada di hadapannya tapi beliau sudah mengatakan hal itu. Tak heran mama sangat protektif padaku karena aku adalah anak bungsu mereka, kakak kakak aku juga sama denganku lulus S3 di usia 25 tahun, papa dan mama memang tidak menuntut kami anak anaknya jadi seperti itu tapi itu keinginan kami sendiri sebagai anak. Kami tahu papa juga menamatkan pendidikan S3 nya di usia muda, jadi kami sebagai anak ingin membanggakannya dengan melakukan hal sama. Dan kalian tahu hanya aku yang mengambil gelar doktor di bidang pendidikan, sedangkan Kakak kakak aku ambil pendidikan di bidang bisnis. Itu mereka lakukan karena ingin membantu mengurus perusahaan papa. Sedangkan aku dengan seenaknya mengambil doctor of education, papa awalnya tidak menyetujui keinginanku itu tapi aku adalah putri kesayangannya, tentu saja aku merengek sedikit saja papa akan luluh. Kakak sulung ku bernama Keinaro Andra Wiranata, usia 29 tahun sedangkan kakak keduaku bernama Keilana Dara Michelle, usia 27 tahun. Jarak usia kami hampir sama yaitu 2 tahun. Sebenarnya aku punya adik laki laki jika ia masih hidup tapi sayangnya ia meninggal saat dilahirkan. Aku melangkahkan kakiku memasuki mall terbesar di Jakarta, kuedarkan pandanganku menyusuri setiap sudut mall. Ah masa remajaku memang suram tak pernah menginjakkan kakiku di mall atau di cafe. Bukannya papa dan mama melarangku tapi memang keinginanku sendiri. Aku lebih memilih menghabiskan waktu di kamar belajar, atau di perpustakaan membaca. Tapi bukan berarti aku kuper ya, aku masih mengikuti tren fashion di dunia. Aku suka gaya fashion kak Lana yang sosialita banget, tapi gaya itu tidak tepat buat aku. Aku suka gaya casual tapi tidak terlalu tomboi juga. Kuikat rambutku yang sejak tadi aku gerai, aku memiliki rambut panjang sepunggung dan aku tak pernah memotongnya secenti pun. Aku kuncir kuda rambut hitamku, aku mencari keberadaan sahabat sahabatku, Mika dan Reny tapi aku tak melihat batang hidung mereka. Mereka adalah sahabatku di SMA, tapi kami berpisah karena aku mengambil kelas akselerasi, sehingga saat mereka kelas 2 aku kelas 3 tapi kami tetap bersahabat hingga sekarang. Aku tahu kepandaian mereka biasa biasa saja tapi aku suka bersahabat dengan mereka karena aku merasa jadi gadis normal jika bersama mereka. Mereka hanya menyelesaikan pendidikan S1 saja dan sejak selesai wisuda mereka bekerja di perusahaan yang sama, sebuah perusahaan ternama di Jakarta. Aku lihat mereka melambaikan tangan di sebuah cafe lantai 2, aku pun melambaikan tanganku dan bergegas menaiki eskalator tapi sebelum naik seseorang menabrak tubuhku dari belakang hingga membuat tubuhku terjerembab tengkurap di lantai mall. "Aduh maaf... maaf," seorang gadis mencoba membantu aku berdiri. "Kamu tahu ini tempat umum, kenapa kamu lari lari seperti anak kecil?" omelku padanya.  "Hei.. saya kan sudah minta maaf, saya buru buru," jawabnya segera berlari meninggalkan aku. "Dasar anak jaman now, tidak punya sopan santun," rutukku dalam hati. Aku naik eskalator dan mendatangi kedua sahabatku di meja sebuah cafe. "Lama banget kamu Kei?" "Kamu?... biasa juga elo gue?" jawabku pada Reny. "Hahaha aku pikir elo lupa bahasa kita, kirain elo hanya bisa you, me and us," tambah Reny. "Ngeledek aja lo, itu tadi gue di tabrak cewek hingga jatuh." "Mana ceweknya, biar gue labrak," ucap Mika kemudian berdiri celingak-celinguk. "Sudah pergi, udah biarkan saja." Kami pun melepaskan rindu setelah bertahun tahun tidak berjumpa dengan membahas segala topik dari pengalaman kerja pertama, terutama aku yang memulai karier mengajarku di USA. Hingga akhirnya mereka yang bertanya dan aku menjawab semua ke ingintahuan mereka berdua. "Elo pernah pacaran dong Kei di sana?" tanya Mika. "Ya elah Mik, boro boro, gue belajar kerjaannya kalau hari libur," jawabku cuek. "Ya rugi dong Kei, nggak ada pengalaman kissing sama orang bule." Aku menoyor kepalanya pelan. "Enak aja, elo suruh gue obral bibir disana?!" gerutuku padanya, Mika ini memang orangnya cantik biarpun otak pas pasan, dia yang paling berpengalaman dalam hubungan cinta, sedangkan aku nol besar karena tidak pernah merasakan apa yang dinamakan pacaran, kalau suka dengan seseorang mungkin beberapa kali saat SMA dan saat kuliah tapi thats it, tidak lebih tidak ada acara pacaran dan lainnya. Sedangkan Mika, aku tak dapat menghitung berapa kali ia berganti pacar, tapi walau ia seperti itu, Mika masih memegang teguh prinsip ketimuran dimana no s*x before married, prinsip itu juga yang aku dan Reny pegang. Kalau Reny ini adalah tipe gadis setia, aku hanya pernah melihatnya pacaran sekali saat SMA, saat kuliah juga. Walau terpisah jarak kami tetap keep in touch sehingga semua informasi penting tentang mereka aku tahu, sedangkan saat ini kami sedang membicarakan topik tak penting. Ups.... Kami bertiga ngobrol tak tentu arah hingga membicarakan tentang teman teman kami saat SMA, nostalgia istilahnya. Tak terasa hampir seharian kami ngobrol, entah berapa makanan dan minuman yang masuk dalam perut kamu dari siang hingga hari beranjak malam. Hingga suara dering ponselku memecah konsentrasi obrolan kami. Dengan malas aku mengambil ponselku di dalam tas Selempangku yang berwarna coklat dengan tulisan Chicago, tas itu memang aku beli disana saat liburan musim panas beberapa tahun lalu. Kulihat tulisan kak Lana calling di layar ponselku. "Iya kak kenapa?" "Kamu dimana Kei...mama khawatir nih kamu nggak pulang pulang." "Aku di mall kak, aku kan tadi sudah pamit sama mama." "Iya, tapi kamu berangkat pagi, sedangkan ini sudah malam adikku Keinarra." "Ya ampun, sudah malam. Ya udah aku pulang sekarang kak bye." Aku memutuskan sambungan telepon kak Lana dan bergegas pamit pada Mika dan Reny. Tapi mereka tak beranjak dari duduk mereka untuk pulang, dan ternyata mereka sedang double date. Aku menghembuskan nafasku kasar, hanya aku yang masih jomblo dan ini adalah malam Minggu. Kalau aku tetap disini bisa bisa aku hanya jadi kambing congek yang melihat pasangan sedang jalan di mall ini. Harusnya aku tahu mereka berdua itu sudah punya kekasih masing masing, tentu saja akan punya acara sendiri. Tidak seperti ku yang masih jomblo di usia 25 tahun, tapi itu pilihanku sendiri dan aku tidak menyesalinya jika itu yang kalian tanyakan. Aku keluar dari mall menuju pelataran parkir mall yang cukup luas, walau aku tidak membawa kendaraan tetapi keluar masuk mall ini dengan atau tanpa membawa kendaraan tetap harus melintasi pelataran parkir mall. Dengan tergesa aku berjalan di area parkir, ponselku terus berdering dan itu dari kak Lana dan pasti memintaku segera pulang. Aku hanya melihat ponselku sebentar dan kembali memasukkannya dalam tas Chicagoku sambil terus berjalan, aku yang fokus pada tas dan ponselku tak menyadari jika pelataran parkir ini ramai hingga aku menabrak sesuatu eh bukan tapi seseorang. Tubuhku terhuyung tak bisa menjaga keseimbangan sehingga terjerembab ke depan, kupejamkan mataku pasrah akan apa yang terjadi pada tubuhku. tapi sepertinya aku tidak jatuh terlalu keras karena aku tidak merasakan sakit. Aku buka kedua mataku dan terpekik karena tubuhku berada di atas seseorang, sungguh posisi yang tidak menguntungkan dan memalukan saat aku melihat aku berada di atas tubuh seorang pria. Wajahku Membentur d**a pria itu, wangi maskulin tubuhnya menguar masuk indera penciumanku. Sepersekian detik aku menyadari kejadian memalukan itu dan segera berdiri. Pria itu juga berdiri dan saat kulihat wajahnya aku rasa usianya tak jauh dari usia papaku. "Maaf...maaf om, saya tidak sengaja," ucapku kemudian menyadari matanya menatapku tajam seperti akan menelanku hidup hidup. "Kalau jalan di pelataran parkir jangan meleng, banyak mobil, kalau kamu tertabrak bagaimana!" bentaknya padaku membuat nyaliku ciut dan segera meninggalkannya. "Sekali lagi maaf om," dan aku tak tahu apa yang ia katakan karena aku segera berlari meninggalkannya. Main cast: Keinarra Disha Alea, 25 tahun. Fabian Aprilio Wijaya, 42 tahun. Lynagabrielangga.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Marriage Agreement

read
590.3K
bc

Dosen Killer itu Suamiku

read
310.0K
bc

The Unwanted Bride

read
110.9K
bc

Love Match (Indonesia)

read
172.4K
bc

Mengikat Mutiara

read
141.9K
bc

Turun Ranjang

read
578.5K
bc

LARA CINTAKU

read
1.5M

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook